Berita Surabaya
Pakar Farmasi Ubaya: Etilen Glikol dan Dietilen Glikol Bersifat Cemaran pada Obat Sirup Anak
senyawa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) dalam pada obat sirup anak jika dosis melewati ambang batas tertentu maka akan jadi berbahaya
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
Karena itu, bagi anak-anak yang menderita penyakit ini perlu dilihat riwayat lahir, apakah usia cukup dalam kandungan atau prematur.
Jika dari prematur ada catatan khusus terkait dengan perkembangan organ.
"Kemungkinan besar salah satunya pre-organnya belum menjadi seperti orang dewasa yang kapasitanya kerja organnya sudah optimal," imbuh dia.
Namun, menurut Eko, pada anak-anak usia 2 tahun secara fisologi ini sudah semestinya organ bekerja secara optimal seperti orang dewasa.
Kebijakan Pemerintah Sudah Tepat
Di Indonesia, hingga saat ini baik Kemenkes dan BPOM masih melakukan investigasi secara lebih menyeluruh terhadap senyawa yang terkandung pada obat sirup.
Keputusan pemerintah dalam menghentikan sementara konsumsi sirup pada anak, dinilai Eko tepat.
Dosen Farmasi Ubaya ini menilai jika Kemenkes berusaha untuk memprotect agar kasus tidak terus meningkat.
Mengingat, fasilitas peralatan hemodialisis terbatas di masing-masing rumah sakit.
Pemerintah juga menganjurkan agar anak-anak diberikan obat puyer untuk konsumsi jika mengalami sakit dengan resepan dokter.
Meski ada rasa pahit, Eko menyarankan agar orang tua menambahkan madu saat konsumsi obat untuk anak.
Penggunaan Obat Herbal
Sementara pada obat herbal, masyarakat bisa meracik obat penurun panas dengan bahan daun alang-alang yang direbus.
Hal itu tentu saja, tidak menjamin keefektifan obat dalam menurunkan demam anak.
"Kalau ditanya, ada alternatif pengganti obat sintetis atau tidak? Tentu ada. Bisa menggunakan herbal. Tapi jika dituntut untuk sama efektifnya (penurunan demam) ini jadi isu lain. Karena datanya sementara ini tidak ada," jabarnya.