Berita Trenggalek
Pulang Kampung Saat Lebaran 2022 Diizinkan, PHRI Trenggalek Siap-siap Menyambut Para Pemudik
Para pelaku usaha yang tergabung dalam PHRI Trenggalek sambut positif aturan pemerintah mengizinkan masyarakat mudik lebaran tahun ini.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Pemerintah mengizinkan masyarakat mudik lebaran tahun ini. Aturan itu disambut positif oleh para pelaku usaha yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Trenggalek.
Ketua PHRI Kabupaten Trenggalek, Ayub Nualak mengatakan, para pengusaha hotel dan rumah makan di Trenggalek mulai mempersiapkan diri sejak sekarang.
"Kami mulai persiapan untuk menyambut para pemudik. Sambil tetap menyesuaikan dengan aturan yang berlaku," kata Ayub, Rabu (20/4/2022).
Ayub mengatakan, kondisi usaha saat ini mulai bergeliat jika dibandingkan saat kasus Covid-19 masih tinggi.
Okupansi hotel di Kabupaten Trenggalek, kata dia, mulai naik dalam sebulan terakhir.
Sementara geliat di restoran atau rumah makan diyakini bakal terjadi pasca-lebaran.
"Biasanya masa puncaknya bagi pengusaha rumah makan itu mulai H+3 sampai sebelum Lebaran Ketupat," ucap Ayub.
Menurut Ayub, peningkatan okupansi hotel di Kabupaten Trenggalek saat Lebaran cenderung tak signifikan.
Akan tetapi, peningkatan untuk rumah makan bisa berkali lipat dibanding biasanya.
"Saya prediksi dengan kondisi sebelumnya tidak boleh mudik dan sekarang diizinkan, peningkatan usaha di rumah makan bisa dua kali dibanding biasanya," sambungnya.
Ayub berharap, aturan izin mudik bakal berdampak positif dan signifikan bagi para pengusaha yang terhimpun di PHRI.
Ketika mudik dilarang pada lebaran sebelum-sebelumnya, kata dia, nasib para pengusaha menjadi tak menentu.
"Aturan larangan mudik sangat berpengaruh. Banyak yang minus," kata Ayub.
Di sisi lain, momentum mudik lebaran ini juga dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk menyesuaikan harga.
Kenaikkan bahan pokok dan beberapa komoditas lain mau tak mau membuat mereka harus menaikkan harga jasa atau jual ke pembeli.
"Ada beberapa yang mulai menghitung ulang, karena kenaikkan harga bahan pokok ini. Tapi ada juga yang tidak menaikkan karena, misalnya, khawatir pelanggannya berkurang dan sebagainya," pungkasnya.