Berita Lumajang

Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Sapi di Lumajang Berpotensi Pukul Ekonomi

Dugaan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ratusan sapi di Lumajang perlu penanganan kongkrit.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: irwan sy
Pemkab Lumajang
Wabah penyakit mulut dan kaki diduga mulai menyerang ratusan sapi di Lumajang. 

Berita Lumajang

SURYA.co.id | LUMAJANG - Dugaan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ratusan sapi di Lumajang perlu penanganan kongkrit.

Sebab wabah penyakit ini menular sangat cepat.

Jika tidak segera ada tindakan, dampaknya bisa memukul ekonomi.

Hasan Basri salah seorang warga Dusun Basuki, Desa Darungan, Kecamatan Pasirian bercerita, sapi di wilayah tempat tinggalnya dalam sepekan terakhir ada 150 yang diduga terjangkit wabah PMK.

Wabah ini dalam belum lama ini menyebabkan 4 sapi mati.

Sapi milik keponakannya di antaranya adalah sapi yang ikut tertular.

Oleh keponakannya sapi itu beberapa hari lalu langsung dijual.

Namun, karena kondisi sapi kurang sehat membuat harga sapi tersebut anjlok.

Sapi umur 10 tahun dengan berat 200 kilogram lebih, hanya laku Rp15 juta.

"Padahal sebelum sakit itu ada yang nawar Rp21 juta," kata Hasan.

Totok Kepala UPT Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang menyebut, kasus dugaan sapi tertular wabah PMK juga menular di beberapa kawasan seperti Senduro, Kunir, dan Yosowilangun.

Beberapa laporannya, sapi-sapi yang diduga terjangkit PMK langsung dijual oleh pemiliknya dengan harga cukup miring.

Tindakan ini tentu saja menjadi potret lemahnya pengawasan lalu lintas perdagangan hewan ternak.

Padahal untuk mencegah perdagangan hewan yang tidak sehat, pembelian sapi seharusnya menyertakan dokumen surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

Standar itu untuk memastikan bahwa sapi-sapi yang dijual aman dari penyakit, sehingga ketika disembelih dagingnya aman untuk dikonsumsi.

"Sebenarnya yang sudah terjangkit penyakit bisa diobati, tapi memang butuh waktu. Di antaranya harus sapi harus mendapat mendapat suntik vaksin dan kandang harus selalu terjaga dalam kondisi bersih," ujarnya.

Hairil Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang mengatakan, hasil pengamatannya di lapangan ratusan sapi tersebut diduga tertular wabah PMK.

Gejala teknisnya hewan sapi mengalami luka-luka di mulut dan lidah, sehingga hal ini menyebabkan lendir keluar sangat banyak dari mulut sapi.

Dalam kondisi ini, biasanya sapi sulit menerima asupan pakan.

Ciri berikutnya, kaki sapi mengalami luka dan diakhiri lepasnya kuku.

Tak jarang kondisi ini membuat sapi sulit bergerak.

Badan sapi terlihat gemetar dan napas seperti ngos-ngosan.

Penanganan yang telah dilakukan, beberapa hari lalu tim Puskeswan telah mengambil sampel lendir dan sapi yang diduga terjangkit wabah PMK.

Sampel tersebut tengah dikirim ke Pusvetma di Surabaya.

"Dugaannya sementara PMK. Tapi kami masih menunggu hasil laboratorium keluar. Sementara untuk penanganan darurat, tim kami sudah melakukan menyuntik vaksin sapi, penyemprotan kandang-kandang, dan mengedukasi para pemilik untuk menjaga sirkulasi udara dan kebersihan kandang," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved