Berita Surabaya
OJK Gelar JIFest 2022 untuk Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur menggelar Jatim Inclusion Festival (JIFest) dalam rangka menyambut Bulan Inklusi Keuangan 2022.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Berita Surabaya
SURYA.co.id | SURABAYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur menggelar Jatim Inclusion Festival (JIFest) dalam rangka menyambut Bulan Inklusi Keuangan 2022.
Di hari pertama yang digelar Kamis (27/10/2022) di grand atrium Pakuwon Mall, Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis OJK Regional 4 Jatim, Dedy Patria mengatakan, bila inklusi keuangan di Jatim terus mengalami peningkatan.
"Pada 2019 nilai inklusi keuangan Jatim berada di angka 89. Tapi tadi saya ada acara dengan Gubernur (Khofifah), beliau menyampaikan sudah 90 lebih inklusinya. Nanti kita pastikan datanya, yang pasti meningkat terus," kata Dedy, seusai memberi paparan tentang Kebijakan OJK Untuk Mendorong Pemulihan Ekonomi dan Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan.
Meski inklusi keuangan di Jatim meningkat, Dedy mengakui untuk capaian literasi angkanya masih rendah, atau belum setinggi inklusi, di mana masih banyak masyarakat yang belum paham terhadap produk keuangan atau investasi yang mereka lakukan.
Menurut Dedy, gap tersebut yang harus diperbaiki, agar kenaikan nilai inklusi juga diiringi dengan peningkatan literasi keuangan.
"Karena gap inilah yang banyak membuat masyarakat terjebak dalam investasi bodong, atau membeli produk yang tidak jelas," jelas Dedy.
Dirinya berharap, kegiatan JIFest yang digelar hingga Minggu (30/10/2022) itu, bisa semakin meningkatkan inklusi keuangan termasuk literasi keuangan masyarakat Jatim.
"Nah di akhir kegiatan, kami juga bakal mengumpulkan seluruh data dari industri yang terlibat, untuk melihat apa yang mereka capai selama festival digelar," beber Dedy.
Pihaknya secara umum ada target inklusi, tapi untuk masing-masing industri pasti ada target nominal masing-masing.
"Target produk, rekening, itu target mereka masing-masing," pungkas Dedy.
Sementara itu, dalam materi yang disampaikan, prediksi krisis ekonomi dan resesi di tahun 2023 membuat OJK menyiapkan beberapa langkah untuk antisipasi.
Pertama, mengedepankan keseimbangan antara menjaga stabilitas sektor keuangan dengan upaya terus
mendukung pemulihan perekonomian.
Kedua, menjaga ketahanan dan stabilitas sektor jasa keuangan di tengah meningkatnya risiko perekonomian global dengan meminta Lembaga Jasa Keuangan (LJK) untuk menyediakan buffer yang memadai baik dalam bentuk kesiapan level pencadangan risiko kredit dan pasar maupun tingkat likuiditas di tengah peningkatan kinerja intermediasi yang diharapkan masih terus berlanjut.
Ketiga, memitigasi scarring effect akibat pandemi dengan dukungan kebijakan dari Pemerintah dan otoritas moneter untuk memberikan dukungan yang targeted, termasuk UMKM dengan mempertimbangkan konsistensi pemulihan ekonomi sektoral.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/direktur-pengawasan-ljk-2-dan-manajemen-strategis-ojk-jatim-dedy-patria.jpg)