Berita Surabaya
Antisipasi Wabah PMK, Ternaknesia Kenalkan Program Kurban dari Kandang Melalui Aplikasi
Startup digital peternakan bermitra dengan lebih dari 1207 peternak di seluruh Indonesia, Ternaknesia mengenalkan program kurban secara online
Penulis: Zainal Arif | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Ternaknesia yang merupakan startup digital peternakan bermitra dengan lebih dari 1207 peternak di seluruh Indonesia, mengenalkan program kurban dari kandang melalui aplikasi.
Momen Idul Adha tahun ini berbeda dari perayaan qurban 2 tahun terakhir. Sebelumnya, terjadi pembatasan mobilitas bagi manusia karena pandemi covid-19. Saat ini, pembatasan mobilitas berlaku pada hewan ternak karena adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kondisi ini membuat peternak yang memiliki hewan sehat, kesulitan mendapat akses pasar.
Di sisi konsumen, wabah PMK menimbulkan kekhawatiran tentang tempat dan cara mendapat hewan kurban yang sehat dan aman. Padahal, momen Idul Adha tinggal menghitung hari.
Untuk tetap memudahkan ibadah kurban masyarakat tahun ini, aplikasi Ternaknesia yang bisa diunduh di playstore dan Appstore ini menyediakan fitur e-commerce untuk bisa membeli hewan kurban langsung dari kandang peternak.
Manager Bisnis Hulu Ternaknesia, Wika Tedi Prayoga menjelaskan, aplikasi ini sekaligus menjadi wadah bagi peternak untuk bisa menjual hewan qurbannya.
“Apalagi imbas PMK ini, pasar hewan ditutup,” ujar Tedi saat ditemui SURYA.CO.ID di kantor Ternaknesia, Jl Diponegoro No 60 Surabaya, Rabu (29/6/2022).
Tedi mengatakan, aplikasi Ternaknesia bisa menghubungkan pembeli dan peternak tanpa harus bertemu langsung. Hewan juga tidak perlu dibawa ke lapak atau pasar sehingga potensi tertular PMK menjadi rendah.
“Jadi pada dasarnya, hewan kurban yang dibeli konsumen dikirim langsung dari kandang peternak,” kata Tedi.
Proses pembelian hewan kurban di e-commerce Ternaknesia terbilang mudah. Pasalnya pembeli cukup membuka aplikasi Ternaknesia. Lalu masuk ke fitur “qurban”. Selanjutnya, pembeli bisa memilih apakah hewan kurban akan dikirim ke rumah atau langsung disalurkan.
Lalu, pembeli memilih hewan yang akan dibeli berdasar foto, bobot dan harga. Jika sudah selesai memilih hewan kurban, pembeli bisa langsung mengisi data dan menyelesaikan transaksi.
Selanjutnya, hewan kurban akan diproses sesuai pilihan pembeli, dikirim ke alamat tujuan atau disalurkan ke penerima manfaat yang tersebar di pelosok tanah air.
"Saat ini, sudah terjual 384 ekor sapi dan 121 ekor domba kambing di aplikasi Ternaknesia," ungkapnya.
Tak hanya bisa membeli hewan kurban lewat aplikasi, konsumen juga bisa mengikuti Lelang Qurban Online.
Fitur baru ini menurut Tedi, muncul sebagai solusi dari tutupnya sejumlah pasar hewan selama PMK.
“Kami kemudian membuat platform untuk peternak bisa melelang hewan sehatnya di kandang, dan diikuti secara virtual oleh masyarakat umum,” imbuh Tedi.
Program “Lelang Qurban Online” dari Ternaknesia merupakan lelang hewan kurban pertama yang dilaunching di Indonesia.
Platform lelang di website ternaknesia.com ini menyediakan berbagai pilihan hewan langsung dari kandang dengan harga yang jauh lebih terjangkau (berdasar bidding).
Melalui lelang online, masyarakat dapat berbelanja secara live streaming tanpa harus berkeliling ke lapak-lapak kurban di jalanan.
Tedi berharap, program ini dapat menekan penyebaran PMK dengan mengurangi lalu lintas orang maupun hewan dari dan atau keluar kandang maupun lapak.
“Peternak juga tidak perlu repot membawa hewannya keluar kandang karena mobilitas hewan perlu dibatasi demi menekan penularan,” ujar Tedi.
Cara mengikuti program lelang cukup sederhana. Pertama, konsumen harus melakukan pendaftaran di website Ternaknesia.
Lalu, memilih hewan kurban yang diinginkan dengan melakukan bidding atau penawaran kelipatan 100.000 untuk sapi dan 50.000 untuk domba kambing di jadwal lelang yang telah ditentukan.
Peserta yang melakukan bidding tertinggi yang akan berhasil mendapatkan hewan kurban impiannya.
Inovasi ini disambut baik oleh Mohammad Solehuddin, salah satu mitra peternak Ternaknesia asal Sampang, Madura.
Soleh mengatakan, bahwa dirinya telah merasakan manfaat adanya fitur e-commerce Ternaknesia.
Menurutnya, ia tak perlu repot membawa hewan untuk berjualan di Surabaya ataupun membuka lapak di pinggir jalan.
Peternak berusia 31 tahun ini membenarkan, wabah PMK membuatnya kesulitan berjualan karena pasar hewan yang tutup dan sulitnya mobilitas ternak.
"Alhamdulillah, meski di tengah PMK saya terbantu dan tetap bisa jualan. Jadi bisa lebih fokus merawat hewan dan rajin membersihkan kandang agar bebas penyakit,” ujar Soleh.