UPDATE FAKTA Anak Kiai Jombang Setelah Ditangkap: Ini Kabar Mas Bechi dan Ponpes Shiddiqiyyah

Berikut fakta terbaru tentang anak Kiai Jombang, Moch Subchi Al Tsani (MSAT) atau Mas Bechi, yang ditangkap atas kasus tuduhan pencabulan santriwati.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
kolase SURYA.co.id
MSAT (kiri), proses Penangkapan di Ponpes Shiddiqiyyah Ploso (kanan). Simak fakta terbaru tentang anak Kiai Jombang, Moch Subchi Al Tsani (MSAT) atau Mas Bechi, yang ditangkap atas kasus tuduhan pencabulan santriwati. 

SURYA.co.id - Terungkap sederet fakta terbaru tentang anak Kiai Jombang, Moch Subchi Al Tsani (MSAT) atau Mas Bechi, yang ditangkap atas kasus tuduhan pencabulan santriwati.

Salah satunya adalah kabar terbaru Mas Bechi setelah berhasil ditangkap oleh polisi.

Mas Bechi baru saja merayakan momen Idul Adha 2022 di dalam kamar isolasi mandiri, rutan Medaeng.

Sementara itu, situasi Ponpes Shiddiqiyyah Ploso juga turut jadi sorotan.

Baru-baru ini Viral Video Ajakan Perang Badar di Area Ponpes Shiddiqiyyah.

Berikut rangkuman fakta selengkapnya.

1. Mas Bechi Rayakan Idul Adha di Sel

Semarak peringatan Idul Adha tidak dirasakan oleh anak kiai Jombang, Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi.

Tersangka dugaan kasus kekerasan seksual atau pencabulan santriwati di Pondok Pesantren Shiddiqiyah Ploso Jombang itu, masih berada di blok atau kamar isolasi mandiri.

“Sesuai aturan yang berlaku, yang bersangkutan masih harus melakukan isolasi mandiri selama kurang lebih tujuh hari ke depan,” ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim Zaeroji, Minggu (10/7/2022).

Hal inilah, jelas Zaeroji, yang membuat pihak Rutan Surabaya belum bisa mengizinkan MSAT untuk mengikuti salat Idul Adha 2022 secara berjamaah di masjid rutan yang dipimpin Wahyu Hendrajati Setyo Nugroho itu.

Meski begitu, MSAT tetap diperkenankan melaksanakan ibadah di blok atau kamar isolasi.

Menurutnya, kebijakan ini menjadi upaya penerapan protokol kesehatan di lapas atau rutan.

Blok isolasi mandiri diciptakan untuk memastikan tahanan baru benar-benar dalam kondisi sehat.

Sementara itu, Hendrajati menegaskan, Mas Bechi juga masih belum bisa dikunjungi.

Karena, sampai saat ini, pihak rutan masih belum membuka layanan kunjungan warga binaan secara langsung.

“Kunjungan mandiri baru akan kami buka pada 19 Juli 2022 mendatang,” ujar Hendra.

Sementara itu, Ketua DPP Organisasi Shiddiqiah (Orshid) Joko Herwanto mengungkapkan, pihaknya dalam hal ini orangtua dan keluarga MSAT masih belum diperkenankan berkunjung ke rutan.

Namun, berdasarkan informasi yang diperolehnya dari pihak rutan, Mas Bechi dalam keadaan sehat jasmani dan psikologis.

"Sekarang di rutan, sekarang belum bisa ke sana, dan hanya lewat pihak rutan. Kami berharap semua berjalan dengan baik. Enggak ada, dan iya masih stabil (kesehatan jasmani dan psikologis)," ujar Joko, yang juga perwakilan keluarga MSAT, saat dikonfirmasi surya.co.id

Sebelumnya, pada saat jumpa pers penyerahan tersangka ke pihak Jaksa Penuntut Umum yang digelar di Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo, Jumat (8/7/2022).

Mas Bechi tampak mengenakan kaus polo berkerah warna hitam. Kepalanya tertunduk seperti sangaja menghindari sorotan lensa kamera awak media. Sedangkan kedua pergelangan tangannya terborgol.

Sayang, ia memakai masker medis warna biru. Sehingga ekspresi wajahnya tak begitu jelas.

Namun selama digelandang petugas Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo, Mas Bechi tampak lemas melangkahkan kakinya.

Saat digelandang ke luar aula lantai dua, tempat berlangsungnya jumpa pers.

Mas Bechi sempat menyampaikan sedikit pernyataan. Yakni ucapan terima kasih.

"Matursuwun enggeh. (menyesal) enggeh," ujar Mas Bechi singkat seraya menyibak kerumunan awak media dan petugas rutan, yang berjejal di depannya.

2. Viral Video Ajakan Perang Badar

Ketua DPP Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto menegaskan, video berdurasi 2 menit 5 detik yang viral di medsos, merupakan video motivasi.

Dalam video tersebut, tampak orasi berapi-api seraya mengutip sejarah Perang Badar zaman Rasullulah, dihadapan ratusan santri dan jamaah Shiddiqqiyah, murni sebagai motivasi. 

Namun, motivasi tersebut, bukan ditujukan untuk sebuah misi melawan secara represif menggunakan kekerasan fisik terhadap ketetapan hukum yang telah ditegakkan oleh aparat berwajib, atas kasus hukum yang menimpa anak pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah, yakni MSAT (41). 

Momen yang direkam di video tersebut, terjadi di teras utama ponpes, pada Jumat (8/7/2022) sore, selepas para santri dan jamaah Shiddiqiyyah menjalani pemeriksaan di Mapolres Jombang. 

Sedangkan, orator yang berapi-api dengan bahasa yang sastrawi itu bernama Edi Setiawan. 

Edi Setiawan, melalui orasinya bermaksud memotivasi 318 orang santri dan jamaah Shiddiqiyyah yang baru saja menjalani pemeriksaan di Mapolres Jombang, karena insiden penangkapan paksa MSAT pada Kamis (7/7/2022). 

Joko menerangkan, Edi Setiawan, merupakan salah satu pengurus ponpes, yang berniat membangkitkan kembali motivasi ratusan orang santri dan jamaah itu, untuk menuntut ilmu, atau tidak lagi bersedih dan tetap bersemangat. 

"Itu video hanya kepentingannya menyemangati 300 orang santri yang baru dipulangkan dari mapolres. Jadi bukan untuk provokasi," ujarnya saat dikonfirmasi TribunJatim.com, Minggu (10/7/2022). 

Joko menegaskan, pihaknya tetap menghormati keputusan dan proses hukum yang sedang menyeret MSAT. 

Tidak ada upaya-upaya sistemik atau bersifat dibawah tanah yang bertujuan menodai keputusan hukum tersebut. 

"Dari pesantren menghormati proses hukum. Tidak ada instruksi instruksi yang tidak jelas itu," tegasnya. 

Ia juga menambahkan, terkait beredarnya video tersebut, pihaknya sudah memintai penjelasan terhadap Edi Setiawan, pada hari yang sama, yakni pada malam harinya. 

Sekaligus, Joko mengatakan, pihaknya juga meminta Edi Setiawan untuk membuat pernyataan tertulis untuk menerangkan maksud isi orasinya secara kontekstual sejelas-jelasnya muatan informasi yang terkandung dalam isi orasinya. 

Berdasarkan surat pernyataan yang dibuat Edi Setiawan untuk disampaikan kepada Joko Herwanto yang dibuat di Ploso, Jombang, Jumat (8/7/2022), sebagaimana yang dibaca surya.co.id, pada Minggu (10/7/2022). 

Edi menuliskan, orasi tersebut merupakan bagian dari ucapan sambutan kepada para santri dan jemaah Shiddiqiyyah yang baru menjalani pemeriksaan dari Mapolres Jombang. 

"Bersama surat ini kami mau menjelaskan bahwa pada saat penerimaan saudara-saudara yang pulang kembali ke Pesantren Shiddiqiyyah dari Polres Jombang. Selaku pengurus Orshid diminta untuk memberikan sambutan penerimaan."

"Pada saat bersalaman dengan mereka semua terlihat kondisi mereka yang kehilangan semangat, lunglai dan sebagian menangis haru. Melihat itu kami merasa perlu untuk memberikan semangat kepada mereka agar tetap siap berjuang dalam menjalankan program-program Pesantren."

Edi sengaja memilih diksi dalam orasinya dengan susunan kata puitis, dalam menceritakan kisah perang zaman Rasullulah, agar para santri dan jemaah Shiddiqiyyah, kembali bersemangat. 

"Kami sengaja memilih gaya bahasa puitis agar bisa disampaikan secara singkat, jelas dan padat dalam menyemangati mereka untuk tetap kuat dalam ibadah, dengan mengambil kisah dari perang Badar, sebab saat mereka datang semua orang yang hadir menyambut mereka dengan bacaan doa 'Sholawat Badar'. Terutama setelah selesai Perang Badar, Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Ada perang yang lebih besar dari pada Perang Badar'. 'Apakah itu ya Rosululloh?' tanya sahabat. Rosul menjawab, 'itu perang melawan Hawa Nafsu'."

"Bahwa apa yang sudah mereka alami mengandung hikmah yang besar yaitu untuk menghormati Ulama Warotsatul Anbiya, yaitu Bapak Kyai Muchammad Muchtar Mu'thi dan
ajaran Shiddiqiyyah, serta untuk kejayaan Indonesia Raya."

Kemudian, Edi juga menjelaskan, di tengah orasinya, dirinya juga melakukan umpan balik pernyataan yang bermaksud memantik motivasi para santri dan jemaah Shiddiqiyyah. 

Namun, ia mengakui, disela melontarkan ucapan umpan balik itu, dirinya terselip lidah sehingga terdapat bagian diksi kalimat yang tidak utuh, lalu terkesan dalam rekaman video tersebut, menimbulkan penafsiran pemahaman yang berbeda dari pemahamannya. 

"Kemudian sebagai bagian akhir, kami menyampaikan agar mereka menjawab dengan penuh semangat, 'siapkah anda untuk berjuang di Shiddiqiyyah?' dan mereka menjawab 'siap'. 'Siapkah berperang melawan hawa nafsu?'."

"Maksud saya itu yang mau kami sampaikan sebagai akhir dan hikmah perang Badar. Hanya saja saya mengakui kesalahan saat berbicara itu karena harus menelan ludah karena terharu yang dalam sehingga terjadilah selip lidah, sehingga saya hanya menyampaikan "Siap berperang?" yang seharusnya, "Siap berperang melawan Hawa Nafsu?'."

"Untuk itu kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Ketua Umum Orshid atas kesalahan ucap yang telah saya lakukan itu. Niat kami hanya ingin memberikan semangat kepada mereka agar mereka tetap semangat dalam menjalankan ibadah dan program-program pesantren."

3. Pengurus Minta Ini ke Gus Yaqut

Pencabutan izin operasional Ponpes Shiddiqiyyah di Jombang, oleh Kemenag RI, ditanggapi pihak keluarga pengurus pondok.

Ketua DPP Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto mengaku, hingga Minggu (10/7/2022), pihaknya belum menerima surat resmi penghentian atau pencabutan operasional ponpes oleh Kemenag RI. 

"Sampai dengan hari ini kami juga belum menerima surat keputusan resmi (datangnya surat). Kami belum menerima. Kita lihat perkembangannya nanti ya," ujar Joko, yang juga perwakilan keluarga Moch Subchi Azal Tzani, saat dikonfirmasi surya.co.id, Minggu (10/7/2022). 

Jika nanti pihaknya telah menerima surat keputusan, pihaknya tetap akan berupaya berkomunikasi dengan pihak Kementerian Agama dalam hal ini, Menteri Agama RI yakni Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut. 

Dia berharap, pihak Kemenag RI untuk mengkaji ulang keputusan tersebut. Apakah berdampak positif atau justru sebaliknya. 

Bagi Joko, kurang tepat, jikalau memang keputusan pencabutan tersebut, disebabkan adanya kasus yang menjerat putra sang pemilik pondok. 

Ia mengharapkan kebijaksanaan pihak Kemenag RI untuk tidak mengaitkan antara perkara hukum yang menyeret nama salah seorang pengurus lembaga pesantren, dengan kelembagaan aktivitas operasional ponpes. 

"Ya upaya-upaya untuk komunikasi, dukungan-dukungan, juga sudah mengalir, bahwa tidak serta merta persoalan hukum yang menyangkut salah satu pengurus, tidak sampai lembaganya ini ikut jadi korban," harapnya. 

"Dan kami berkeyakinan Pak Menteri Agama Gus Yaqut akan mengkaji ulang dan akan mempertimbangkan manfaat dan mudharatnya," pungkasnya. 

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved