ASAL-USUL Senjata Bharada E untuk Tembak Brigpol Josua Janggal, ISESS: Tamtama Tak Bawa Laras Pendek

Asal usul senjata Barada E, ajuda Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo  yang dipakai menembak jadi tanda tanya besar.

Editor: Musahadah
warta kota
Rumah Dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo lokasi penembakan Brigpol Josua oleh Bharada E. Asal usul senjata Bharada E jadi tanda tanya besar. 

Karena itu, Samuel mengaku heran kenapa anaknya yang lulus pendidikan Brimob tahun 2012 itu bisa tertembak dengan kondisi mengenaskan. 

Pernyataan Samuel ini merujuk pada keterangan Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan yang menyebut pada baku tembak itu, Brigadir Yosua Hutabarat melepaskan 7 kali tembakan, dan tidak sekalipun mengenai E, atau akurasi 0 persen.

Sementara Bharada E melepaskan 5 tembakan, dan bersarang empat peluru, atau akurasi tembakan mencapai 80 persen.

Keterangan yang disampaikan Humas Polri ini dirasa aneh oleh keluarga Brigadir Yosua, melihat latar belakang Brigadir J serta kemampuannya.

"Kawan-kawannya juga bilang kalau dia (Yosua) ini sniper yang khusus ditempatkan di titik rawan," ungkap Samual pada wawancara di rumahnya, di Sungai Bahar, Provinsi Jambi, Selasa (12/7/202).

Menurutnya, ada kejanggalan dalam kronologi yang disampaikan tersebut.

Apalagi dengan pernyataan bahwa anaknya yang lebih dulu menembak ke arah Bharada E.

"Logikanya, kalau jarak dekat, kok bisa tidak kena tembakan anak saya," kata Samuel Hutabarat.

Samuel juga mempertanyakan kondisi luka yang ada di tubuh Brigpol Josua

Menurutnya, saat jenazah Brigadir Yosua tiba, pihak keluarga sempat tidak diizinkan untuk melihat atau membuka pakaian korban.

Kemudian, mereka juga melarang pihak keluarga untuk mendokumentasikan kondisi korban saat pertama kali tiba di rumah duka.

"Awalnya kita dilarang, tapi mamaknya maksa mau lihat dan pas dilihat saya langsung teriak lihat kondisi anak saya badannya lebam, mata kayak ditusuk dan ada luka tembak," sebutnya.

Samuel merasa terpukul dengan kondisi anaknya tersebut.

Ia bilang, , jika memang ditemukan kesalahan terhadap anaknya, tidak seharusnya diperlakukan dengan hal tersebut.

"Misalnyapun anak saya salah, ya jangan disiksa begitu," pungkasnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved