SOSOK Mahasiswa Kedokteran UB yang Tewas Diduga Dibunuh di Pasuruan, Terakhir Keluar Bersama Kekasih

Inilah sosok Bagus Prasetya Lazuardi (BPL), mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya Malang yang ditemukan tewas

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Musahadah
ilustrasi/samsul hadi
Makam Bagus Prasetya Lazuardi (BPL), mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya Malang yang ditemukan tewas di semak - semak, lahan kosong di Jalan Raya Surabaya - Malang, Selasa (12/4/2022) siang. Foto kanan: ilustrasi. 

SURYA.CO.ID I BLITAR - Inilah sosok Bagus Prasetya Lazuardi (BPL), mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang yang ditemukan tewas di semak - semak, lahan kosong di Jalan Raya Surabaya - Malang, Selasa (12/4/2022) siang.

Jasad Bagus Prasetya Lazuardi kali pertama diketahui Narti (40), penjual kopi di sekitar lokasi.

Saat itu, ia mencium aroma tak sedap. Setelah ditelusuri ternyata ada jasad Bagus. 

Saat ditemukan, jasad dokter muda ini kondisinya mengenaskan.

Tubuhnya sudah menghitam dan ada beberapa darah yang membekas di tangan kirinya.

Baca juga: Keluarga Mahasiswa Kedokteran yang Diduga Dibunuh Punya Usaha di Sanankulon Blitar

Awalnya jasad ditutupi semak - semak agar tidak menarik perhatian. Hanya terlihat tangan dan kaki sebagian dari kejauhan.

Mayat masih menggunakan pakaian lengkap, jaket hitam dan celana jeans hitam. 

Arloji masih di tangan dan ikat pinggang juga masih menempel.

Sedangkan barang berharga lainnya, tidak ditemukan di lokasi penemuan.

Dugaan kuat, calon dokter ini menjadi korban pembunuhan.

Indikasi lainnya, diduga kuat jasad sudah beberapa hari dibuang di lokasi penemuan. 

Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus ini.

Ia tidak ingin gegabah untuk menyimpulkan jika mayat ini adalah korban pembunuhan. Ia mengaku sedang bekerja bersama timnya.

Setelah dibawa ke RS Bhayangkara Porong untuk otopsi, jenazah lalu dikirim ke rumah duka. 

Jenazah Bagus lalu dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Rabu (13/4/2022) dini hari.

Proses pemakaman jenazah korban mendapat pengamanan dari petugas Polsek Sanankulon Polres Blitar Kota.

"Benar, pada hari Rabu (13/4/2022) pukul 01.26 WIB-02.00 WIB dilakukan pemakaman jenazah Bagus Prasetya Lazuardi yang meninggal di Pasuruan di TPU Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon," kata Kapolsek Sanankulon Polres Blitar Kota, AKP Budi Agus.

Budi mengatakan Polsek Sanankulon mendapat tugas untuk melakukan pengamanan proses pemakaman korban.

Polsek Sanankulon menerjunkan lima personil untuk mengamankan proses pemakaman korban.

Dikatakannya, korban sebenarnya warga Kepatihan, Kabupaten Tulungagung. Tapi, orang tua korban memiliki tanah dan rumah di Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar.

"Orang tua almarhum memiliki tanah dan rumah di Desa Bendosari dan keranda asal-usulnya Desa Bendosari. Proses pemakaman berjalan lancar," ujarnya.

Lalu, siapa sebenarnya Bagus Prasetya Lazuardi?

Kondisi makam korban di TPU Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Rabu (13/4/2022).
Kondisi makam korban di TPU Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Rabu (13/4/2022). (surya.co.id/samsul hadi)

Berikut fakta-faktanya: 

1. Terakhir keluar dengan kekasih

Data dari kepolisian menyebut pria ini baru berusia 25 tahun dan berdomisili di Tulungagung, Jawa Timur. 

AKP Adhi Putranto Utomo mengungkapkan, Bagus tidak ada kabar sejak Kamis (7/4/2022).  

"Kami sudah komunikasi dengan keluarga,  pihak keluarga juga membenarkan jika yang bersangkutan sudah tidak ada kabar sejak kamis lalu," kata Kasat.

Terakhir, kata Kasat, keluarganya mengetahui anaknya keluar dengan kekasihnya membawa mobil keluarga. Selanjutnya, sudah tidak ada kabar.

Kasat memastikan jika pihaknya sedang bekerja keras untuk mengungkap kasus ini. "Kami sedang bekerja, untuk perkembangannya akan kami sampaikan," paparnya.

