Berita Surabaya

Sebulan, Ada 2 Kasus Bayi Tewas Dianiaya dan Dibuang Ibu Kandung di Wonocolo Kota Surabaya

apolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Roycke Hendrik Fransisco mengingatkan pentingnya komunikasi di dalam sebuah keluarga.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Polrestabes Surabaya
Tim Inafis Polrestabes Surabaya lakukan olah TKP atas temuan sesosok bayi berjenis kelamin laki-laki berusia lima bulan, ditemukan tewas di dalam sebuah rumah Jalan Siwalankerto Tengah, No 121, RT 7 RW 2, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, Sabtu (25/6/2022) malam. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Dua kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan ibu kandungnya sendiri terjadi di wilayah hukum Polsek Wonokromo., dalam kurun waktu kurang dari sebulan.

Kasus pertama, seorang ibu membuang bayi yang baru dilahirkan, di parit belakang rumahnya, Jalan Jemur Ngawinan 1, Jemur Ngawinan, Wonocolo, Surabaya, Rabu (8/6/2022).

Kasus kedua, seorang ibu tega membanting anaknya berusia lima bulan gegara, lalu merahasiakan mayatnya hingga membusuk di dalam kamar Jalan Siwalankerto Tengah, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, Sabtu (25/6/2022).

Atas adanya temuan dua kasus yang terjadi kurun waktu sebulan, Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Roycke Hendrik Fransisco mengingatkan pentingnya komunikasi di dalam sebuah keluarga.

Karena, lingkungan paling privat dan terkecil di tengah masyarakat yang sangat memungkinkan untuk menyediakan ruang keterbukaan atas masalah pribadi yang dialami seorang individu, dalam konteks ini, perempuan, adalah keluarga.

Di dalam keluarga, segala bentuk dinamika kehidupan bermasyarakat beserta silang sengkarut permasalahan sehari-hari, dapat dibicarakan secara nyaman, hingga sampailah pada sebuah mufakat atau solusi atas masalah.

"Saya selaku Kapolsek Wonocolo mengingatkan adalah lingkup terkecil dari masyarakat adalah pentingnya suatu komunikasi dibangun dari keluarga," katanya di Mapolsek Wonocolo, Surabaya, Senin (27/6/2022).

Bila komunikasi antar orangtua dan anak di dalam keluarga terjalin secara baik.

Maka, ungkap Kompol Roycke, mustahil ada sebuah ancaman pembunuhan dari anak kepada ibu untuk mendesak merahasiakan kematian sang cucu, sebagaimana kasus yang belakangan berhasil diungkap oleh Polsek Wonocolo.

Dengan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Maka mustahil akan seorang anak menyembunyikan kondisi kehamilan dirinya akibat hubungan diluar nikah, hingga nekat melakukan perbuatan membuang bayinya yang baru dilahirkan di dalam toilet rumah.

"Intinya saya selaku Kapolsek Wonocolo mengimbau kepada warga masyarakat di sekitar Wonocolo atau di Surabaya, mari keluarga adalah bagian yang terkecil, hal yang paling terpenting bukan materi namun lebih kepada bagaimana membangun komunikasi yang baik antara anak dengan orang tua dan antara orang tua dan tetangga sehingga komunikasi yang baik itu membuat suatu kolaborasi yang baik di sekitar lingkungan," pungkasnya.

Sekadar diketahui, sesosok mayat bayi berjenis kelamin laki-laki ditemukan teronggok di dasar parit yang membelah permukiman kawasan Jalan Jemur Ngawinan 1, RW 02, Jemur Ngawinan, Wonocolo, Surabaya, pukul 09.00 WIB, Rabu (8/6/2022).

Hasil penyidikan terhadap P, ibu kandung bayi ternyata bayi tersebut dibuang sekitar pukul 03.00 WIB, di hari yang sama, yakni Rabu (8/6/2022).

Sedangkan usia kandungan bayi sebelum dilahirkan, ternyata mencapai delapan bulan.

17 hari kemudian, warga Wonocolo digegerkan dengan kabar, bayi berjenis kelamin laki-laki berusia lima bulan, ditemukan tewas membusuk di dalam sebuah rumah Jalan Siwalankerto Tengah, No 121, RT 7 RW 2, Siwalankerto, Wonocolo, Surabaya, Sabtu (25/6/2022) malam.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved