Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya

TANGISI Tragedi Arema vs Persebaya, Gilang Widya Pramana: Saya Tak Cari Uang di Arema Ini Kebanggaan

den Arema FC Gilang Widya Pramana menangis mengungkit tragedi Arema vs Persebaya yang menewaskan ratusan orang di stadion Kanjuruhan.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Musahadah
kolase surya/purwanto/dyah ayu
Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana menangis mengungkit tragedi Arema vs Persebaya yang menewaskan ratusan orang di stadion Kanjuruhan. 

SURYA.co.id | MALANG - Presiden klub Arema FC Gilang Widya Pramana menangis saat mengungkit tragedi Arema vs Persebaya Surabaya yang menewaskan lebih 100 orang di stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). 

Dikatakan Gilang, sampai saat ini dia masih sangat syok dan sedih atas tragedi Arema vs Persebaya sabtu malam. 

"Jujur kami sangat shock, sangat sedih, kami tidak bisa berkata kata kenapa sampai bisa sampai ratusan korban. Kami sangat berkabung dan berduka sedalam dalamnya,” kata Gilang Widya Pramana sambil menangis saat konferensi pers terkait tragedi Arema vs Persebaya di kantor Arema FC, Senin (3/10/2022).

“Kejadian ini benar benar diluar prediksi dan di luar nalar kami. Dimana satu stadion adalah pendukung Arema tanpa ada satupun pendukung lawan, bisa terjadi insiden ini,” tambahnya.

Gilang juga berkali-kali meminta maaf kepada korban, keluarga korban dan pihak-pihak terkait atas tragedi Arema Vs Persebaya Surabaya tersebut.   

Baca juga: UPDATE Daftar Nama Korban Arema vs Persebaya, Keseluruhan Mencapai 304 Orang

"Kejadiannya mungkin tidak ada di dunia, dan itu ada di dunia. Maka dari itu saya benar-benar sekali lagi minta maaf kepada korbn, keluarga korban, masyarakat indonesia, kepada semua tim liga 1, PSIS, kepada presiden atas kejadian yang menimpa Arema," sebut Gilang dalam konferensi pers yang digelar, Senin (3/10/2022). 

Gilang mengaku setiap kali menonton Arema selalu menyempatkan untuk berkeliling menyapa para suporter.

"Mereka semua tidak ada yang anarkis. Mereka suporter yang baik. Arema suporter yang bijak.

Tapi, malam itu saya tidak menyangka bakal terjadi seperti itu. Saya mohon maaf," ucapnya berkali-kali dengan suara serak menahan tangis. 

Gilang juga menyinggung adanya sanksi komdis yang melarang menyelenggarakan laga selama semusim. 

Menurutnya, pihaknya menyampaikan siap menerima apapun sanksi.

"Apapun yang akan kita dapatkan, kIta akan terima," katanya. 

Gilang membeber selama di Arema dia tidak memiliki motif mencari keuntungan pribadi. 

"Disitu kita tidak ada maksud apapun. Saya tidak ada maksud sama sekali untuk mencari uang di Arema.
Saya selama jadi presiden, tidak ada satu rupiah pun yang masuk ke rekening saya," katanya.

Dikatakan Gilang, apa yang dilakukan ke Arema adalah sebagai wujud kebanggaan sebagai arek malang.

"Semua saya lakukan demi Arema. Suatu kebangggan. Saya tulus pangabdian bagi Arema," ungkapnya. 

Gilang berharap setelah ini tidak ada satu pun nyawa yang hilang dalam sepakbola karena menurutnya nyawa  lebih berharga dari sepakbola.

"Semoga ini jadi pelajaran, jadi hikmah agar lebih baik lagi," harapnya.

Saat disinggung terkait penyelidikan kasus ini, menurut Gilang, manajemen Arema siap mensuport untuk menginvestigasi kejadian ini.

"Kita berharap kejadian ini bisa diusut tuntas sampai ke akar-akarnya," tukasnya. 

Sebelumnya, Gilang bersama Manajer tim Ali Rifki datang ke Stadion Kanjuruhan Kanjuruhan pasca tragedi Arema Vs Persebaya yang merenggut nyawa ratusan Aremania, Minggu (2/10/2022).

Ali Rifki mengatakan saat kejadian pihaknya melihat banyak Aremania yang sudah tak sadarkan diri.

Bahkan ia mengaku sempat ikut mengangkat jenazah Aremania.

“Banyak yang meninggal. Saya ikut ngangkat jenazah. Ini pukulan besar bagi kita semua,” kata Ali Rifki, Minggu (2/10/2022).

Akibat kejadian ini, Arema FC selaku tim tuan rumah dipastikan akan mendapat sanksi keras dari Komdis PSSI dan juga denda dengan nominal yang tentunya tak sedikit.

Terkait ancaman sanksi dan denda yang akan didapatkan klubnya, Ali mengaku tak peduli soal hal itu.

“Saya, manajemen tidak peduli dan tidak memikirkan sanksi. Yang kami pikirkan ialah keluarga korban dan korban yang akan kami datangi Insyallah satu persatu,” jelasnya.

Keluarga Korban Pingsan

Seorang anggota keluarga korban tragedi Arema vs Persebaya jatuh pingsan, saat menerima bantuan sosial dari Kemensos RI yang diberikan Menko PMK Muhadjir Effendy di kantor Kecamatan Lowokwaru Malang, Senin (3/10/2022).
Seorang anggota keluarga korban tragedi Arema vs Persebaya jatuh pingsan, saat menerima bantuan sosial dari Kemensos RI yang diberikan Menko PMK Muhadjir Effendy di kantor Kecamatan Lowokwaru Malang, Senin (3/10/2022). (surya.co.id/rifky edgar)

Seorang pria paruh baya pingsan, usai menerima bantuan dari Kementerian Sosial RI yang diberikan oleh Menko PMK, Muhadjir Effendy di kantor Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Senin (3/10/2022).

Pria tersebut pingsan, usai melakukan salaman dan berpelukan dengan mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.

Peristiwa tersebut terjadi di luar dugaan.

Sebab, pada saat itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini, bersama Menko PMK Muhadjir Effendy, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah dan Pemerintah Daerah dari Kota dan Kabupaten Malang sedang memberikan santunan kepada korban tragedi Kanjuruhan.

"Pak pak pak tolong medis tolong medis ayo," ucap Tri Rismaharini yang berada di belakang Muhadjir.

Petugas medis pun kemudian bergegas segera menolong bapak tersebut.

Sedangkan Menko PMK tetap memegangi bapak tersebut sampai jatuh ke lantai.

Hingga akhirnya, bapak tersebut digotong ke kursi untuk mendapatkan penanganan dari petugas medis.

Sebelum menerima santunan, pria yang belum diketahui namanya tersebut terlihat syok, karena telah ditinggal oleh anaknya.

Selain dia, warga lain yang kebanyakan merupakan orang tua juga tak kuasa menahan tangis, karena telah ditinggal oleh anak dan sanak saudaranya.

Saat Tri Rismaharini mengajak ngobrol keluarga korban, rata-rata anak mereka yang meninggal dunia usia 17-20 tahun.

Usai bapak tersebut ditangani oleh petugas, acara dilanjutkan dengan pemberian santunan ahli waras, kepada korban tragedi Kanjuruhan.

Masing-masing ahli waris menerima santunan sebesar Rp 15 juta dan paket sembako berupa beras 5 kg yang berisi minyak 2 liter, kecap, saus sambal, susu kental manis, biskuit, sarden, kopi dan teh. 

"Kami ada santunan untuk bencana alam dan bencana sosial. Bencana sosial juga ada seperti konflik di Papua dan beberapa tempat kami juga menangani,"

"Standarnya itu Rp 15 juta per korban, korbannya satu keluarga ada dua kami berikan dua, kalau tiga ya kita berikan tiga," ucap Risma saat jumpa pers.

Selain itu, Kemensos RI juga akan memberikan bantuan khusus kepada korban tragedi Kanjuruhan ini.

Seperti pemberian santunan dan pendampingan kepada masyarakat yang telah ditinggal oleh kepala keluarga, atau anaknya yang ditinggal oleh orang tuanya.

"Saat ini masih kami data, kami kumpulkan. Terutama yang ditinggalkan bapaknya, yang selama ini mencari nafkah itu yang kita tangani khusus sosial untuk anak-anaknya," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved