PERJUANGAN Hero Tito Bertinju Nyambi Jadi Tukang Parkir hingga Raih Juara Dunia, Kini Koma di RS

Inilah perjuangan Hero TIto, petinju asal Malang peraih gelar juara dunia yang kini koma di rumah sakit. 

Penulis: Dyan Rekohadi | Editor: Musahadah
dok pribadi armin tan
Hero Tito, petinju dunia asal Malang saat bertanding dengan James Mokoginta di Jakarta, Minggu (27/2/2022). Heri Tito kini koma di rumah sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta. 

Untuk menjaga eksistensi di ring tinju profesional, Hero berusaha sendiri mencari agenda pertarungan luar negeri. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang pas-pasan dia tidak segan-segan menyapa dan membuka komunikasi dengan promotor luar negeri meski belum dikenalnya.

“Saya pede aja, yang penting saya tahu maksud komunikasinya dengan bahasa Inggris. Saya mengandalkan nama saya di pentas tinju internasional. Semua orang bisa melihat jejak prestasi saya di internet,” ujar Hero.

Ia memanfaatkan komunikasi melalui email atau aplikasi komunikasi seperti BBM maupun WhatasApp untuk berkomunikasi dengan promotor di luar negeri.

Bila sudah mendapat kesepakatan kontrak pertandingan di luar, Hero biasanya langsung menjalani persiapan mandiri. Ia juga tak segan mengerjakan proses mendapatkan tiket penerbangan dan visa sendiri.

Bahkan berangkat ke luar negeri seorang diri untuk bertanding tanpa pendamping bukan hal baru bagi Hero.

SURYAMALANG.COM pernah mendapati Hero Tito berangkat ke Korea Selatan seorang diri saat akan bertarung melawan petinju Doong Hoon Yook di Busan, tahun 2016.

Saat itu sama sekali tak ada kesan istimewa, Hero Tito percaya diri berangkat seorang diri dari rumahnya di Kabupaten Malang untuk menjalani pertarungan internasional.

Dengan menenteng perlengkapannya dalam satu koper besar, ia berangkat diantar kakaknya hanya dengan berboncengan motor.

Semangat indie dan kemandirian Hero Tito tidak hanya sebatas itu. Meski menjalani pertarungan internasional seorang diri di luar negeri, ia juga selalu berusaha menyampaikan kabar secepatnya ke awak media melalui aplikasi percakapan.

Ia tidak segan-segan meminta seseorang untuk memotretnya saat bertanding melalui ponselnya. Foto itu lalu ia kirimkan sekaligus memberi kabar hasil yang didapatnya di pertarungan itu.

“Saya tidak mau menyerah, meski semua harus saya jalani sendiri. Motivasi saya hanya satu, menjadi juara dunia,” tegas Hero Tito.

Jadi Tukang Parkir Sebelum Menjadi Juara Dunia 

Promotor Brendon Smith (paling kiri) bersama Hero Tito dan Sekretaris FTI Jatim, Eka Nurcahyo.
Promotor Brendon Smith (paling kiri) bersama Hero Tito dan Sekretaris FTI Jatim, Eka Nurcahyo. (Surya/Dyan Rekohadi)

Motivasi memburu gelar juara dunia dari badan tinju bergengsi tetap menancap di hati Hero Tito. Tapi tekadnya itu harus dijalani melalui jalan terjal.

Mulai bertinju di usia 12 tahun karena pengaruh ayah dan kakaknya, Hero Tito muda mengawali prestasi di tinju amatir di ajang Kejurda.

Medali emas di kelas Layang Ringan 45 Kg kala itu jadi salah satu kebanggaannya.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved