UPDATE FAKTA Anak Kiai Jombang Setelah Ditangkap: Ini Kabar Mas Bechi dan Ponpes Shiddiqiyyah

Berikut fakta terbaru tentang anak Kiai Jombang, Moch Subchi Al Tsani (MSAT) atau Mas Bechi, yang ditangkap atas kasus tuduhan pencabulan santriwati.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
kolase SURYA.co.id
MSAT (kiri), proses Penangkapan di Ponpes Shiddiqiyyah Ploso (kanan). Simak fakta terbaru tentang anak Kiai Jombang, Moch Subchi Al Tsani (MSAT) atau Mas Bechi, yang ditangkap atas kasus tuduhan pencabulan santriwati. 

Edi sengaja memilih diksi dalam orasinya dengan susunan kata puitis, dalam menceritakan kisah perang zaman Rasullulah, agar para santri dan jemaah Shiddiqiyyah, kembali bersemangat. 

"Kami sengaja memilih gaya bahasa puitis agar bisa disampaikan secara singkat, jelas dan padat dalam menyemangati mereka untuk tetap kuat dalam ibadah, dengan mengambil kisah dari perang Badar, sebab saat mereka datang semua orang yang hadir menyambut mereka dengan bacaan doa 'Sholawat Badar'. Terutama setelah selesai Perang Badar, Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Ada perang yang lebih besar dari pada Perang Badar'. 'Apakah itu ya Rosululloh?' tanya sahabat. Rosul menjawab, 'itu perang melawan Hawa Nafsu'."

"Bahwa apa yang sudah mereka alami mengandung hikmah yang besar yaitu untuk menghormati Ulama Warotsatul Anbiya, yaitu Bapak Kyai Muchammad Muchtar Mu'thi dan
ajaran Shiddiqiyyah, serta untuk kejayaan Indonesia Raya."

Kemudian, Edi juga menjelaskan, di tengah orasinya, dirinya juga melakukan umpan balik pernyataan yang bermaksud memantik motivasi para santri dan jemaah Shiddiqiyyah. 

Namun, ia mengakui, disela melontarkan ucapan umpan balik itu, dirinya terselip lidah sehingga terdapat bagian diksi kalimat yang tidak utuh, lalu terkesan dalam rekaman video tersebut, menimbulkan penafsiran pemahaman yang berbeda dari pemahamannya. 

"Kemudian sebagai bagian akhir, kami menyampaikan agar mereka menjawab dengan penuh semangat, 'siapkah anda untuk berjuang di Shiddiqiyyah?' dan mereka menjawab 'siap'. 'Siapkah berperang melawan hawa nafsu?'."

"Maksud saya itu yang mau kami sampaikan sebagai akhir dan hikmah perang Badar. Hanya saja saya mengakui kesalahan saat berbicara itu karena harus menelan ludah karena terharu yang dalam sehingga terjadilah selip lidah, sehingga saya hanya menyampaikan "Siap berperang?" yang seharusnya, "Siap berperang melawan Hawa Nafsu?'."

"Untuk itu kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Ketua Umum Orshid atas kesalahan ucap yang telah saya lakukan itu. Niat kami hanya ingin memberikan semangat kepada mereka agar mereka tetap semangat dalam menjalankan ibadah dan program-program pesantren."

3. Pengurus Minta Ini ke Gus Yaqut

Pencabutan izin operasional Ponpes Shiddiqiyyah di Jombang, oleh Kemenag RI, ditanggapi pihak keluarga pengurus pondok.

Ketua DPP Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto mengaku, hingga Minggu (10/7/2022), pihaknya belum menerima surat resmi penghentian atau pencabutan operasional ponpes oleh Kemenag RI. 

"Sampai dengan hari ini kami juga belum menerima surat keputusan resmi (datangnya surat). Kami belum menerima. Kita lihat perkembangannya nanti ya," ujar Joko, yang juga perwakilan keluarga Moch Subchi Azal Tzani, saat dikonfirmasi surya.co.id, Minggu (10/7/2022). 

Jika nanti pihaknya telah menerima surat keputusan, pihaknya tetap akan berupaya berkomunikasi dengan pihak Kementerian Agama dalam hal ini, Menteri Agama RI yakni Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut. 

Dia berharap, pihak Kemenag RI untuk mengkaji ulang keputusan tersebut. Apakah berdampak positif atau justru sebaliknya. 

Bagi Joko, kurang tepat, jikalau memang keputusan pencabutan tersebut, disebabkan adanya kasus yang menjerat putra sang pemilik pondok. 

Ia mengharapkan kebijaksanaan pihak Kemenag RI untuk tidak mengaitkan antara perkara hukum yang menyeret nama salah seorang pengurus lembaga pesantren, dengan kelembagaan aktivitas operasional ponpes. 

"Ya upaya-upaya untuk komunikasi, dukungan-dukungan, juga sudah mengalir, bahwa tidak serta merta persoalan hukum yang menyangkut salah satu pengurus, tidak sampai lembaganya ini ikut jadi korban," harapnya. 

"Dan kami berkeyakinan Pak Menteri Agama Gus Yaqut akan mengkaji ulang dan akan mempertimbangkan manfaat dan mudharatnya," pungkasnya. 

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved