Berita Gresik
Menilik Tradisi Jamasan Pusaka Warga Gresik di Malam Satu Suro
Menjelang malam satu suro atau 1 Muharram dalam kalender Islam, warga di Kabupaten Gresik melestarikan tradisi jamasan pusaka.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, GRESIK - Menjelang malam satu suro atau 1 Muharram dalam kalender Islam, warga di Gresik melestarikan tradisi jamasan pusaka atau membersihkan keris dan benda pusaka.
Menjamas bertujuan membersihkan pusaka dari kotoran agar keutuhan tetap terjaga. Menjamas telah menjadi tradisi turun temurun.
Beberapa sajen disiapkan, mulai dari kemenyan, degan hijau, kembang melati, telur ayam kampung dan pisang.
Sesaji itu diletakkan di dekat keris yang akan dibersihkan. Air berasal dari tujuh sumur dicampur dengan jeruk nipis. Kemudian dioleskan beberapa kali pada keris.
Penjamas benda pusaka asal Gresik, Ediyanto mengatakan prosesi semua itu tidak lain menghargai yang membuat keris.
"Menjaga keutuhan keris serta melestarikan budaya, supaya tidak hilang," kata dia, Jumat (29/7/2022).
Ediyanto menekuni penjamas benda pusaka sudah 23 tahun. Dia mengaku sejak mud hobi dengan menjamas keris. Mendapatkan ilmu dari keluarganya. Ada beberapa keris yang disimpan di rumahnya.
"Ini adalah warisan leluhur yang harus dilestarikan, keris merupakan ikon Indonesia dan diakui dunia, Unesco," kata Edi.
Kolektor Benda Pusaka lainnya, Slamet Supriyanto mengatakan, penjamasan agar besi pada keris tidak korosif. Pusaka atau keris yang dijamas adalah tradisi budaya yang harus dilestarikan agar tidak tertelan oleh zaman.
"Suroan merupakan bulan yang mistis," kata warga Jalan Belitung, GKB ini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/jamasan-pusakan-oleh-warga-gresik-menjelang-malam-satu-suro.jpg)