2. Mahasiswa Aktif

Bagus Prasetya Lazuardi hingga kini masih tercatat sebagai mahasiswa aktif dari profesi dokter angkatan 2019 Universitas Brawijaya, Malang.

Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Eriko Prawestiningtyas mengatakan, sebelumnya pihaknya mendapatkan informasi adanya orang hilang yang tersebar di media sosial pada Selasa (12/4/2022) sekitar pukul 14.00 WIB.

Dalam informasi berupa poster tersebut, tertulis nama mahasiswanya yakni BPL.

Pihak keluarga pun diketahui telah melakukan pencarian selama satu minggu.

Kemudian sekitar pukul 14.30 WIB, pihak kampus menerima informasi adanya dugaan penemuan jenazah korban.

"Informasi itu tersebar di media sosial, jadi tidak secara detail atau institusional, keluarga juga tidak melaporkan. Kami juga tidak berani apakah informasi itu betul atau tidak karena takutnya hoaks," kata Eriko, Rabu (13/4/2022).

Kemudian pihak kampus mencoba mencari data kebenaran apakah almarhum benar-benar merupakan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran, UB.

"Ternyata betul, yang bersangkutan masih berstatus mahasiswa aktif UB jenjang profesi yang masuk pada tahun 2019, sebelumnya pernah menempuh Sarjana Kedokteran yang masuk tahun 2014 dan telah lulus," katanya.

Pihak universitas lalu mendapatkan informasi dari rekan almarhum bahwa korban memang benar-benar yang dicari selama ini di media sosial.

"Memang kita tidak melakukan pemeriksaan dan tidak tahu ada identitas melekat atau tidak, tetapi kalau saya membaca di surat kabar bahwa paparan dari penyidik didapatkannya informasi identitas dari Inafis," katanya.

3. Tinggal 1 Tahap Jadi Dokter

Eriko mengatakan, almarhum sebenarnya hampir lulus lulus atau tinggal menyelesaikan satu tahap untuk melakukan uji kompetensi.

"Yang bersangkutan sudah menyelesaikan stase di seluruh departemen di profesi kedokteran, tinggal satu tahap menunggu uji kompetensi," katanya.

Sebelum meninggal dunia, korban lebih banyak menghabiskan waktunya untuk praktik di RS Saiful Anwar sebagai dokter koas.

Pihaknya menyerahkan sepenuhnya wewenang penanganan kasus tersebut kepada kepolisian dan telah memberi ucapan dukacita kepada keluarga almarhum.

"Kami ikut menghadiri takziah dan pemakaman, kita sempat komunikasi bertemu dengan kedua orangtuanya dan saudara almarhum tetapi sepantasnya karena suasana duka jadi tidak bisa detail, tentu prihatin," katanya.

Eriko juga berharap pihak kepolisian bisa membuka kasus tersebut secara menyeluruh.

"Bagi kami penting untuk support system, nanti dari pihak kampus bisa merencanakan apa yang bisa dilakukan seandainya memang terbukti tidak wajar, apakah keamanan yang harus ditingkatkan, kewaspadaan harus kita ditingkatkan, ini bagian civitas akademik, bagaimana pun mereka adik-adik kita," katanya.

4. Punya usaha di Blitar

Salah satu warga Desa Bendosari, Natun mengaku mengenal sosok korban.

Menurutnya, korban merupakan langganan nasi goreng di warung milik Natun.

"Saya buka warung nasi goreng. Kalau ke sini (Bendosari), korban sering beli nasi goreng di tempat saya. Anaknya kalem dan ramah," kata Natun.

Rumah Natun dan lahan yang digunakan usaha keluarga korban tidak jauh hanya berjarak sekitar 1 kilometer.

Dikatakannya, dulu lahan dan rumah milik orang tua korban di Desa Bendosari digunakan untuk usaha sayuran.

Belakangan, korban juga ikut usaha ternak ikan koi di lahan milik orang tuanya di Desa Bendosari.

"Saya tahu karena anak saya juga jualan ikan koi. Kadang pas korban ke sini (Bendosari) juga main ke rumah bertemu anak saya," ujarnya.

Natun seperti tidak percaya saat mendengar kabar korban meninggal dunia.

"Kalau tidak salah ingat, saya terakhir bertemu korban dua bulan yang lalu," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahasiswa Kedokteran Ditemukan Tewas di Pasuruan, Ini Penjelasan Universitas Brawijaya Malang"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved