Berita Tulungagung
Dampak Isu PMK, Perdagangan Sapi di Kaliwungu Kabupaten Tulungagung Sepi, Harganya Juga Turun
Sebab kebanyakan para pedagang besar berasal dari daerah terdampak dan suspect, seperti Malang, Gresik, dan Mojokerto.
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Meski belum ada kasus penyakit mulut dan kuku (PMK), Kabupaten Tulungagung mulai terpengaruh penyebaran penyakit ini.
Di antaranya harga sapi mulai menurun dan putaran perdagangan juga berkurang.
Seperti yang diungkapkan H Yusuf, salah satu pedagang di Pasar Hewan Kaliwungu, milik Pemdes Kaliwungu, Kecamatan Ngunut.
"Rata-rata per ekor bisa turun sampai satu juta rupiah," ujarnya, saat ditemui di Pasar Hewan Kaliungu.
Bahkan untuk sapi ukuran besar, pengurangan harga per ekor juga lebih besar.
Selain itu para pedagang besar juga tidak datang ke pasar hewan di wilayah timur Kabupaten Tulungagung ini.
Sebab kebanyakan para pedagang besar berasal dari daerah terdampak dan suspect, seperti Malang, Gresik, dan Mojokerto.
"Kalau bosnya tidak datang, otomatis penjualannya juga turun. Tidak seperti biasanya," ucap Yusuf.
Namun Yusuf tidak memaparkan, berapa prosesntase penurunan penjualan selama marak isu PMK ini.
Menurut Kades Kaliwungu, Kecamatan Tulungagung, Undiyono, pasar hewan ini beroperasi setiap pasaran wage.
Setiap kali pasaran jumlah transaksi sapi yang diperjualbelikan rata-rata 200 ekor.
"Kalau sekarang turun. Petani saat ini takut untuk membeli sapi," ungkap Undiyono.
Hari ini adalah hari pasaran terakhir sebelum Pasar Hewan Kaliwungu tutup.
Kebijakan ini sesuai edaran Pemkab Tulungagung, terhitung pada Senin (16/5/2022) hingga Minggu (29/5/2022).
Kesempatan itu akan dimaksimalkan untuk memasang perangkat desinfeksi di gerbang pasar.