Berita Tuban
KONDISI Buya Arrazy 2 Hari usai Putra Meninggal Tertembak Senpi Patwal, Pejamkan Mata Selama Tahlil
Kondisi terbaru buya Arrazy Hasyim setelah dua hari sang putra meninggal dunia tertembak senjata api milik patwal mabes Polri.
Penulis: M. Sudarsono | Editor: Musahadah
SURYA.co.id | TUBAN - Inilah kondisi terbaru Buya Arrazy Hasyim atau KH Arrazy Hasyim dua hari setelah meninggalnya sang putra, Hushaim Shah Wali Arrazy (3).
Meski sudah ikhlas dengan kepergian sang putra, Buya Arrazy Hasyim tampak sangat berduka.
Hal ini terlihat saat Buya Arrazy Hasyim mengikuti tahlilan 2 hari wafatnya, Hushaim Shah Wali Arrazy di rumah duka, Desa/Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Rabu (23/6/2022) malam.
Buya Arrazy terlihat memejamkan mata sejak awal tahlil hingga selesai.
Sesekali ia mengusap air mata, tak kuasa menahan kehilangan yang dirasakan.
Baca juga: Buya Arrazy Hasyim Minta Putranya Meninggal Tertembak Senpi Patwal Mabes Polri Tak Diberitakan Terus
Saat tahlil selesai, banyak jemaah yang menyalami dan mendoakan agar ulama muda itu tetap tegar.
Buya juga memohon doa atas kepergian putranya yang lebih dulu mendahului.
"Mohon doanya, saya dan keluarga ikhlas atas musibah ini," kata Buya sembari membalas doa dari jemaah, Kamis (23/6/2022), malam.
Pendiri dan pengasuh Ribath Nouraniyah Hasyimiyah, yang berada di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, itu juga meminta agar kejadian duka ini tidak diberitakan terus menerus.
"Kami mohon teman-teman media untuk tidak memberitakan terus menerus, demi menjaga perasaan kami (keluarga, red)," pinta Buya.
Ia mengaku sudah mengikhlaskan dan meminta aparat kepolisian agar tidak melanjutkan perkara tersebut ke ranah hukum.
Salah seorang warga sekitar, Saiful mengaku turut merasakan duka yang mendalam atas meninggalnya putra kedua ustaz Arrazy.
"Kami ikut merasakan duka mendalam kepada almarhum dan keluarga," kata Saiful saat diwawancarai Kompas.com.
Saiful menyampaikan, pihaknya sebagai tetangga dan juga sesama muslim hanya bisa membantu mendoakan yang terbaik untuk almarhum dan keluarga diberikan ketabahan menghadapi musibah ini.
Hal yang sama juga disampaikan Sudarsono, pengasuh Ribath Nouroniyah Hasyimiyah, Ciputat, Tangerang Selatan, Provinsi Banten.