SOSOK Dokter F yang Diperbantukan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Autopsi Ulang Brigadir J

Inilah sosok Dokter F yang diperbantukan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk autopsi ulang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J

Kolase Tribun Manado dan Youtube
Ilustrasi sosok dokter (kiri) dan Jenderal Andika Perkasa (kanan). Simak Sosok Dokter F yang Diperbantukan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk Autopsi Ulang Brigadir J. 

SURYA.co.id - Inilah sosok Dokter F yang diperbantukan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk autopsi ulang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Jenderal Andika Perkasa mengatakan pihaknya memperbantukan seorang dokter forensik untuk melakukan autopsi ulang Brigadir J.

"Kami siapkan satu saja, kalau mau tambah juga boleh," kata Jenderal Andika, di Mabes TNI, Jakarta, Minggu, melansir dari ANTARA.

Dia menjelaskan dokter yang disiapkan merupakan permintaan dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia.

Ia juga memastikan tidak ada arahan untuk menentukan siapa dokter yang bergabung dalam proses tersebut.

"Dokter F ini dipilih karena memiliki kompetensi di bidangnya," ujarnya.

Menurut dia, dokter tersebut dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dan menjadi pilihan perhimpunan tersebut.

Andika mengakui walaapun belum ada komunikasi resmi, pihaknya telah siap dengan sumber daya manusia serta fasilitas pendukung berupa rumah sakit jika nantinya dibutuhkan.

"Saya menitipkan pesan, jaga kredibilitas, jaga integritas. Intinya keilmuan dan objektivitas harus jadi prioritas," ujarnya pula.

Sebelumnya, tim kuasa hukum keluarga Brigadir J menyampaikan ada kejanggalan kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang dilaporkan karena baku tembak.

Terdapat sejumlah luka sayatan, memar dan luka membiru, luka di leher diduga dilukai dengan benda tertentu, serta luka pada jari dan kaki.

Kecurigaan atas luka-luka di tubuh Brigadir J tersebut mendorong pihak keluarga membuat laporan polisi ke Bareskrim Polri atas dugaan pembunuhan berencana dan meminta dilakukan autopsi ulang.

Johnson Panjaitan, tim kuasa hukum keluarga Brigadir J yang ditemui di lokasi prarekonstruksi di TKP rumah Irjen Pol Ferdy Sambo mengatakan kegiatan prarekonstruksi yang digelar oleh Polda Metro Jaya adalah untuk dua laporan polisi terkait pelecehan dan penodongan, bukan laporan dugaan pembunuhan berencana yang dilaporkan pihaknya.

“Kami masih berkeyakinan ini bukan cuma tembak-menembak ini ada penganiayaan dan juga lokasinya tidak di sini (TKP),” kata Johnson.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Dr Edi Saputra meminta semua pihak termasuk tim pengacara untuk tidak berspekulasi tentang kondisi luka jasad Brigadir J.

"Terlalu banyak berspekulasi akan menimbulkan kisruh dan multitafsir di tengah masyarakat.

Itu bisa mengganggu penyidikan," kata Edi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Dia meminta tim kuasa hukum keluarga Brigadir J untuk menyampaikan keterangan sesuai dengan hukum acara apalagi informasi yang disampaikan bukan berasal dari ahlinya.

"Untuk tindak menimbulkan polemik, sebaiknya jangan berspekulasi atau menduga-duga soal luka-luka, tentang benda ini atau benda itu. Itu nanti cukup ahli saja yang menjelaskan, " kata pengajar di Universitas Bhayangkara Jakarta ini.

Dia mengatakan semua pihak lebih baik menunggu keterangan ahli setelah jasad Brigadir J dilakukan ekshumasi (otopsi ulang) hari Rabu (27/7) yang melibatkan berbagai dokter forensik dari eksternal Polri dan Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia.

"Kita melihat Polri sangat transparan dan terbuka, termasuk memberikan ijin dilakukan otopsi ulang," katanya.

Edi meminta Polri saat ini fokus pada pembuktian hukum secara ilmiah (scientific crime investigation) agar semua bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.

Dalam menangani kasus penembakan ini, kata dia, Polri harus bisa mempertanggungjawabkan konsekuensi secara hukum dan secara keilmuan agar penanganannya mendapatkan kepercayaaan dari masyarakat.

