Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
KASUS SUBANG TERKINI, Yosef Baru Tahu Yoris Ganti Nomor HP di Hari Pembunuhan, Beda Cerita Anaknya
Yosef Hidayah mengungkap fakta baru kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
SURYA.CO.ID - Yosef Hidayah mengungkap fakta baru kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat yang menimpa istri dan anaknya, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Fakta baru kasus subang ini terkait sikap anak sulungnya, Yoris Raja Amanullah dan menantu, Yanti Jubaedah.
Dijelaskan Yosef, setelah kasus subang ini dia baru menyadari bahwa nomor telpon Yoris sudah diganti dan diberikan ke Yanti.
Hal itu terungkap ketika dia menelpon Yoris, beberapa saat setelah mengetahui kondisi rumahnya acak-acakan di hari pembunuhan, tanggal 18 Agustus 2022.
Diceritakan Yoris, setelah mengetahui kondisi rumahnya berantakan, sekitar pukul 07.24 WIB dia menelpon Amel, namun hanya memanggil, tidak berdering.
Baca juga: TERBARU KASUS SUBANG, Pelaku Sangat Benci Tuti dan Dilawan Amel saat Mau Membunuh, Ini Ciri-cirinya
Kemudian, dua menit setelahnya dia menghubungi Yoris, tapi yang menerimanya justru Yanti, istrinya.
"Nomornya Yoris sudah diganti, dikasihkan Yanti. Kan bapak gak tahu," katanya. dikutip dari channel youtube Koin Seribu 77, Selasa (5/7/2022).
Pernyataan Yosef ini untuk mengklarifikasi pernyataan Yoris yang menyebut di hari kejadian ayahnya menelpon istrinya karena dia sedang tidur.
"Yoris ngomong bapak telpon ke Yanti. Bapak gak tahu no nya diganti," ujar Yosef.
Sebelumnya, Yoris mengakui di pagi itu dia masih tertidur, sementara istrinya Yanti Jubaedah mengantar anaknya ke PAUD.
"Ada telpon dari papa, tapi bukan ke nomor saya, tapi ke nomor istri. Jam 7 lebih nelpon.
Katanya, rumah berantakan," katanya.
Setelah dibangunkan istrinya, Yoris pun langsung menelpon balik Yosef menggunakan ponselnya.
Saat itu dia sambil bergegas mau ke rumah ibunya karena khawatir terjadi apa-apa.
"Terus kata papa, Innalillahi wa innailahi rojiun, Amel sama mama udah meninggal," ujar Yoris menirukan ucapan Yosef.
Ucapan Yoris yang menyebut ayahnya mengucap Innalillahi itu akhirnya dibantah Yosef.
Dikutip dari channel youtube Koin Seribu 77, Yosef mengaku dia sempat menelpon Amel dan Yoris, setelah melihat kondisi rumah dan bekas putaran mobil di depan rumahnya.
"Lalu saya telpon, hanya memanggil, tidak berdering. Tutup lagi, ditelpon lagi," katanya.
"(Saya) gak pernah bilang Innalillahi," tegas Yosef.
Hubungan dengan Yoris setelah Pecah Kongsi

Disinggung tentang hubungannya dengan Yoris setelah sang anak mencabut kuasa dari pengacara Rohman Hidayat, Yosef mengaku tetap baik-baik saja.
Yosef justru sudah memaafkan perilaku Yoris yang di awal-awal kasus kerap menyudutkan dia.
Menurutnya, sikap Yosef itu karena pengaruh Danu.
"Dia menyudutkan atau curiga awal-awal karena diframing dari Danu," katanya.
Yosef juga meralat pengakuan sebelumnya yang menyebut Yoris temperamental.
Yosef menolak menceritakan pengakuannya tersebut dengan alasan menghargai anaknya.
"Namanya anak. Hargailah apa yang dia punya pendapat apapun.
Hormatim walaupun bagaimana pun. Bapak spontanitas pada waktu itu.
Kembali lagi, baik dan buruknya itu anak saya," elaknya.
Saat ditanya kenapa menyudutkan Danu, tidak mencurigai Yoris atau Yanti?
Yosef mengaku untuk masalah ini dia kembalikan pada proses penyelidikan.
Bagi dia, siapapun yang melakukan dan telah berbuat kedzoliman terhadap istri dan anaknya, dia meminta diproses sesuai hukum yang berlaku.
"Bapak tidak mau menuduh siapiapun, kecuali maaf kalau Danu itu bapak temukan ada tim dia berempat sebelum kejadian. Danu, Wahyu, Kosasih dan Opik.
Bapak hanya melihat itu saja, kita kembalikan tahap penyelidikan," ujarnya.
Saat disinggung pernyataan ahli forensik Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti bahwa pelaku seorang psikopat, Yosef menghargai dan menghormati nya.
"Kalau untuk bapak percaya dengan ilmunya. Mudah-mnudahan apapun yang disampaikan nanti terungkap siapapun pelaku nya," katanya.
Sebelumnya, dr Hastry menyebut pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat diduga seorang psikopat.
Bukan tanpa alasan dr Hastry menyebut pelaku seorang psikopat karena jelas sekali luka-luka yang dibuat ke korban.
"Itu sesuatu yang memang mempengaruhi dia secara kepribadian," kata Hastry dalam podcast yang dipandu pemilik akun youtube Anjas di Thailand.
Dijelaskan Hastry, seorang psikopat kerap melakukan sesuatu yang diluar nalar serta tidak pandang bulu, apakah saudara, ibu, adik, anaknya atau sahabatnya.
Seorang psikopat ini secara penampakan terlihat baik-baik saja. Berbeda dengan orang yang kesannya seperti preman, tapi justru hatinya baik.
"Karena ada gangguan di organ otaknya yang tidak terbentuk secara sempurna," katanya.
Di kasus Subang ini Hastry melihat kekesalan mendalam dari pelaku.
Hal ini dibuktikan dengan adanya luka biru-biru di mata Amel serta luka lainnya.
"Yang saya yakin orangnya sangat membenci sekali ke bu Tuti karena lukanya begitu parah di bagian wajah," terang dokter Hastry.
"Apa yang membuat orang begitu membenci?," tanya Anjas.
Menurut Hastry, ada seseorang yang memang dilahirkan dengan tidak jelas atau salah asuh dan mekanisme pertahanan jiwanya rapuh.
"Kalau dia menginginkan sesuatu tidak bisa. Dia melihat hal-hal di luar kendali, sehingga begitu marah dan emosi meluapkan dengan menyakiti orang atau membunuhnya," ujarnya.
Diakui Hastry, di kasus subang ini, penyidik sudah melakukan tes kesehatan, tes kebohongan dan tes kesehatan jiwa terhadap sejumlah saksi. Dan memang ada dugaan ke arah psikopat.
Dokter Hastry menolak disebut penyelidikan kasus subang ini lemah karena menurutnya penyidik menginginkan hasil yang benar-benar ilmiah.
Dia sendiri juga berjuang dengan caranya dan memang banyak hal-hal yang mentok.
"Saya stres lho karena kasus subang ini , karena masyarkaat dan keluarga korban berharap ke saya. Saya belum memberikan yang terbaik. Tapi tugas saya sudah selesai. (meski) Selesainya belum terungkap," ujarnya.
Hastry mengaku sampai sekarang terus memberikan masukan kepada pimpinan terkait kasus subang.
Dia pun meminta masyarakat untuk tidak berhenti berharap.
"Jangan berhenti berharap, berdoa. Semoga kemudahan-kemudahan bisa turun sehingga bisa mengungkap kasus ini," tandasnya.
Alat Bukti Ditemukan

Sementara itu, penyelidikan kasus subang sudah mengungkap jenis alat yang dipakai untuk menghabisi nyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Temuan alat bukti ini didapat setelah tim forensik mencocokkan dengan luka yang diderita kedua korban kasus subang.
Hal ini diungkapkan ahli forensik Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti dalam video terbaru yang diunggah di channel youtube-nya, Selasa (28/6/2022).
Dr Hastry adalah ahli forensik yang telah melakukan otopsi ulang terhadap jenazah kedua korban kasus Subang, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Dikatakan dr Hastry, ketika dalam kasus ada dua otopsi, biasanya yang dipakai paling banyak adalah otopsi pertama.
Otopsi kedua hanya akan melengkapi dan memenuhi permintaan jaksa penuntut umum dan tim pembela terdakwa.
"Apakah cukup visum pertama atau butuh visum kedua. Kalau kurang, kita juga bisa dipanggil untuk memberikan keterangan ahli," katanya.
Di kasus subang ini, dia sudah menyebutkan kriteria alatnya seperti apa dilihat dari kondisi lukanya. "Kalau dicocokkan cocok ya pakai visum saya," katanya.
Disinggung apakah dia sudah menemukan jenis alat yang dipakai untuk menghabisi Tuti dan Amel, dr Hastry membenarkan.
"Saya tahu, tapi gak mau ngomong," ujarnya.
Dokter Hastry beralasan statusnya yang seorang polisi mengharuskan mematuhi undang-undang.
"Sesuai undang-undang yang berlaku, saya hanya bicara ke penyidik. Hasilnya kita serahkan ke penyidik," tegasnya.
Update berita lainnya di Google News SURYA.co.id