Berita Surabaya

Dosen FK Ubaya Surabaya dr Risma Ikawaty PhD Imbau Masyarakat Waspadai Cacar Monyet

Dosen FK Ubaya, dr Risma Ikawaty PhD, mengatakan masyarakat perlu waspada dan melakukan tindakan preventif untuk mencegah cacar monyet atau monkeypox.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
sulvi sofiana/surya.co.id
Wakil Dekan I FK Universitas Surabaya (Ubaya), dr Risma Ikawaty PhD. 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengonfirmasi adanya kasus pertama cacar monyet (monkeypox) di Indonesia pada Sabtu (20/8/2022).

Penyakit ini telah melanda puluhan negara di dunia sehingga cacar monyet ditetapkan World Health Organization (WHO) sebagai darurat kesehatan global.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya), dr Risma Ikawaty PhD, mengatakan masyarakat perlu waspada dan melakukan tindakan preventif.

Cacar monyet merupakan penyakit yang ditularkan dari binatang ke manusia (zoonosis).

Penyakit ini menjadi endemik di wilayah Afrika Barat dan Tengah.

"Namun, pada kasus yang terjadi saat ini, orang-orang yang mengalami monkeypox tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah tersebut. Untuk kasus pertama di Indonesia, penderita memiliki riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Perancis sebelum tertular," tegasnya.

Ika mengatakan fenomena ini sangat mungkin terjadi karena virus memiliki sifat yang mudah bermutasi, sehingga tak menutup kemungkinan virus cacar monyet memiliki varian yang sifat penyebarannya bisa lebih cepat. 

“Bila dilihat dari gejalanya, cacar monyet mirip dengan cacar air. Tapi karena kasus yang terjadi saat ini penyebarannya demikian cepat, kita semua perlu waspada,” jelas Ika yang juga Wakil Dekan I FK Ubaya itu.

Ia menambahkan, gejala yang ditimbulkan cacar monyet mirip dengan cacar air.

Gejalanya antara lain demam, nyeri kepala, nyeri otot, serta muncul ruam kemerahan dan bintik berisi cairan di kulit.

Perbedaannya adalah cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.

Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan self-diagnosis ketika mengalami gejala tersebut.

“Belum tentu orang yang mengalami cacar mengidap cacar monyet. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis pasti dan mengetahui virus penyebabnya,” ujarnya.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved