Berita Surabaya

Eri Cahyadi Target 300 Ribu Warga Surabaya Lepas dari Kemiskinan Tahun Ini

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengingatkan seluruh kepala dinas di lingkungan Pemkot untuk mewujudkan indikator kinerja Perangkat Daerah (PD).

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
bobby constantine koloway/surya.co.id
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengingatkan seluruh kepala dinas di lingkungan Pemkot untuk mewujudkan indikator kinerja Perangkat Daerah (PD).

Wujud indikator kinerja itu di antaraya soal penurunan angka Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau warga kurang mampu di Surabaya.

Untuk diketahui, jumlah MBR di Surabaya di awal 2022 mencapai 979,624 jiwa.

Pemkot menargetkan jumlah ini berkurang menjadi 300 ribu jiwa pada akhir tahun.

Cak Eri mengingatkan, indikator keberhasilan kinerja Kepala PD, Camat, dan Lurah telah disepakati melalui kontrak kinerja.

Capaian output dan outcome program akan dievaluasi secara berkala.

“Melalui kontrak kinerja, para Kepala Dinas harus mempertanggungjawabkan program yang sudah dibuat. Setiap tiga bulan sekali, saya akan melakukan evaluasi," kata Cak Eri, Minggu (15/5/2022).

Indikator ini bukan semata instruksi pihaknya, namun juga berdasarkan kepuasan masyarakat.

"Sebab, saya bertanggung jawab menggerakkan PD untuk kepentingan masyarakat Kota Surabaya,” katanya.

Ada tiga poin yang menjadi penilaian pihaknya secara umum dalam evaluasi kali ini.

Seluruhnya, bertujuan untuk pengentasan kemiskinan di Surabaya.

Pertama, para Kepala Dinas, Camat, dan Lurah harus bersinergi mempercepat penggunaan aset milik Pemkot Surabaya menjadi lapangan pekerjaan bagi MBR.

Bisa untuk kepentingan pertanian, peternakan, hingga kegiatan ekonomi masyarakat lainnya.

Misalnya, aset Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) yang tersebar di beberapa kawasan.

"Asetnya bisa digunakan, orangnya kita dampingi, dan modalnya, seperti benih dan pupuk, kita bantu," katanya.

Kemudian, melakukan pemetaan kemampuan dan usia kerja terhadap 350 ribu KK yang masuk dalam kategori MBR.

Pemetaan ini penting untuk menentukan mekanisme intervensi yang diberikan.

“Para Lurah lakukan pengecekan terdapat MBR dengan melibatkan RT/RW dan Kader Surabaya Hebat. Petakan dan buat kelompok MBR untuk mengerjakan tambak, pertanian, dan lainnya,” katanya.

Kedua, ia meminta percepatan penyelesaian penyusunan Kader Surabaya Hebat.

Camat dan Lurah akan membimbing Kader Surabaya Hebat sehingga berkontribusi dalam membantu melakukan pendataan MBR.

Ketiga, ia meminta kepada seluruh Camat, Lurah, dan RT/RW untuk menempelkan nomor telepon atau narahubung di setiap Balai RW.

Ini untuk mempercepat pelayanan publik kepada masyarakat.

“Setiap RW sudah memiliki ASN pendamping dari kecamatan maupun kelurahan setempat. Dia bertanggung jawab mengenai pelayanan di daerah tersebut,” ujarnya.

Selain intervensi kepada MBR, Cak Eri juga mengingatkan kepekaan pegawainya terhadap berbagai permasalahan masyarakat lainnya, seperti bayi stunting, gizi buruk, hingga rumah tidak layak huni (Rutilahu) di wilayahnya masing-masing untuk segera ditindaklanjuti oleh PD terkait.

“Apabila selama lima kali diketahui tidak sesuai dengan target kontrak kinerja, maka Kepala PD, Camat, dan Lurah yang bersangkutan dipersilahkan mengundurkan dari jabatan yang diemban,” tegasnya.

Tak hanya kepada para pejabat, Cak Eri juga memberikan perhatian kepada pegawai lainnya, khusunya, para pegawai yang baru saja menerima Surat Keputusan (SK) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Misalnya, 67 orang CPNS mengikuti orientasi di sejumlah dinas, termasuk di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Surabaya.

Di dinas tersebut, ada 22 CPNS yang mengikuti orientasi dan terus digembleng soal perencanaan sebuah kota.

Cak Eri Cahyadi bahkan turun langsung menggembleng mereka.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menjelaskan tentang perencanaan dan pembangunan sebuah kota, terutama Kota Surabaya.

Cak Eri banyak menjelaskan tentang tahapan-tahapan perencanaan dan penganggaran.

"Para pegawai harus terus belajar dan belajar, jangan pernah bosan untuk belajar demi menyempurnakan perencanaan Kota Surabaya,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kota Surabaya Febrina Kusumawati menjelaskan bahwa keinginan memberikan arahan kepada ASN baru merupakan inisiatif Wali Kota Eri.

Bagi Cak Eri, perencanaan Kota Surabaya amat penting.

“Bahkan, bagi kita yang eksisting, beliau selalu mengajak ayo kalau merencanakan sesuatu betul-betul berbasis data dan ayo pakai hati,” katanya.

Selain itu, para CPNS ini merupakan elemen baru di Pemkot Surabaya atau fresh graduate dalam istilah mahasiswa.

"Dalam masa orientasi di kami itu, mereka kita ajari bagaimana menyusun RPJMD, tahapan-tahapan Renstra, menyusun RKPD, perencanaan setahun hingga lima tahun sampai pada APBD disahkan di DPRD,” tegasnya.

Menurutnya, ilmu perencanaan itu tidak hanya dipakai di Bappeda Litbang saja, namun juga harus dipakai di semua dinas di lingkungan Pemkot Surabaya.

“Semua dinas harus paham ilmu perencanaan, karena ini adalah awal dari pembangunan sebuah kota atau daerah,” pungkasnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved