Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya
3 KISAH PILU Aremanita Korban Tragedi Kanjuruhan: Hilang Ingatan hingga Tangan Tak Bisa Digerakkan
Tragedi Kanjuruhan menyimpan kisah pilu bagi para aremanita yang menjadi korbannya. Ini 3 kisah pilu aremanita korban tragedi kanjuruhan.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang menyimpan kisah pilu para aremanita, sebutan wanita suporter Arema FC.
Sebab, dari 132 korban tewas tragedi Kanjuruhan itu, 42 di antaranya wanita, dan sisanya 90 laki-laki.
Ironisnya, kebanyakan korban tewas tragedi Kanjuruhan ini remaja dan muda, usia 12-24 tahun. Sementara satu korban masih Balita berusia 4 tahun.
Tak hanya menjadi korban tewas , banyak aremanita yang harus menderita luka-luka yang cukup parah dalam tragedi itu.
Bahkan ada yang sampai mengalami trauma stroke hingga hilang ingatan.
Baca juga: 5 FAKTA Kisah Korban Tragedi Kanjuruhan: Cahayu Nur Hilang Ingatan, Bocah SMP Matanya Belum Normal
Berikut 3 kisah pilu aremanita korban tragedi Kanjuruhan yang berhasil dihimpun surya.co.id:
1. Tangan Kevia tak bisa digerakkan
"Tolong-tolong... banyak orang menangis, teriak histeris," itu lah yang didengar dan dirasakan Kevia Naswa Ainur Rohma saat berada di dalam stadion ketika tragedi Kanjuruhan terjadi, Sabtu (1/10/2022).
Kevia mendengar suara teriakan histeris itu dari Aremania yang berdesak-desakan keluar dari tribun 14 Stadion Kanjuruhan.
Diceritakan Kevia, setelah laga Arema Vs Persebaya selesai, dia masih berada di atas tribun.
Dia melihat, ada empat gas air mata yang ditembakkan oleh aparat ke tribun 13 Stadion Kanjuruhan.
Tembakan gas air mata itu, membuat para suporter berlarian untuk menyelamatkan diri dan berusaha keluar dari stadion.
Kepanikan inilah, yang membuat masing-masing pintu di Stadion Kanjuruhan dipenuhi oleh Aremania yang berusaha untuk menyelematkan diri.
"Awalnya saya mau keluar dari pintu 13. Tapi kondisinya di sana penuh. Kemudian, saya beralih ke pintu 14, sembari menghindari gas air mata," terangnya.