Berita Gresik
Kasus Pernikahan Manusia dengan Domba di Gresik Disebut Merusak Adat Budaya Jawa
Kasus pernikahan manusia dengan domba yang menggunakan ajaran Islam dinilai merusak budaya Jawa, sebab salah memahami budaya
Berita Gresik
SURYA.co.id | GRESIK - Kasus pernikahan manusia dengan domba yang menggunakan ajaran Islam dinilai merusak budaya Jawa, sebab salah memahami budaya, Senin (27/6/2022).
Menurut Ketua Yayasan Mataseger, Kris Adji, para pelaku pernikahan manusia dengan domba di Pesanggrahan Keramat Ki Ageng, Desa Jogodalu, Benjeng tidak memahami budaya Jawa secara utuh.
Kris Adji menambahkan hal ini membuat citra budaya Jawa yang luhur menjadi rusak.
"Mereka justeru merusak buadaya jawa itu sendiri. Makanya jangan dibalik, bahwa ini konten tidak ada unsur agama. Faktanya, ada kalimat- kalimat agama yang dimasukkan. Mereka telah merusak budaya, bukan melestarikan," kata Kris Adji.
Kris Adji menambahkan, dalam kegiatan kesenian dan budaya Jawa diperlukan seorang guru, agar sesuai dengan maknanya.
"Tetapi, ritual budaya jawa yang dilakukan oleh orang yang tidak memahami tata cara adat. Maka, yang mereka hadapi saat ini umat Islam bukan hanya di Gresik," imbuhnya.
Diketahui, di pesanggrahan Keramat Ki Ageng, Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, milik Nur Hudi Didin Arianto anggota DPRD Gresik Fraksi Nasdem diadakan pernikahan manusia dengan domba betina.
Kegiatan tersebut menggunakan tata cara Islami.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/tangkapan-layar-video-pria-di-Gresik-menikahi-domba-betina.jpg)