Berita Surabaya

Ini Penjelasan Pakar Kedokteran Unair Tentang Cacar Monyet

Virus tersebut telah menyebar ke beberapa negara non endemik seperti Amerika Serikat, Australia, dan beberapa wilayah di Eropa

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Tropis Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Dr Dominicus Husada dr DTM&H MCTM(TP) SpA(K) 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kementerin Kesehatan telah mengeluarkan imbauan terkait virus cacar monyet atau Monkeypox yang juga tengah menjadi perhatian dunia.

Virus tersebut telah menyebar ke beberapa negara non endemik seperti Amerika Serikat, Australia, dan beberapa wilayah di Eropa.

Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Tropis Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Dr Dominicus Husada dr DTM&H MCTM(TP) SpA(K) mengungkapkan penyakit cacar monyet memiliki banyak kemiripan dengan saudaranya yaitu cacar pada manusia.

Tanda utamanya adalah terdapat bintik berisi nanah atau cairan di banyak tempat pada tubuh, terutama anggota gerak.

“Jika tidak muncul bintik, kecurigaan ke arah cacar monyet praktis rendah. Berbeda dengan cacar manusia yang selalu meninggalkan bekas atau menyebabkan kematian, cacar monyet relatif ringan. Jarang sekali yang memberat atau membuat kematian,” paparnya.

Terkait penularan, Dominicus menjelaskan bahwa kontak erat antar manusia menjadi medium penularan virus.

Cairan yang mengandung virus masuk ke tubuh melalui kulit yang terluka, mata, mulut, atau saluran pernapasan.

Di Barat, salah satu faktor pendorong penularan virus ini adalah hubungan seks sesama jenis.

“Berbagai penyakit yang baru dikenal manusia beberapa tahun belakangan ini hampir semuanya berasal dari hewan, tapi sekarang pindah ke manusia. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola hidup manusia, interaksi dengan hutan dan seisinya, serta global warming,” jelas dosen asal FK Unair itu.

Biasanya, virus cacar monyet menyerang orang dewasa, tetapi bisa juga menyerang anak-anak.

Penyakit ini banyak ditemukan di Afrika sehingga dapat dibilang mereka mengalami wabah virus cacar monyet hampir setiap tahun baik di tingkat lokal maupun di tingkat yang lebih luas.

“Saat ini, vaksin virus cacar monyet sudah tersedia di beberapa negara maju. Vaksin yang digunakan adalah vaksin untuk cacar manusia yang juga efektif untuk cacar monyet. Beberapa negara seperti USA mempunyai stok vaksin ini, tapi Indonesia tidak punya,” ujar Dominicus.

Lebih lanjut, ia berkata jika ada orang yang dicurigai menderita cacar monyet, maka sebaiknya jangan berdekatan karena dengan kontak erat itulah penularan dapat terjadi.

Jika tidak berdekatan dengan penderita, maka risiko tertular boleh dikatakan tidak ada.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved