KEJANGGALAN Bus Maut Sebelum Tewaskan 14 Orang di Tol Mojokerto, Bocah Ini Selamat karena Ayah Ragu

Ternyata sebelum kecelakaan maut di Tol Surabaya-Mojokerto, KM 712.400/A, Senin (16/5/2022) pagi, kondisi bus sudah mencurigakan. 

SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
Kondisi sisi depan bus yang rusah parah dan posisi jarum speedometer. Kejanggalan bus sebelum berangkat diungkap keluarga korban. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kejanggalan bus pariwisata Ardiansyah yang mengangkut rombongan warga Benowo Krajan berwisata ke Dieng baru terungkap dua hari setelah kecelakaan maut yang menewaskan 14 orang. 

Ternyata sebelum kecelakaan maut di Tol Surabaya-Mojokerto, KM 712.400/A, Senin (16/5/2022) pagi, kondisi bus sudah mencurigakan. 

Riski Dwi Laksono, salah satu keluarga korban mengungkap sempat ragu ketika melihat kru bus sebelum berangkat.

Riski yang kehilangan kakak perempuan dan kakak ipar dalam kecelakaan maut itu menuturkan, kru bus terkesan tergesa-gesa. 

Baca juga: KISAH PILU Para Keluarga Korban Laka Maut Tol Sumo Kehilangan Lebih dari 1 Famili: Jadi Yatim Piatu

"Mereka seakan mengejar jadwal. Sebab berdasarkan yang kami dengar, ada jadwal (Wisata Religi) Wali Limo pada Senin tersebut," katanya saat ditemui, Selasa (17/5/2022).

Hal ini pun diperkuat dengan kondisi bus yang seakan disiapkan untuk rombongan banyak bus.

"Ada simbol huruf "D" ditempel di kaca yang sepertinya memang disiapkan untuk rombongan bus setelah dari Dieng. Sebab, kalau untuk rombongan ke Dieng cuma satu bus," katanya.

Dengan asumsi padatnya jadwal tersebut, ia menduga kru bus pun bisa mengalami kelelahan.

"Penumpang saja pada tidur kan," katanya.

Atas keanehan tersebut, Riski pun sempat mencegah keluarganya, termasuk anaknya berangkat.

"Anak saya saja mau ikut akhirnya saya larang. Sebab, terkesan dipaksakan sejak awal," kata Bapak dua orang anak ini.

Namun, pada akhirnya sebagian anggota keluarganya masih berangkat bersama 25 tetangga lain. Hingga akhirnya kejadian naas itu terjadi Senin pagi.

Selain kehilangan kakak dan kakak ipar yang tewas dalam kecelakaan itu, empat anggota keluarga Rizki juga masih dirawat di rumah sakit. 

Mereka adalah Mujiana (ibu Riski), ada Nur Ra'i (ayah Riski), Septian Adi (adik Riski), dan Cipta Prayoga (keponakan Riski).

"Saya empat bersaudara, dua saudara saya ikut wisata tersebut bersama keponakan. Saya tak ikut karena dari awal seakan ada perasaan tak enak," kata Riski.

Selain dua anggota keluarganya meninggal, dua anggota keluarga lain dalam keadaan belum sadar hingga Selasa pagi. "Untuk ibu dan keponakan sadar, namun adik dan ayah belum. Ayah dalam kondisi kritis," katanya.

Sementara Septian Adi yang ada gangguan pada otak. "Hari ini mau operasi dan kami membutuhkan tranfusi darah," katanya.

Lokasi perawatan pun terpencar. Mulai Nur Ra'i yang dirawat di RS Emma Mojokerto, Septian Adi di RS Mohamad Soewandhie Surabaya, Cipta Prayoga di RS Petrokimia Gresik, dan Mujiana yang dirawat di RS BDH.

"Begitu kejadian, saya langsung berangkat ke Mojokerto. Saya sampai berkeliling di 7 RS untuk mencari anggota keluarga kami. Mulai yang di Mojokerto hingga Gresik," katanya.

Sebelum kejadian, Riski mengaku kali terakhir berkomunikasi pada Minggu malam (15/5/2022). "Sekitar pukul 23.00 WIB, saya tanya Ibu saya soal jam kepulangan. Waktu itu, Ibu mengaku masih di kawasan Malioboro," katanya.

Ia mengaku hampir tak memiliki firasat apapun sebelum insiden ini. Apalagi, kegiatan berlibur bersama keluarga maupun tetangga menjadi agenda rutin yang digelar tiap tahun.

Bahkan, pekan lalu ia bersama rombongan keluarganya baru pulang dari Malang untuk wisata keluarga. "Waktu itu, yang berangkat sekitar 65 orang dan Alhamdulillah tak ada kendala," katanya.

Saat ini, pihaknya fokus untuk memastikan kondisi keluarganya. Termasuk, menjaga keponakannya, Cipta Prayoga yang kini menjadi yatim piatu setelah ayah dan ibu dia meninggal dalam peristiwa ini.

"Harapannya, keluarga kami bisa dirujuk ke satu tempat sehingga kami mudah untuk menjaganya. Untuk saat ini, kami membagi anggota keluarga untuk berjaga," katanya. 

Sopir Pakai Sabu dan Tak Punya SIM

Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman memastikan sopir cadangan bus maut di tol Mojokerto konsumsi sabu-sabu.
Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman memastikan sopir cadangan bus maut di tol Mojokerto konsumsi sabu-sabu. (surya/luhur pambudi/istimewa)

Sebelumnya terungkap fakta mengenai Ade Firmansyah (28) sopir cadangan bus pariwisata yang kecelakaan tunggal di Tol Surabaya-Mojokerto, KM 712.400/A, hingga menewaskan 14 orang.

Seperti diketahui, Ade Firmansyah adalah kernet bus yang menggantikan sopir utama saat kecelakaan terjadi. 

Kabar terbaru menyebut Ade Firmansyah diduga mengonsumsi sabu-sabu saat kecelakaan maut terjadi. 

Menurut Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman, temuan tersebut diperoleh penyidik dari hasil tes urine awal yang dilakukan terhadap sopir cadangan tersebut.

Guna memastikannya, Selasa (17/5/2022), penyidik sedang melakukan pengambilan sampel darah terhadap sopir cadangan itu, untuk dilakukan pengujian laboratorium forensik (Labfor).

"Pengemudi ini menggunakan sejenis sabu. Hari ini, kami mengambil darah untuk kita kirim ke Labfor, untuk memastikan kandungan apa yang ada di pengemudi ini," ujar Kombes Pol Latif.

Latif menambahkan, pihaknya juga akan melibatkan pihak Satresnarkoba Polres Mojokerto Kota untuk mendalami temuan dugaan sopir cadangan dalam laka tersebut, yang terindikasi mengonsumsi sabu.

Mulai dari, sejak kapan sopir cadangan itu mulai memiliki kebiasaan mengonsumsi sabu tersebut.

Dari mana memperoleh serbuk kristal sabu tersebut.

Namun, untuk konteks kasus insiden kecelakaan tunggal tersebut. Latif menegaskan, pihaknya masih mendalami lebih lanjut, mengenai kapan terakhir kali si sopir cadangan tersebut mengudap sabu, sebelum terjadinya kecelakaan.

Pasalnya, terdapat temuan kronologi, selama perjalanan menuju Dieng Wonosobo, sopir cadangan tersebut diketahui tidak ikut kegiatan liburan di destinasi wisata yang dikunjungi bersama warga atau para penumpang.

"Kan ada waktu waktu selama perjalanan di Surabaya, di Wonosobo sampai Jogya ini, ada sempat dia berhenti, dan ada satu jam dia tidak ikut acara di Dieng, yaitu satu jam di tempat makan. Apakah itu. Nanti kita akan dalami dari Resnarkoba yang akan dalami untuk penggunaan narkobanya," pungkasnya.

Selain terindikasi mengonsumsi narkotika jenis sabu, Ade Firmansyah ternyata tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). 

Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman mengatakan, penyidik Satlantas Polres Mojokerto Kota, masih terus mendalami dan mengembangkan temuan ini. 

"Sopir ini ternyata yang nyetir  tidak memiliki SIM. Makanya kita akan cari tahu statusnya, apakah dia ini sopir cadangan atau hanya kernet," katanya di depan Gedung Ditlantas Mapolda Jatim, Selasa (17/5/2022). 

Sejauh ini, lanjut Latif, proses penyelidikan secara resmi masih belum dilakukan. 

Namun proses penggalian informasi awal mengenai kronologi kejadian dan beberapa hal yang mendasarinya, sudah dilakukan dalam tahap awal. 

"Sejauh ini kami belum melakukan pemeriksaan resmi, kami hanya menggali saksi yang ada. Nanti kami akan melakukan secara resmi apabila sudah ada rekomendasi dari dokter," pungkasnya. 

Hingga saat ini, status hukum apapun belum disematkan terhadap sopir cadangan tersebut. 

Mengingat, kondisi Ade Firmansyah masih menjalani observasi perawatan medis di RS Citra Medika Sidoarjo. 

"Iya sementara belum," pungkasnya. 

Lokasi kecelakaan maut bus pariwisata (kanan) di jalur A KM 712+400, jalan tol Surabaya-Mojokerto, Dusun Sukodono, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Selasa (17/5/2022). Dan Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman (kiri)
Lokasi kecelakaan maut bus pariwisata (kanan) di jalur A KM 712+400, jalan tol Surabaya-Mojokerto, Dusun Sukodono, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Selasa (17/5/2022). Dan Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman (kiri) (surya.co.id/mohammad romadoni/luhur pambudi)

Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, saat ditemui awak media di Mapolda Jatim mengatakan, sopir bus pariwisata itu berpotensoi besar menjadi tersangka.

"Betul, sopir berpotensi jadi tersangka karena menyebabkan kecelakaan hingga meninggal dunia," ujarnya di Mapolda Jatim, Senin (16/5/2022).

Apalagi, lanjut Irjen Pol Nico, sopir bus tersebut, sempat mengakui jikalau dirinya dalam keadaan mengantuk saat mengemudikan bus melintas di KM tersebut.

"Kami pastikan, yang bersangkutan (sopir) mengakui sementara mengantuk, tapi kami masih akan mendalami kecelakaan tersebut," jelasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved