KKB Papua
Bukan KKB Papua Egianus Kogoya, Ini Sosok Separatis Kejam yang Bantai 10 Warga Sipil di Nduga
Inilah sosok KKB Papua yang Bantai 10 Warga Sipil di Kabupaten Nduga. Bukan kelompok pimpinan Egianus Kogoya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Aksi teror Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua di Kabupaten Nduga kembali terjadi.
KKB Papua menyerang secara membabibuta hingga 10 warga sipil tewas dan dua orang luka-luka.
Awalnya, aparat menduga insiden ini didalangi oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Karena memang kelompok separatis ini yang sering meneror di wilayah Nduga.
Namun, menurut keterangan terbaru Komandan Korem 172/PWY, Brigjen TNI J.O Sembiring, pelakunya adalah KKB Papua pimpinan Army Tabuni.
Mereka berjumlah 20 orang dan memiliki 8 senjata api.
Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'UPDATE: Aksi Kekejaman KKB di Kabupaten Nduga Papua Juga Tewaskan Pendeta'.
Aksi KKB Papua ini terjadi di Kampung Nonggoloit, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Sabtu (16/7/2022).
Seorang pendeta turut menjadi korban kekejaman dan aksi biadab yang diduga dilakukan KKB Papua yang menewaskan 10 warga dan 2 mengalami luka.
“Laporan awal menyebutkan jumlah mereka diperkirakan 20 orang dan menggunakan 8 senjata api untuk melakukan penjarahan, penembakan dan pembunuhan terhadap masyarakat pendatang yang melintas dan berjualan di kios di Kampung Nonggoloit,” ujarnya.
• Egianus Kogoya Disebut Pimpin Pembantaian 10 Warga Sipil di Nduga, Pengamat: Tumpas KKB Papua
Dari peristiwa ini sebanyak 12 orang masyarakat sipil menjadi korban. 10 orang meninggal dunia dan dua orang luka berat.
Danrem mengungkapkan bahwa di antara korban meninggal dunia terdapat 1 orang masyarakat Orang Asli Papua (OAP) yang diketahui sebagai Pendeta di Kampung Nonggoliat yang bernama Pendeta Elias Erbaye.
• Isak Tangis Sambut Kedatangan Jenazah Korban KKB Nduga di Timika Papua
“Kita mengecam aksi keji ini hingga merenggut banyak nyawa masyarakat sipil termasuk seorang pelayan Tuhan yang seharusnya dihormati dan dilindungi. Kalau pelayan Tuhan saja dibunuh secara sadis, apakah masih bisa dikatakan orang tersebut beriman,” ujar Danrem.