Ramadan 2022
Dr HM Hasan Ubaidillah MSi: Menggapai Keberkahan Ramadan di Era Post Truth
Kewajiban berpuasa di Bulan Suci Ramadan mengandung dimensi moral yang sangat tinggi, yakni kejujuran.
Rangsangan untuk memiliki kepekaan sosial tersebut, tercermin dalam perintah-Nya untuk menahan rasa lapar dan haus sekalipun bisa untuk membelinya.
Hal ini bertujuan agar umat manusia dapat mengambil i‘tibar (pelajaran) dan menjiwai dari apa yang dirasakan oleh kaum mustad’afin (lemah).
Di samping itu, puasa juga mengajarkan kepada umat manusia tentang pentingnya kebersamaan dan solidaritas dan sekaligus mengikis sifat individualisme dan sikap acuh tak acuh. Sebagaimana tercermin dalam zakat fitrah dan anjuran memperbanyak sedekah di bulan Ramadan.
Merujuk kepada nilai-nilai universal sebagaimana paparan di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa puasa Ramadan adalah sebuah ikhtiar yang tidak hanya bersifat vertikal dan spiritual namun juga sarat dengan nilai-nilai sosial horizontal (kemanusiaan).
Hal yang paling esensial dalam ibadah puasa Ramadan ini, adalah menciptakan karakter dan kepribadian manusia yang mampu mempersembahkan kemanfaatan dan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam semesta. Inilah yang dimaksud dengan keberkahan, yaitu bertambahnya kebaikan dan kebajikan (ziyadat al-khair) dalam kehidupannya.
Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi bekal untuk menjadi alumnus Ramadan yang layak mendapatkan predikat muttaqin. Amin! (*)