Tragedi Arema vs Persebaya
Kisah Pilu Cahayu Nur Dewata Korban Tragedi Kanjuruhan Hilang Ingatan dan Mata Masih Memerah
Kisah pilu menghampiri seorang Aremanita korban tragedi Kanjuruhan, Cahayu Nur Dewata hingga kini masih hilang ingatan.
Dari hasil diagnosa dokter, Cahayu mengalami pendarahan di otak, yang menyebabkan gegar otak ringan.
Hal ini yang menyebabkan, Cahayu kehilangan ingatan, dalam beberapa waktu terakhir.
"Saat di rumah sakit itu, kalau lihat orang banyak selalu berteriak ketakutan. Kadang juga melamun dan berbicara sendiri,"
"Yang dia ingat, adalah ingatan dirinya saat kecil, saat masih SD. Tapi yang kemarin-kemarin ini dia sudah lupa, seperti keputus-putus," ujarnya.
Kini, kondisi Cahayu masih nampak lemas. Kelopak matanya berwarna merah, akibat terkena gas air mata.
Tangan kanannya tak bisa digerakkan. Dia hanya bisa bermain ponsel untuk mengingat-ingat kembali kenangannya saat Tragedi Kanjuruhan.
"Baru kemarin ini saya pegangi ponselnya, setelah saya melihat kondisinya semakin membaik. Ya Alhamdulillah, setelah melihat ponselnya, perlahan-lahan, dia mulai ingat," ucapnya.
Sembari memegangi ponsel, Cahayu juga menunjukkan, foto-foto dia bersama temannya saat berada di tribun 12 Stadion Kanjuruhan.
Dia juga menunjukkan foto bersama teman perempuannya, yang menjadi korban meninggal dunia saat Tragedi Kanjuruhan.
"Ini teman saya. Namanya Najwa. Dia sudah meninggal dunia," kenang Cahayu sembari menunjukkan fotonya bersama almarhum di Stadion Kanjuruhan.
Saat ini, Cahayu menjalani rawat jalan di rumahnya yang berada di Jalan Pulau Galang No. 2, Ciptomulyo, Kota Malang.
Dia juga akan menjalani terapi untuk memulihkan kembali, tangan kanannya agar bisa digerakkan.
"Harapan saya, anak saya ini bisa segera sembuh, segera pulih, agar bisa kembali ceria. Karena sebelum kejadian dia selalu ceria. Dan selalu merawat neneknya yang saat ini juga sakit," tandasnya.
Temuan Komnas Ham
Sementara itu, sebuah video eksklusif yang direkam saat detik-detilk tragedi Kanjuruhan menjadi bukti penting yang kini ada di tangan Komnas HAM.