SOSOK Istri Prajurit TNI yang Sindir Presiden Jokowi dengan Nyanyi Potong Bebek Angsa, Ini Motifnya

Inilah sosok istri prajurit TNI anggota Yonif 117 Ksatria Yudha yang menyindir Presiden Joko ‘Jokowi Widodo dan viral di media sosial.

Editor: Musahadah
kompas TV
AA, istri prajurit TNI yang sindir Presiden Jokowi dengan nyanyian Potong Bebek Angsa. 

Untuk itu, Dudung menyebut TNI AD siap mendukung program pemerintah soal food estate di berbagai daerah mulai dari NTT, Kalimantan dan berbagai daerah lainnya.

"Bagaimana program-program TNI AD yang mendukung bagaimana meningkatkan perekonomian dari dampak Covid-19," jelas Dudung.

Lalu, siapa yang memberikan informasi ke Jokowi mengenai grup WA perwira TNI-Polri tersebut?

Presiden Jokowi mencabut aturan investasi miras yang sempat jadi polemik di masyarakat. Setelah menerima saran dari ulama, NU, Muhammadiyah serta organisasi keagamaan lain, Presiden mantap mencabut aturan investasi miras.
Presiden Jokowi mencabut aturan investasi miras yang sempat jadi polemik di masyarakat. Setelah menerima saran dari ulama, NU, Muhammadiyah serta organisasi keagamaan lain, Presiden mantap mencabut aturan investasi miras. (tangkapan layar youtube)

Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan, Effendi Simbolon mengatakan, Jokowi sudah tahu soal grup WA TNI-Polri itu sejak lama karena mendapat laporan intelejen.

“Tanpa perlu masuk ke WhatsApp Grup itu, presiden pasti sudah tahu (apa yang diperbincangkan), dan ini sudah berlangsung lama,” tutur Effendi Simbolon.

Ia mengaku heran bahwa presiden baru saat ini menyampaikan perlunya pendisipinan komunikasi di grup WA TNI-Polri.

Effendi Simbolon mengaku sudah lama mengetahui adanya grup WA TNI-Polri.

Dia pun mengaku dan mengetahui percakapan apa saja yang berlangsung di WA grup itu.

Politikus PDIP tersebut mengatakan bahwa banyak hal yang dibicarakan di grup WA TNI-Polri itu, termasuk mengomentari kebijakan-kebijakan negara.

“Bukan hanya soal IKN (ibu kota negara), tapi juga hal lain termasuk minyak goreng,” ungkapnya.

Menurutnya memang penting untuk mendiplinkan percapakan, karena seharusnya personel TNI-Polri tegak lurus dengan kebijakan negara.

Ia pun menyatakan, TNI-Polri sudah punya forum dan mekanisme sendiri untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat.

“TNI dan Polri itu lembaga yang berkembang alam demokrasi di dalamnya, tetapi ketika sudah ada keputusan, tegak lurus dong. Laksanakan,” ucap Effendi Simbolon. (tribun jabar/kompas TV)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved