Berita Lumajang

Sekolah Diblokade Gundukan Pasir, Ratusan Murid SMK di Lumajang Gagal Ikuti Ujian Kenaikan Kelas

SMK Wira Yudha Sakti Nusantara (WYSN) di Kabupaten Lumajang diblokir seorang warga yang mengaku sebagai pemilik lahan. Begini kronologinya.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Tony Hermawan
Para murid dan guru membersihkan gundukan pasir yang menumpuk di depan gerbang SMK Wira Yudha Sakti Nusantara, Lumajang, Jumat (27/5/2022). 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Ratusan murid SMK Wira Yudha Sakti Nusantara (WYSN) di Kabupaten Lumajang, dikejutkan dengan gundukan pasir di depan sekolah mereka, Jumat (27/5/2022).

Gundukan pasir tersebut menutup pintu gerbang sekolah yang berlokasi di Jl Veteran No 82, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Sukodono, Lumajang.

Kabarnya, sekolah tersebut diblokir seorang warga yang mengaku sebagai pemilik lahan sekolah tersebut.

Kejadian itu tentu saja menganggu aktivitas para murid. Apalagi, pagi tadi 300 murid seharusnya melaksanakan ujian kenaikan kelas. Walhasil, akibat aksi blokade ini semua murid gagal mengikuti ujian. Hingga sore tadi, siswa malah sibuk membersihkan gundukan pasir.

Sebelumnya, memang SMKN WYSN telah digugat oleh TBD, seorang warga yang mengaku mempunyai lahan sekolah.

Masalah sengketa lahan berawal dari perjanjian sewa antara pemilik lahan dengan pengelola SMK WYSN pada 2015. Dalam perjanjian sewa, SMK WYSN mengontrak lahan selama 20 tahun dengan biaya sewa sebesar Rp 1,2 miliar. Namun pada tahun 2019, pemilik lahan menggugat pihak SMK WYSN.

SMK WYSN dilaporkan melanggar perjanjian kontrak. Uang sewa miliaran rupiah yang seharusnya dibayar secara kontan, justru dicicil oleh SMK WYSN. Bahasa hukumnya pelanggaran wanprestasi.

Kepala SMK WYSN, Sri Diana mengatakan, gugatan wanprestasi sebelumnya telah dimenangkan oleh Teguh Budi Darmawan (TBD). Pengadilan Negeri Lumajang memberi waktu SMK WYSN mengosongkan lahan sekolah hingga 27 Juni mendatang. Akan tetapi, belum habis masa tenggang waktu tersebut, TBD mendesak SMK WYSN untuk segera angkat kaki. 

"Yang pertama tentu blokade ini menganggu psikis siswa. Murid yang harus bisa tenang mengikuti ujian sekolah sekarang malah batal. Padahal ujian ini online, sehingga kami harus menjadwalkan ulang," katanya.

Sore tadi, para murid dan sejumlah guru langsung ramai-ramai melakukan pembersihan pasir yang menumpuk di depan gerbang sekolah. Harapannya, besok sekolah bisa kembali digunakan. 

Namun, ketika murid dan guru membersihkan pasir, beberapa orang di antara mereka merasa terintimidasi. Kabarnya dari kejauhan mereka diawasi oleh orang-orang berbadan gempal.

"Sebenarnya siswa-siwsi tidak kami libatkan dalam masalah ini. Kami profesional. Tapi karena tadi ada pihak lawyer yang mendatangi sekolah, bicara segala macam ke siswa, akhirnya mereka berontak," pungkasnya.

Baca juga: Klarifikasi Kuasa Hukum Teguh Budi Darmawan soal Masalah SMK WYSN di Lumajang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved