Berita Entertainment

BIODATA Kriss Hatta, Artis yang Pacari Anak 14 Tahun dan Dikritik karena Lakukan Child Grooming

Lama tak muncul, artis Kriss Hatta langsung buat publik gempar karena mengaku sedang menjalin kasih dengan anak usia 14 tahun.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Instagram
Tak hanya romansa yang dinilai tak biasa, perilaku Kris Hatta ini juga menjadi sorotan lantaran dinilai mengarah pada perilaku grooming. 

Ia juga pernah beradu akting dengan aktris papan atas Luna Maya lewat film Hi5teria pada tahun 2012.

Dikecam Kalis Mardiasih

Kasus ini pun turut menarik perhatian dari aktivis perempuan Kalis Mardiasih. Melalui postingan Instagramnya, Kalis mengingatkan mengenai child grooming.

“Child grooming adalah aktivitas membangun ikatan emosional dan rasa percaya lewat hubungan romantik yang dilakukan orang dewasa kepada anak di bawah umur,” tulis Kalis Mardiasih seperti dikutip Tribunnews, Rabu (28/9/2022).

Ia pun menekankan jika child grooming kerap kali menjadi modus awal pelecehan seksual kepada anak.

Menurutnya, 90 persen korban kekerasan terhadap anak dilakukan oleh orang-orang yang dikenal dan dipercaya.

Beberapa tahap-tahap child grooming, kata Kalis seperti menargetkan calon korban usia anak-anak, upaya mendapatkan kepercayaan, isolasi (kencan atau travelling). Lalu seksualisasi hubungan, dan mengelola kontrol atau kuasa.

Mengenal Perilaku Grooming

Melansir Kompas.com, psikiater forensik Amerika Michael Mark Welner, M.D. mengatakan dalam situs oprah.com, grooming merupakan proses di mana pelaku membujuk korban ke dalam hubungan seksual dan menjaga hubungan tersebut secara diam-diam.

Hubungan ini merupakan balutan terluar dari grooming. Pelaku juga berusaha untuk memisahkan korban dari teman dan keluarganya dengan menggambarkan diri mereka sebagai orang yang istimewa bagi korbannya.

Menurut dia, ada enam tahapan pelaku melakukan grooming. Pertama, pelaku menentukan korban yang biasanya kurang memiliki perhatian dari orang tua.

Kedua, pelaku akan mencari cara untuk mendapatkan kepercayaan korban dengan memberikan korban perhatian dan kehangatan.

Ketiga, pelaku memenuhi kebutuhan korban. Keempat, pelaku akan mengisolasi korban dari pergaulannya.

Kelima, pelaku akan mulai melakukan aktivitas seksual mulai dari meminta foto, menyentuh dan merangsang keingintahuan anak tentang hubungan seks. Di tahapan ini, pelaku memiliki kesempatan untuk mengatur orientasi seks anak.

Terakhir, pelaku akan mengontrol dan mengintimidasi anak dengan pemerasan. Biasanya korban ingin menjauh. Namun, pelaku terlanjur memiliki banyak kekuatan untuk mengontrol korban.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved