G30SPKI
6 FAKTA Jenderal Ahmad Yani Korban G30S/PKI: Kesayangan Soekarno, Berani Menentang Partai Komunis
Berikut rangkuman fakta tentang Jenderal Ahmad Yani, salah satu korban Gerakan 30 September 1965 atau G30S/PKI.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
2. Prestasi Ahmad Yani
Berikut beberapa Prestasi Ahmad Yani selama berkarier di dunia militer:
- Ahmad Yani menjadi salah satu pasukan yang berhasil menyita senjata Jepang di Magelang.
- Pada saat Agresi Militer I, Achamd Yani diangkat sebagai Komando TKR Purworejo dan pasukannya berhasil menahan Belanda di daerah Pingit.
- Pada saat Agresi Militer II, Achamd Yani dipercaya sebagai Komandan Wehrkreise II meliputi daerah pertahanan Kedua.
Pada saat Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Ahmad Yani bertugas di Tegal, Jawa Tengah dengan jabatan Letnan Jenderal.
Dirinya mendapatkan mandat untuk membentuk pasukan khusus yang diberi nama Benteng Raiders.
Pasukan tersebut bertugas untuk menghentikan pasukan DI/TII.
3. Sekolah di Amerika dan Inggris
Berkat kecerdasan dan keberaniannya, Ahmad Yani dibiayai Angkatan Darat untuk memperdalam ilmu militer di Command and College Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan.
Setelah itu Yani juga mengikuti pendidikan selama dua bulan di Special Warfare Course di Inggris.
4. Ahmad Yani di mata Istana
Yani memiliki reputasi yang sangat baik di mata Istana.
Saat pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner) terjadi di Sumatera Barat, Ahmad Yani yang saat itu berpangkat Kolonel berhasil mengamankan pemberontahan PRRI.
Kemudian dirinya menjabat kepala Staf Komando Operasi Tertinggi (KOTI) yang berada di bawah komando presiden.
Dalam waktu empat tahun sejak memimpin Operasi 17 Agustus di Padang, nama Yani terus melesat.
Sebagai perwira profesional, Yani memperoleh kepercayaan untuk dilantik oleh Presiden Sukarno sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 23 Juni 1962.
5. Jenderal kesayangan Soekarno