Surya Militer
Biodata Slamet Rijadi Pelopor Terbentuknya Kopassus, Mayjen Richard Tampubolon Ziarah ke Makamnya
Berikut profil dan biodata Slamet Rijadi yang merupakan salah satu tokoh pelopor terbentuknya Kopassus.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Berikut profil dan biodata Slamet Rijadi yang merupakan salah satu tokoh pelopor terbentuknya Kopassus.
Sebagai legenda Kopassus, Pangdam XVI/ Pattimura, Mayjen TNI Richard Tampubolon pun berziarah ke makamnya untuk memperingati HUT ke-70 Kopassus.
Melansir dari instagram @penkopassus, Mayjen TNI Richard Tampubolon memimpin ziarah rombongan di Taman Makam Pahlawan Kapahaha Ambon, Rabu (20/04/2022).
Ziarah ini adalah salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HUT ke-70 Kopassus yang jatuh pada 16 April lalu.
Dengan mengenakan PDL loreng khas pasukan elit tersebut, Pangdam beserta rombongan melakukan penghormatan kepada arwah para pahlawan dilanjutkan dengan mengheningkan cipta dan tabur bunga.
Saat ziarah, Pangdam berkesempatan mengunjungi makam Brigjen TNI Anumerta Ignatius Slamet Riyadi yang merupakan pelopor terbentuknya Kopassus.
Selesai melaksanakan ziarah, Pangdam kemudian bertolak ke Indoor Tapal Kuda untuk menggelar syukuran.
Pangdam mengucapkan selamat kepada segenap warga Korps Baret Merah Kopassus di wilayah Kodam XVI/ Pattimura.
Tak lupa Pangdam juga menyapa para tamu undangan yang hadir dalam syukuran tersebut.
Di awal sambutan, Pangdam mengatakan syukuran ini sebagai tradisi korps yang mana Kopassus lekat dengan ikatan jiwa korsanya.
Disela- sela sambutannya, Pangdam bernostalgia dengan mengenang masa- masa dulu ketika masih berada di Kopassus.
Pangdam mengatakan, para prajurit Kopassus adalah prajurit individu yang dididik dan dilatih secara khusus, untuk tugas khusus dengan perlengkapan khusus.
Disamping itu, Pangdam juga sempat membandingkan antara Kopassus dengan pasukan elit lainnya di dunia seperti Amerika Serikat, Australia, maupun negara- negara di Asia.
"Mereka belanja militernya lebih besar dari kita, ketika joint training kita bisa melihat perlengkapan dan persenjataan mereka sangat maju.
Saya bilang kepada tentara kita, persenjataan kita tidak secanggih punya mereka, tapi orangnya tidak boleh kalah. Komando!" seru Pangdam.
Lebih lanjut, Pangdam mengatakan bahwa memang kemampuan prajurit Komando telah terbukti berhasil di berbagai event dan penugasan.
"Dengan semangat ini saya mengajak semua rekan- rekan, prajurit Kodam XVI/ Pattimura, jangan pernah berhenti berbuat yang terbaik dengan segala keterbatasan.
Kita kelola semua keterbatasan dan kendala kita, dengan inovatif dan semangat militansi.
Biodata Slamet Rijadi
Melansir dari Wikipedia, Brigjen TNI Anumerta Ignatius Slamet Riyadi lahir 26 Juli 1927 dan meninggal pada 4 November 1950.
Rijadi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, putra dari seorang tentara dan penjual buah.
Rijadi tumbuh besar di rumah orangtuanya dan belajar di sekolah milik Belanda.
Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda, Rijadi menempuh pendidikan di sekolah pelaut yang dikelola oleh Jepang dan bekerja untuk mereka setelah lulus; ia meninggalkan tentara Jepang menjelang akhir Perang Dunia II dan membantu mengobarkan perlawanan selama sisa pendudukan.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Rijadi memimpin tentara Indonesia di Surakarta pada masa perang kemerdekaan melawan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
Dimulai dengan kampanye gerilya, pada 1947 ia berperang dengan sengit melawan Belanda di Ambarawa dan Semarang, bertanggung jawab atas Resimen 26.
Selama Agresi Militer I, Belanda mengambil alih kota tetapi berhasil direbut kembali oleh Rijadi, dan kemudian mulai melancarkan serangan ke Jawa Barat.
Pada tahun 1950, setelah berakhirnya revolusi, Rijadi dikirim ke Maluku untuk memerangi Republik Maluku Selatan.
Setelah operasi perlawanan selama beberapa bulan dan berkelana melintasi Pulau Ambon, Rijadi gugur tertembak menjelang operasi berakhir.
Sejak kematiannya, Rijadi telah menerima banyak penghormatan.
Sebuah jalan utama di Surakarta dinamakan menurut namanya, begitu juga dengan fregat TNI AL, KRI Slamet Riyadi.
Selain itu, Rijadi juga dianugerahi beberapa tanda kehormatan secara anumerta pada tahun 1961, dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 November 2007.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
