Berita Jember

Vespa Harga Puluhan Juta Hingga Miliaran Rupiah Dipajang dalam Ajang Jember Scooter Festival

Sepeda motor jenis skuter seharga puluhan juta hingga miliaran rupiah dipamerkan di ajang Jember Scooter Festival (JSF), Sabtu (27/8/2022).

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Sri Wahyunik
Bupati Jember, Hendy Siswanto saat melihat aneka Vespa di Museum Scooter dalam acara Jember Scooter Festival, Sabtu (27/8/2022) 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Sepeda motor jenis skuter seharga puluhan juta hingga miliaran rupiah dipamerkan di Jember, tepatnya di ajang Jember Scooter Festival (JSF), Sabtu (27/8/2022).

102 unit sepeda motor skuter, atau yang paling dikenal adalah merek Vespa, dipamerkan di Gedung Balai Serbaguna Kaliwates yang disulap menjadi arena Museum Scooter.

Dua orang bupati ikut melihat skuter yang dipamerkan tersebut. Dua orang bupati itu adalah Bupati Jember Hendy Siswanto dan Bupati Lumajang Thoriqul Haq. Ada juga Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo, dan Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Batara C Pangaribuan juga Ketua TP PKK Jember Ny Kasih Fajarini.

Sebelum mendatangi Museum Scooter, Bupati Hendy dan Bupati Thoriq bersama sejumlah pejabat tersebut berpawai mengendarai sepeda motor skuter. Mereka berkendara dari Pendapa Bupati Jember Wahyawibawagraha Jember sampai ke Gedung Balai Serbaguna.

Aneka Vespa yang dipamerkan di Museum Scooter di acara Jember Scooter Festival tahun 2022, Sabtu (27/8/2022).
Aneka Vespa yang dipamerkan di Museum Scooter di acara Jember Scooter Festival tahun 2022, Sabtu (27/8/2022). (SURYA.CO.ID/Sri Wahyunik)

Tentunya ratusan orang anggota komunitas skuter Jember mengiringi mereka.

Bupati Thoriq mengendarai sepeda motor skuter yang sudah dimodifikasi. Sementara itu Bupati Hendy mengendarai Vespa Sprint Bagol buatan era 70an. Istri Bupati Hendy, Bu Rien (Kasih Fajarini) memilih mengendarai Vespa Sprint Matic berwarna merah dan Pak Kapolres Hery memakai warna kuning.

Acara berkendara bersama itu, merupakan rangkaian kegiatan JSF yang digelar mulai Jumat (26/8/2022) hingga Minggu (28/8/2022).

Setibanya di Gedung Balai Serbaguna, rombongan langsung menuju ruangan Museum Scooter. Rombongan disambut oleh Vespa Kayu (Veyu). Veyu milik skuteris Kecamatan Kalisat itu, dipajang tidak jauh dari pintu masuk ke area museum.

Rupanya Vespa Kayu itu menjadi ikon komunitas vespa di Jember. Di sekitarnya ada pameran foto sepeda motor skuter.

Di aula utama Gedung BSG itulah, 102 unit sepeda motor skuter dipajang. Mereka memang didominasi Vespa, produksi utama Piaggio. Vespa berbagai tipe, mulai keluaran tahun 50an, sampai tahun 2022 dipamerkan.

"Dan ini merupakan milik warga Jember sendiri. Hanya lima unit saja yang milik warga di luar Jember. Semua ini milik Komunitas Vespa Jember," tegas Koordinator Lapang JSF, Mathias Catur Wibowo atau Blendes kepada SURYA.CO.ID, Sabtu (27/8/2022).

Vespa yang terpajang seharga mulai dari puluhan juta hingga Rp 1,5 miliar. Seperti Vespa Douglas keluaran tahun 1951 yang dikagumi oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq).

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq saat melihat aneka Vespa di Museum Scooter di ajang Jember Scooter Festival tahun 2022, Sabtu (27/8/2022).
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq saat melihat aneka Vespa di Museum Scooter di ajang Jember Scooter Festival tahun 2022, Sabtu (27/8/2022). (SURYA.CO.ID/Sri Wahyunik)

Sepeda itu seharga Rp 1,5 miliar. Cak Thoriq terlihat mengaguminya dan melihat dari dekat. Bahkan dia juga menghidupkan mesin sepeda motor manual tersebut.

"Mau dibeli, Cak?," tanya SURYA.CO.ID.

"Wow, regane rek," jawab Cak Thoriq sambil terkekeh.

Lelaki penggemar Vespa itu kemudian berkeliling melihat aneka sepeda motor jenis skuter yang dipamerkan.

Begitu juga dengan Bupati Jember Hendy Siswanto.

"Kalau Cak Thoriq sudah lama (jadi penggemar), saya baru-baru saja. Namun saya akan total. Bahkan istri saya langsung beli juga Vespa baru," ujar Bupati Hendy.

Siapapun yang melihat pajangan aneka Vespa itu memang akan terkagum-kagum. Penampilan mereka masih gagah, anggun juga cantik.

Vespa yang dipamerkan di deretan depan dari area pintu masuk merupakan Vespa keluaran tahun 1950-an, kemudian Vespa keluaran 60an, diikuti tahun 70an, bahkan sampai 2000 ke atas hingga 2022.

Sebuah Vespa Sprint 946 berwarna merah terlihat mencolok berada di deretan paling belakang.

"Ini keluaran baru. Harga barunya sudah Rp 180 juta. Kalau dijual lagi bisa berlipat-lipat dari itu. Keluaran tahun 2017-an," ujar Andy Wasis, seorang penggemar Vespa di Jember.

Andy menuturkan, Vespa yang dipajang merupakan manual, juga matic. Vespa milik Andy sendiri ada empat unit yang ikut dipamerkan di acara JSF itu.

"Punya Vespa itu asyik. Bukan sekadar karena kesukaan saja, namun juga bisa menjadi investasi," imbuh Andy.

Belum lagi, persaudaraan yang didapatkan dari Komunitas Vespa, tidak hanya di Jember namun juga seluruh Indonesia dan dunia.

JSF bakal digelar hingga Minggu (28/8/2022), warga yang ingin menyaksikan aneka Vespa bisa mendatangi Gedung Balai Serbaguna itu. Sebab pameran skuter masih bakal berlangsung hingga besok.

Acara JSF juga dimeriahkan berbagai kegiatan seperti talkshow, pawai skuter (scooter riding), bazar UMKM, galeri vintage, kontes foto, pertunjukan musik juga bakti sosial dan donor darah.

"Besok kami akan berkeliling Jember, scooter riding. Memutari kawasan kota. Ini merupakan kegiatan kali pertama ini digelar, yang melibatkan 40 Komunitas Vespa di Jember," tutur Sang Korlap JSF, Mathias Catur Wibowo.

Kegiatan JSF pertama kali ini, juga menginspirasi Bupati Hendy untuk menjadikan kegiatan tersebut kegiatan tahunan. Dia berjanji bakal memasukkan JSF dalam kalender kegiatan tahunan Pemkab Jember.

"Ini akan digelar setiap tahun, bahkan kalau perlu menjadi tingkat nasional. Kami siap mendukung, karena dengan adanya kegiatan ini akan berdampak pada sektor lain, terutama ekonomi rakyat Jember seperti pada sektor UMKM," tegas Hendy.

Sedangkan Bupati Lumajang Thoriqul Haq juga terinspirasi kegiatan serupa akan digelar di Lumajang, dengan dikemas dalam bentuk lain.

"Kemungkinan akan kami kemas dalam bentuk jambore, kemping bersama. Bisa di Ranupani atau Bumi Perkemahan Glagaharum. Akan lebih bagus lagi, jika kegiatan ini menjadi kolaborasi bersama untuk membangkitkan perekonomian antar daerah," tegas Cak Thoriq.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved