Berita Madiun

Menko PMK Muhadjir Effendy Wakafkan Tanahnya untuk Muhammadiyah dan Al Islam di Caruban Madiun

Menko PMK Muhadjir Effendy mewakafkan dua bidang tanahnya masing-masing untuk Perguruan Pendidikan Muhammadiyah Caruban, Kabupaten Madiun.

Penulis: Adrianus Adhi | Editor: irwan sy
IST
Menko PMK Muhadjir Effendy mewakafkan dua bidang tanahnya masing-masing untuk Perguruan Pendidikan Muhammadiyah Caruban Madiun, dan Paud dan TK Al Islam. 

Tidak ada yang bersifat eksklusif, semua disediakan secara inklusif.

Budaya Barat
Haedar Nashir menjelaskan bahwa Muhammadiyah sudah merintis madrasah diniyah Islamiyah sejak 1 Desember 1911 yang menjadi cikal bakal pendidikan Islam modern.

Gagasan madrasah saat itu sangatlah berbeda dengan yang lain, yakni dengan memadukan ilmu agama dan ilmu umum.

Pun dengan sistem klasikal yang saat itu mirip seperti budaya Barat.

Lantaran menggunakan metode sekolah Barat, pada awalnya Ahmad Dahlan seringkali dicemooh, diolok-olok, bahkan dilabeli sebagai orang yang kafir.

Yang menuduhnya menggunakan dalil secara serta merta bahwa yang mengikuti tradisi orang kafir adalah bagian dari orang kafir.

Kiai Dahlan menyikapinya dengan arif dan bijak.

“Hingga akhirnya beliau mendirikan Muhammadiyah pada 18 November 1912. Kemudian disusul dengan pendirian organisasi perempuan pertama di Indonesia Aisyiyah tahun 1917, kemudian Hizbul Wathan yang melahirkan Bapak TNI Polri Jenderal Sudirman tahun berikutnya. Juga sederet organisasi otonom lain,” tegas Haedar.

Setelah satu abad setelah pendirian tersebut, kata Haedar yang santun ini, dapat dilihat bahwa sistem pendidikan Islam modern di Indonesia berangkat dari gagasan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan.

Kini Muhammadiyah juga memiliki lembaga pendidikan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah yang minoritas Muslim.

Sebut saja Universitas Muhammadiyah (UM) Kupang, UM Sorong, UM Jayapura dan lain sebagainya.

“Maka, sudah menjadi tugas kita untuk mengembangkan dunia pendidikan agar mampu melahirkan generasi berkemajuan. Muhammadiyah harus mampu membangun ukhuwah dengan berbagai kelompok dan sesama anak bangsa. Baik itu yang seagama maupun berbeda agama. Karena tanpa persatuan, kita tak akan bisa membangun bangsa yang lebih baik,” tegasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved