MOTIF Pembunuhan Mahasiswa Kedokteran UB Diduga karena Asmara, Ayah Tiri Pacar Cemburui Korban?
Motif pembunuhan mahasiswa kedokteran UB (Universitas Brawijaya) Malang, Bagus Prasetya Lazuardi mulai terungkap.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
"Saat tadi saya tanyakan ke Polda Jatim, satu terduga pelaku terakhir ditangkap di Kota Malang. Namun, untuk peran dari terduga pelaku yang ditangkap tersebut dan ada berapa terduga pelaku yang diamankan, bisa langsung konfirmasi ke Jatanras Polda Jatim," tandasnya.
Baca juga: 4 Fakta Pembunuhan Mahasiswa Kedokteran UB Malang, Pelaku Mengaku Mencekik Korban
Setelah ditangkap, terduga pembunuh ini langsung menjalani rekonstruksi di lokasi penemuan jasad Bagus di semak - semak lahan kosong daeah Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, pada Sabtu (16/4/2022) dini hari.
Dari pengamatan surya.co.id, tampak terduga pembunuh ini mengenakan kaus warna hitam, rambut cepak, tinggi sekitar 165 sentimeter, kulit sawo matang, dengan dua tangan terikat.
Dia ada dalam rombongan mobil Toyota Innova warna hitam, tanpa nopol yang disinyalir mobil milik korban.
Pria itu dengan tenang turun dari mobil, dan menunjukkan lokasi pembuangan mayat korban.
Ada beberapa adegan yang diperagakan oleh terduga pelaku pembunuhan.
Mulai dari cara terduga pelaku memasukkan mobil ke area kosong bekas bongkaran gudang itu, hingga cara pelaku menurunkan korban dari mobilnya.
Termasuk, pelaku juga sempat mempraktekkan saat ia mencekik leher korban.
Adegan per adegan diperagakan dengan sangat rapi sekali oleh pelaku.
Pelaku terlihat sangat serius menunjukkan aksi jahatnya menghabisi korban, dan ia tetap tenang menujukkan apa yang dilakukan saat membuang korban.
Dalam rekonstruksi ini, ada tujuh mobil rombongan tim Subdit Jatanras Direskrimum Polda Jawa Timur yang mendatangi lokasi penemuan mayat, Bagus Prasetya Lazuardi ini.
Rekonstruksi hanya dilakukan sekitar 30 menit, mulai pukul 01.05 wib.
Masyarakat setempat yang menyaksikan proses jalannya rekontruksi ini dilarang untuk mendekat. Termasuk wartawan yang juga dilarang mendekat agar prosesnya bisa lebih cepat.
Tidak ada keterangan apapun yang disampaikan tim jatanras Polda Jawa Timur. "Ke pak kabid saja ya mas, mohon maaf ini kasus nasional. Jadi langsung ke pak kabid saja ya, saya tidak ada kapasitasnya," kata salah satu petugas yang menolak saat dimintai keterangan.
Sementara itu, informasi dari Polda Jatim mengungkap, terduga pelaku yang menjalani rekonstruksi ini adalah otak sekaligus eksekutor pembunuhan.