Berita Tulungagung

Peternak di Penjor Tulungagung Menangis, Banyak Sapi Perah Mati Terserang PMK

Banyak sapi perah di wilayah Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, mati karena serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
Istimewa
Seekor sapi perah milik warga Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Tulungagung, mati karena serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mengganas di wilayah Desa Penjor, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung.

Banyak sapi perah yang mati karena serangan penyakit akibat virus itu. Kejadian ini bukan hanya membuat para peternak berduka, namun banyak di antara mereka yang terlilit utang Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Banyak sapi yang dibeli dari pinjaman dana KUR. Tapi sekarang sapinya mati," ucap seorang peternak yang dipanggil Ino, Selasa (5/7/2022).

Ino mengungkapkan, matinya sapi perah dari dana KUR ini menjadi beban tersendiri. Sebab alat produksi peternak sudah mati, sementara mereka masih harus mengembalikan utang.

Kondisi ini yang membuat banyak peternak dirundung duka.

"Sekarang intinya tangisan dari ibu-ibu peternak yang sapinya mati. Di warung kopi pun saya tidak berani bicara soal sapi, karena sudah terlalu sensitif," ujar Oni.

Saat ditanya jumlah sapi peternak yang mati, Oni menyebut sangat banyak. Bahkan angka ini jauh lebih banyak dibanding jumlah yang dilaporkan secara resmi.

Banyak sapi yang mati dikuburkan tidak jauh dari kandangnya.

"Kami sering gotong royong menyeret sapi yang mati ke kuburnya. Karena ukurannya besar, tidak kuat kalau hanya beberapa orang saja," tuturnya,

Sebagian peternak menjual sapi ke pedagang saat sudah terkapar terserang PMK.

Harga jualnya pun jatuh, jika saat sehat seharga Rp 30 juta, namun saat kena PMK dan sudah jatuh harganya tinggal Rp 2.000.000.

Meski harganya jauh dari harga pasaran, setidaknya bisa memberikan sedikit uang untuk peternak.

Oni juga mengeluhkan cepatnya PMK menular. Ia mencontohkan, 13 ekor sapinya terserang PMK hanya berselang 3 hari sejak divaksin.

Dampaknya pun semakin membuat sakit pada sapi sulit dikendalikan.

"Sebelum vaksin kena PMK, disuntik mantri sekali langsung sembuh, tidak sampai kena kuku. Tapi ini per ekor dua kali suntik belum sembuh, bahkan merembet ke kaki," keluhnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved