Berita Surabaya
Permukaan Sungai di Surabaya Tertutup Busa, Pemkot Surabaya Segera Lakukan Ini
Busa berwarna putih terhampar menutupi permukaan air di Sungai Kalisari Damen, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, Selasa (2/8/2022).
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Busa berwarna putih terhampar menutupi permukaan air di Sungai Kalisari Damen, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, Selasa (2/8/2022).
Diketahui, fenomena yang viral di sosial media ini terjadi di Rumah Pompa Boezem Kalidami. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kota Surabaya meninjau langsung tempat kejadian.
Wakil Kota Surabaya, Armuji, mengecek langsung lokasi dan berkoordinasi dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya serta lurah terkait.
Politisi PDIP ini melihat debit busa sudah turun, padahal volumenya banyak yang naik dan bisa berbahaya.
"Busa itu adalah limbah domestik, banyak orang yang membuangnya di sungai, termasuk sisa detergen. Begitu pompa ini menyala maka terjadi berbusa," katanya.
Karena ini mengandung detergen, lanjut dia, busanya menggunung dan menumpuk. Tentunya berdampak, apalagi ada warga sekitar daerah tempat pompa sini.
Mantan Anggota DPRD Jatim tersebut mengimbau kepada warga jangan membuang limbah sembarangan. Dirinya lantas memberikan suatu pengertian bagi masyarakat sekitar.
"Karena berkaitan dengan kesehatan, kepada warga jangan membuang limbah sembarangan biar lingkungannya tidak tercemar," tegasnya.
"Busa itu detergen hasil sisa mencuci pakaian. Setiap kemarau selalu terjadi, padahal di sini tidak ada pabrik. Saya khawatir kalau busanya terbawa hingga ke laut," tutupnya.
Sementara, DLH Kota Surabaya mengambil sampel di atas permukaan Sungai Kalisari Damen yang tertutup oleh busa.
Staff DLH Surabaya, Sapto Pamuji mengatakan, setelah dilakukan analisa, objek busa itu merupakan limbah rumah tangga dengan kandungan CO2 cukup tinggi.
"Biasanya terjadi pada musim kemarau. Kalau musim hujan tidak sampai muncul busa. Adanya normalisasi sungai terjadi turbulensi yang menyebabkan timbul busa," terangnya.
Sapto masih belum bisa menyatakan seberapa besar bahaya limbah rumah tangga terhadap lingkungan. Sehingga, pihaknya memutuskan mengambil sampel guna dilakukan pengujian laboratorium.
"Kami tunggu hasilnya. Biasanya memakan waktu 12 hari kerja. Uji sampel terdiri dari air sungai ini. Serta busanya juga kami ambil," jelasnya.
"Kandungan busa dan kadar oksigen masih normal. Jadi tidak berpengaruh sama kehidupan. Masih dicek lagi," sambungnya.
Sementara Kepala DLH Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, menambahkan, busa tersebut terjadi karena ada turbulensi atau pengadukan dari proses pemompaan. Penyebab busa adalah limbah cair kegiatan dari rumah tangga yang langsung dibuang ke sungai.
"Antara lain, minyak goreng, lemak, air bekas cucian baju serta cucian dapur dan lain sebagainya. Pada saat musim kemarau debit air sedikit, sehingga konsentrasi polutan begitu besar di sungai," bebernya.
"Pada saat musim hujan konsentrasi polutan kecil, karena terjadi pengenceran air hujan. Kami akan koordinasikan dengan OPD lain dengan membuat IPAL rumah tangga komunal, sebelum masuk ke badan sungai," tutupnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/busa-berwarna-putih-menutupi-Sungai-Kalisari-Damen-Surabaya.jpg)