Berita Blitar
Ini Cara Produsen Sambal Pecel di Kota Blitar Bertahan Produksi Saat Harga Cabai Mahal
Produsen sambal pecel di Kota Blitar dibuat pusing dengan harga cabai rawit yang terus naik beberapa hari terakhir ini.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
"Tiap seminggu sekali kirim ke Kalimantan sekitar 90 kilogram sambal pecel. Lalu kirim ke Hongkong sekitar 10 kilogram tiap minggu," ujarnya.
Menurutnya, di saat harga cabai mahal, permintaan sambal pecel justru meningkat. Masyarakat memilih beli sambal pecel dari pada repot membuat sambal sendiri saat harga cabai mahal.
"Bagi produsen, saat harga cabai mahal, untung dari produksi sambal pecel sebenarnya menipis. Karena biaya produksi terutama untuk beli cabai membengkak. Tapi, kami tetap produksi selama tidak merugi," katanya.
Produsen sambal pecel lainnya, Siti Mukayanah belum menaikkan harga jual sambal pecel meski harga cabai rawit mahal. Ia tetap menjual sambal pecel Rp 60.000 per kilogram.
"Sementara ini belum ada kenaikan harga sambal pecel di tempat saya meski harga cabai naik," kata pemilik pusat oleh oleh sambal pecel Hj Suyati di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar itu.
Cara menyiasati mahalnya harga cabai rawit, Siti menggunakan cabai kering untuk memproduksi sambal pecel.
"Saat harga cabai mahal, kami menggunakan stok cabai kering. Kalau full produksi kebutuhan cabai untuk sambel pecel bisa 50 kilogram per hari. Produksi sambal pecel kami rata-rata 50-80 kilogram per hari," ujarnya.