"Kami ajak semua pihak mengawal penanganan kasus penembakan tersebut," katanya.

Fakta Jelang Autopsi Ulang Brigadir J

Seperti diketahui, kuasa hukum keluarga Brigadir J mengajukan autopsi ulang kepada Polri lantaran, autopsi pertama diragukan.

Keluarga J mengajukan agar autopsi ulang melibatkan dokter forensik dari tiga matra, yakni TNI AD, TNI AL dan TNI AU.

Selain itu, pihak keluarga juga menginginkan dokter dari rumah sakit nasional juga tutur dilibatkan.

Pelibatan para dokter forensik dari luar Polri disebutkan agar hasilnya bisa dipercaya.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga telah memberikan sinyal lampu hijau untuk membantu Polri jika diminta.

Mantan KASAD itu akan mengerahkan dokter-dokter forensik terbaik untuk terlibat dalam autopsi ulang sopir istri Irjen Ferdy Sambo itu.

 Untuk mengetahui apa saja yang terjadi jelang autopsi ulang Brigadir J, berikut sajian SURYA.co.id dikutip dari Kompas.com dan TribunJambi (grup SURYA.co.id).

1. 7 dokter forensik dari luar Polri terlibat

Polri menampung keinginan keluarga Brigadir J yang ingin melibatkan dokter forensik dari luar Polri.

Merespons keinginan itu, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, sejumlah dokter forensik dari luar internal kepolisian sudah mengonfirmasi untuk melakukan otopsi ulang Brigadir J.

Ada tujuh orang yang sudah mengonfirmasi terlibat dalam otopsi ulang ini.

"Kalau dari Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia yang saya sudah dapatkan informasi ada 7 orang," ujar Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/7/2022) malam.

"Termasuk nanti dari kedokteran forensik dari Polri yang juga sudah memiliki pengalaman," tuturnya.

Adapun Dedi memastikan proses autopsi ulang jenazah Brigadir J akan berlangsung di Jambi.

2. Panglima TNI kerahkan dokter terbaik

Untuk membantu Polri, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa siap mengerahkan dokter forensik TNI terbaik untuk membantu autopsi ulang Brigadir J.

Bahkan, Andika juga siap mengerahkan perangkat medis yang dibutuhkan dalam proses autopsi ulang jenazah Brigadir J.

“Saya, TNI, siap membantu dan kita pasti hadirkan dokter-dokter maupun semua perangkat medis yang diperlukan, yang terbaik karena ini adalah misi kemanusiaan,” kata Andika di Markas Komando Lintas Laut Militer, Jakarta Utara, Jumat (22/7/2022).

“Kami punya rumah sakit yang cukup bagus, rumah sakit tingkat A kita ada tiga, kemudian rumah sakit yang lebih di bawah kelasnya juga banyak tersebar,” ujar Andika.

Di sisi lain, Andika meminta ada informasi secara detail mengenai pengajuan pelibatan dokter forensik TNI.

Hal ini dilakukan supaya dirinya juga bisa mengawasi obyektifitas dokter forensik TNI ketika bekerja.

“Mengawasi obyektifitas itu kan tidak mudah di lapangan. Sehingga saya harus pasti rumah sakit mana, tim dokternya pun kita pilih yang senior,” tegas Andika.

3. Polda Jambi siapkan pengamanan

Kapolda Jambi, Irjen Pol A Rachmad Wibowo mengatakan akan berkordinasi dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah Sungai Bahar, jelang proses autopsi ulang Brigadir J.

Namun, Kapolda belum menyebut pasti lokasi dilakukannya proses autopsi.

"Pengamanan sudah kita siapkan, kita juga sudah berkoordinasi dengan RS Sungai Bahar, jadi ketika Tim Khusus akan melakukan autopsi, kita sudah siap," kata Rachmad, Jumat (22/7/2022).

Ia menjelaskan, pihaknya juga belum mengetahui pasti kapan jadwal autopsi tersebut akan dilakukan.

"Kalau kapan pastinya itu nanti dari Mabes yang akan menyampaikan hal tersebut," tambahnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved