SOSOK KKB Papua Buaya yang Tembak Mati Nober Palintin di Puncak, Di Bawah Komando Lekagak Telenggen

Inilah fakta kelompok kriminal bersenjata Papua (KKB Papua) yang diduga menembak mati sopir truk bernama Nober Palintin (31) di Distrik Gome, Puncak.

Editor: Musahadah
istimewa/tribun papua
Nober Palintin, korban penembakan KKB Papua di Kabapaten Puncak. KKB Papua Buaya diduga sebagai pelakunya. 

“Saat kejadian, personel yang masih berada di bandara langsung mencari sumber tembakan tersebut dan untuk pesawat kargo batal mendarat,” kata Kamal.

Dalam kejadian tersebut, tidak sempat terjadi kontak senjata dan kini situasi di Distrik Ilaga sudah kondusif.

Diberitakan sebelumnya, Nober Palintin, diduga menjadi korban penembakan KKB di Kali Ilame, Kampung Wako, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (11/5/2022) siang.

Saat kejadian, Nober Palintin tengah mengambil material pasir di Kali Ilame.

Aksi penembakan diketahui setelah aparat keamanan mendengar beberapa kali suara tembakan.

Jasad Nober Palintin sempat hilang hingga akhirnya ditemukan oleh masyarakat di pinggiran Kali Wilipur, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, pada Kamis (12/5/2022).

Tekat Jenderal Andika Perkasa

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Saat Memberikan perintah terbaru untuk para prajuritnya di Papua.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Saat Memberikan perintah terbaru untuk para prajuritnya di Papua. (Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa)

Menyikapi aksi KKB Papua yang kian brutal, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan tegas mengatakan, TNI dapat menumpas kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Penegasan tersebut dikatakan Jenderal Andika saat ditemui di Markas Korem/142 Tatag Mamuju, Kamis (12/5/2022) siang.

"Saat ini tak ada pasukan tambahan yang diterjunkan, karena kami yakin yang ada di lapangan sudah bisa menangani persoalan tersebut," kata Jenderal Andika Perkasa.

Menurutnya, pasukan teritorial saat ini cukup dalam menangani teror yang dilakukan KKB tersebut, sehingga tak perlu ada tambahan pasukan.

Justru upaya ditempuh saat ini, langkah jangka panjang dalam meredam kelompok bersenjata itu. Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi hambatan dalam penangananya.

"Kami terus berupaya menangani kasus tersebut, dengan cara-cara kami yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan," ungkap dia.

"Walaupun dari kelompok bersenjata tidak menunjukkkan nilai kemanusiaan, tapi kita tidak boleh terpancing," lanjutnya.

 Dikatakan langkah yang saat ini ditempuh ialah terus menangani kasus itu secara hukum dan prosedural.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved