Sabar dan Ikhlas, Zainal Fanani dan Ihza Muhammad Boyong Medali Emas dan Perak
Atlet balap sepeda gunung asal Lumajang rebut medali emas dalam ajang bergengsi Bike Cross Country Marathon di Sea Games Vietnam.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Rahadian Bagus
"Gak pernah ikut latihan, tiba-tiba dipinjami sepeda gunung disuruh ikut kompetisi mountain bike (MTB) di Malang. Gak tahu kenapa ternyata bisa masuk 5 besar," katanya.
Sepulangnya dari tanding, nama Zaenal menjadi perbincangan di kalangan atlet MTB. Dia diminta bergabung di sebuah klub bernama Megar. Dia diberi pinjaman sepeda. Syaratnya cuma harus rutin latihan.
Dorongan ini yang membuatnya semangat. Setiap hari dia hanya mengisi waktu berlatih dan berlatih. Ikhtiar ini ternyata tak mengkhianati hasil.
Beberapa tahun lalu, dia pernah bertanding di Asia Champions Ship di China. Kemudian ke India tour Gunung Himalaya. Tahun 2019 lalu, dia juga membawa medali emas di PON Riau.
Perjuangan di masa lalu, juga pernah dirasakan Ihza Muhammad, peraih medali perak yang juga bertanding di ajang Bike Cross Country Marathon di Sea Games Vietnam. Pemuda usia 24 tahun ini bertemu Fanani sekitar tahun 2017.
Sama seperti Fanani, latar belakang Ihza adalah atlet BMX. Ihza diajak Fanani bergabung di klub Megar untuk mengembangkan skill di balap sepeda MTB.
Latar belakang Ihza bukan dari kalangan keluarga sederhana.
Tahun 2017 lalu, tepatnya ketika Ihza lulus SMA. Saat itu Ihza sempat berencana merantau di Bali.
Bekerja di sana untuk membantu keuangan keluarga. Mulai itu lah, Ihza digembleng latihan oleh Fanani.
Dia dicetak menjadi atlet profesional agar bisa tetap mengejar prestasi, tapi juga mendapat royalti.
"Setiap hari latihan dan latihan. Paling cepat dua jam," katanya.
Tahun 2019, karirnya mulai tertata. Saat itu dia mendapat kesempatan menjadi atlet yang dipercaya bertanding ajang Asean Championship di Malaysia.
Namun, saat itu keberuntungan belum memihak.
Ketika pandemi corona menyerang, kebosanan mulai kembali menyelimuti Ihza.
Ihza ingin kembali pergi ke Bali, lantaran tidak ada kompetisi yang digelar.
Di situ lah sosok Fanani kembali hadir memupuk kembali semangatnya. Berlatih dan berlatih terus dilakukan setiap hari.
Hingga akhirnya dia berhasil meraih medali perak di kompetisi pertamanya di Sea Games bersama Fanani.
"Dulu sempat putus asa. Mau kerja saja. Apalagi dua tahun ada corona gak ada kompetisi. Gak tahunya sekarang, aku bisa
mendapat hasilnya," pungkasnya.