Berita Malang Raya

Rencana Proyek Kereta Kabel di Kota Batu Berkonsep Pariwisata

Dalam paparannya, Hans berpendapat bahwa transportasi kereta kabel sangat efektif untuk mobilitas.

Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
pixabay.com
Foto ilustrasi kereta kabel 

SURYA.CO.ID, BATU – Rencana pembangunan kereta kabel di Kota Batu terus dibahas.

Baru-baru ini, pihak Doppelmayr Representative Austria, Hans R Jost kembali menjelaskan rancangan kereta kabel yang ideal untuk Kota Batu.

Sebelumnya ia pernah memberikan penjelasan serupa pada 2019.
Ia mengatakan, konsep yang ditawarkan saat ini untuk Kota Batu berupa kereta kabel wisata.

Kereta kabel untuk konsep pariwisata sudah diterapkan di Vietnam.

Di Vietnam, kereta kabel itu membentang di atas pantai.

Kondisinya berbeda jika diterapkan di Kota Batu karena konturnya berupa pegunungan.

“Kereta yang ideal adalah Cable Liner. Ini yang kami tawarkan untuk Kota Batu. Kapan pembangunannya? Itu menyesuaikan dengan kesiapan kontraktor,” katanya.

Baca juga: Jelang Bulan Ramadan, Peziarah Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban Meningkat 100 Persen

Dalam paparannya, Hans berpendapat bahwa transportasi kereta kabel sangat efektif untuk mobilitas.

Menurutnya, satu kereta kabel setara dengan 100 bus efektivitas mobilitasnya.

Di sisi lain, kereta kabel bisa menjadi solusi bagi tempat-tempat yang biasa terjadi banjir.

“Kereta kabel bisa mengangkut 500 orang per jam. Jadi untuk sekali jalan sangat efektif,” paparnya.

Sejauh ini masih belum ada kesepakatan pasti mengenai rencana pembangunan itu.

Pihaknya masih memberikan penjelasan-penjelasan teknis mengenai kereta kabel.

Komisaris Utama PT Among Tani Indonesia (ATI), Tomy B Satrio menerangkan rencana rute pertama yang akan dibangun dimulai dari Coban Putri hingga di daerah Desa Tlekung.

Baca juga: Lantai Dua dan Tiga RS Campurdarat Kabupaten Tulungagung Dioperasikan Agustus 2022

Panjangnya mencapai 1.5 kilometer. Ada dua tower sebagai penyangga kabel kereta kabel tersebut.

“Ada dua tower penyangga kabel kereta kabel itu. Saat ini masih masuk dalam tahap pembahasan, begitu juga dengan letak stasiunnya. Pastinya, kereta kabel ini mengusung konsep pariwisata,” ujar Tomy.

Dalam 1 Km, diperkirakan membutuhkan biaya Rp 98 miliar.

Tomy mengatakan, biaya tersebut bisa terpenuhi jika satu warga Kota Batu yang menjadi investor menaruh Rp 1 juta untuk 100 ribu orang.

Jumlah penduduk Kota Batu pada September 2020 menurut hasil Sensus Penduduk 2020 sebanyak 213.046 jiwa.

“Maka dari itu, kami meminta bantuan para kepala desa dan lurah,” kata Tomy.

Kereta kabel berkecepatan sekitar 18 km/jam.

Tomy mengatakan, kereta kabel di Kota Batu akan menjadi pionir kereta gantung di kawasan pegunungan di Indonesia.

Dalam bayangannya, Kota Batu akan menjadi representasi Indonesia di mata dunia.

“Kita bicara tingkat nasional, tidak lagi lokal. Ini akan menjadi satu-satunya di Indonesia,” katanya.

Pembangunan kereta kabel itu diperkirakan akan memakan waktu sekitar 17 bulan.

Prosesnya terbagi menjadi tiga tahap yakni persiapan prasarana terdiri dari desain, pekerjaan sipil, pembuatan stasiun dan pondasi selama delapan bulan.

Kedua tahap melengkapi sarana seperti melakukan pengadaan tower kabin, mesin kabel, pekerjaan teknik, bahan pendukung instalasi.

Ketiga pemasangan kabin yang memerlukan waktu sekitar delapan bulan pengerjaan.

BACA BERITA MALANG RAYA LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved