DAFTAR 14 Pelajar Kota Malang Korban Tewas Tragedi Arema vs Persebaya, Ibu: Keluar Darah Telinganya
14 pelajar kota malang menjadi korban tewas tragedi Arema vs Persebaya di stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Ini curhat pilu ibu
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Musahadah
Dari pihak RS memang minta jenazahnya divisum. Tapi ia menolak. Alasan RS agar dilakukan visum agar dapat ganti asuransi.
"Tapi saat itu saya gak mikir lagi soal asuransi. Tapi bagaimana anak saya cepat pulang," imbuhnya.
Sehingga ia masih membayar biaya administrasi dan ambulans. Rafi dimakamkan di TPU Sawojajar di JL Sawojajar gg 19 pada Minggu pagi (2/10/2022) jam 09.00 WIB.
Saat dimandikan, ia melihat ada luka memar hitam di samping leher.
Selain itu keluar darah pada kedua telinganya.
Bahkan saat dimandikan, darah itu keluar terus.
Dari keterangan dua kakak Rafi pada Cece, suasana di stadion awalnya baik-baik saja. Penonton tertib. Tapi kemudian ada suporter yang ke lapangan dan kemudian ditarik ke tribun.
Lalu ada aksi penyemprotan gas airmata ke tribun.
"Kok gak air saja," cetusnya.
Ia melihat kejadian di Kanjuruhan sangat tragis karena banyak nyawa melayang.
Rumah Rafi banyak dikunjungi pentakziah. Termasuk guru-guru di SDN Sawojajar 6 dimana ia adalah alumnusnya.
Tiga guru awalnya datang agak siang tapi Ibu Rafi sedang menerima bantuan dari Mensos.
Kemudian kembali lagi agak sore dengan empat guru. Salah satu guru Rafi di SD itu adalah Nita yang pernah jadi wali kelas 3.
"Saya kalau mengingat kejadian ini jadi merinding dan ingat Rafi saat kelas 3 SD dulu. Anaknya aktif dan punya banyak kawan. Ia juga aktif di kesenian hadrah," ceritanya. Rafi berperawakan kecil. Meski sudah lulus, tapi sebagai alumnus kadang ia main ke sekolah.
Ia juga membaca berita di media soal kejadian di Kanjuruhan itu. Termasuk ada nama muridnya sehingga tahu jika Rafi jadi korban.