Siapa Pesulap Merah yang Bongkar Trik Gus Samsudin? Deddy Corbuzier Berikan Saran

Akun YouTube: Marcel Radhival

Padepokan Gus Samsudin ditutup

Seperti diberitakan, diduga merupakan buntut dari perseteruannya dengan Pesulap Merah sepekan lalu, Padepokan Gus Samsudin, yang ada di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, didatangi massa warga setempat, Minggu (31/07/2022) sore.

Belum diketahui pemicunya namun warga menuntut agar padepokan yang sudah berdiri sekitar tiga tahun dan berada di tengah-tengah perkampungan itu ditutup.

Alasaannya, bermacam-macam namun yang paling dikeluhkan warga karena keberadaannya saat ini dianggap mencoreng nama baik desanya.

Itu terutama sejak sepekan ini setelah viral di jagad media soal paska perseteruan dengan Pesulap Merah.

Keduanya saling tantang untuk adu kesaktian.

Entah sudah tahu atau tidak kalau didatangi warga, Gus Samsudin, tak muncul meski berada di dalam padepokan.

Warga juga tak bisa masuk karena padepokan yang berdinding tembok tinggi dengan pintu gerbang yang megah itu tertutup rapat dan terlihat mendadak sepi.

"Ditutup-ditutup," teriak warga meminta padepokan milik pria yang selalu berpakaian serba hitam, seperti berjubah hitam, peci hitam, dengan tangan kanan memegang tongkat, dan berjenggot panjang itu ditutup.

"Desa kami jadi viral namun kian tercoreng karena ulah dia. Semua netizen membullynya akibat ulah perdukunannya, yang dianggap tak masuk akal," teriak warga.

Bersamaan itu, Bagas Wigasto, Kades Rejowinaangun, menyatakan, kalau dirinya tergantung keinginan warga.

"Kami ini sesuai dengan kesepakatan warga. Mulai hari ini (Minggu petang kemarin), padepokan ini ditutup demi ketenangan warga," ujar Bagas yang langsung disaambut teriakan warga.

Setelah itu, warga menuruti ajakan Bagas untuk membubarkan diri dan pulang ke rumahnya masing-masing.

Meskipun sudah ditutup sementara atas tuntutan warga, Padepokan Nur Dzat Sejati milik tokoh spiritual Gus Samsudin Jadab yang terletak di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dijaga puluhan polisi sejak Senin (1/8/2022) pagi.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor (Polres) Blitar, Iptu Udiyono mengatakan, penjagaan oleh personel kepolisian itu dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya tindakan anarkis.

Penjagaan dilakukan selama 24 jam.

“Polres Blitar sudah mengirimkan satu peleton anggota untuk berjaga di padepokan. Penjagaan ini akan dilakukan sampai terjadinya mediasi lebih lanjut yang sedang diupayakan Bapak Kapolres Blitar,” kata Udioyono kepada Kompas.com, Senin.

Kades Udiyono enggan menjelaskan lebih jauh terkait upaya mediasi dan meminta wartawan menanyakan langsung ke Kapolres Blitar AKBP, Adhitya Panji Anom.

“Nanti kita infokan kalau sudah pasti dilakukan mediasi antar pihak,” ujarnya. Pada Minggu (31/7/2022), ratusan warga Desa Rejowinangun menggeruduk padepokan yang terletak di dekat Sungai Brantas itu supaya ditutup. (*)

>>Update berita terkini Pesulap Merah dan Gus Samsudin di Googlenews Surya.co.id