Berita Mojokerto
Ricuh Unjuk Rasa Mahasiswa Menolak Kenaikan Harga BBM di Mojokerto, Disebut Polisi Pukul Pendemo
Unjuk rasa mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM di Mojokerto ricuh, ada dugaan kekerasan yang dilakukan personel kepolisian terhadap mahasiswa
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Cak Sur
Tuntutan mahasiswa adalah, menuntut DPRD Kota/Kabupaten Mojokerto mengusulkan pencabutan kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM subsidi lantaran telah mengorbankan kondisi ekonomi rakyat khsusus kelas bawah, UMKM yang belum sepenuhnya pulih akibat pandemi Covid-19.
Mengawasi penyaluran BBM subsidi dari pusat ke daerah secara transparan dan tepat sasaran.
Menuntut adanya Perbub/Perwali berkaitan dengan stabilitas ekonomi daerah, menekan inflasi dan persoalan ekonomi rakyat.
"Saya minta pemerintah juga memperbanyak terkait UMR harus dinaikkan karena dari Rp.10 ribu (BBM Subsidi) kenaikan harga hampir 30 persen sehingga pendapat masyarakat juga harus naik," ucap Rofi'i.
Dia mengatakan, soal aksi unjuk rasa yang sempat ricuh dengan petugas bersangkutan merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap Pemerintah Daerah dan DPRD Kota Mojokerto.
Para mahasiswa tidak puas dengan dewan yang bertele-tele, dan tidak ada solusi terkait aspirasi mereka yang menginginkan Pemerintah Daerah mengusulkan pembatalan kenaikan harga BBM subsidi.
"Ini bentuk kekecewaan kami, apalagi dewan DPRD Kota menyampaikan pun tidak memuaskan kami, sehingga itu tindakan kekecewaan kami terhadap Pemerintah Kota Mojokerto khususnya dan juga Pemerintah Pusat," tandasnya.