KKB Papua
SEPAK TERJANG Willem Wandik, Bupati Puncak Siap Sediakan Lapangan Perang KKB Papua Lawan TNI
Berikut sepak terjang Willem Wandik, Bupati Puncak yang geram dengan ulah KKB Papua dan siap sediakan lapangan perang untuk mereka melawan TNI.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Berikut sepak terjang Willem Wandik, Bupati Puncak yang geram dengan ulah KKB Papua dan siap sediakan lapangan perang untuk mereka melawan TNI.
Diketahui, Willem Wandik berani menyindir nyali para anggota KKB Papua yang marak melakukan aksi teror di wilayahnya.
Ia mengaku siap menyediakan lapangan perang antara KKB Papua vs TNI-Polri, jika para KKB benar-benar berani dan punya nyali.
Bukan sekali ini Willem Wandik memberikan pernyataan yang dianggap berani menyindir KKB Papua.
Sebelumnya, Wandik pernah beberapa kali memberikan pernyataan yang menunjukkan kegeramannya atas aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Baca juga: SOSOK Willem Wandik, Bupati Puncak Siap Sediakan Lapangan Perang KKB Papua vs TNI: Jangan Pengecut
Berikut ulasannya yang dirangkuma SURYA.co.id.
1. Ungkap Kerugian Saat KKB Papua Bakar sekolah
Willem Wandik pernah membeberkan situasi terkini Kabupaten Puncak setelah aksi KKB Papua membakar sekolah pada awal Mei 2021 lalu.
Menurut Wandik, aktivitas kesehatan dan pendidikan di Kabupaten Puncak hingga saat ini belum normal.
Aksi kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua membuat tenaga kesehatan dan tenaga pendidik takut.
“Bangunan sekolah dibakar, puskesma di rusak, bagaimana mau jalan.
Semua tenaga pengajar dan kesehatan takut,” ungkap Willem Wandik dalam rilis yang diterima, Jumat (16/7/2021) malam, dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Layanan Kesehatan dan Pendidikan di Puncak Lumpuh Pascaaksi KKB'
Wandik mengakui situasi di daerah yang dipimpinnya hingga saat ini tidak aman lagi.
“Puncak belum kondusif,” ucapnya
Wandik mengakui banyak masyarakat yang mengungsi lantaran trauma dan di hantui rasa takut yang mendalam.
“Situasi belum kondusif, masyakat bagaimana mau aktivitas seperti sedia kala kalau tidak aman,” bebernya.
Dengan kondisi saat ini, Bupati Willem Wandi mengaku bingung mau mengadu kepada siapa.
“Saya mau mengeluh ke mana lagi. Negara saat ini sedang berpikir dalam penanganan wabah Covid-19,” bebernya.
Disamping itu dirinya merasa kecewa, semua pembangunan selama dirinya menjabat 8 tahun sebagai Bupati yang membutuhkan waktu, biaya, serta pikiran sirna.
“Siituasi keamanan seperti ini menyebabkan semua harus dimulai dari NOL lagi,” jelasnya.
Wandik mencontohkan kerugian yang dialami pemerintah lantaran aksi KKB yakni pembakaran Eksavator bernilai milliaran Rupiah.
“Eksavator yang dibakar KKB harganya Rp.1,8 M, itu di Jayapura, sementara sampai di Ilaga Puncak, Rp.6 M,” cetusanya.
Kader PDIP Pejuangan Provinsi Papua ini pun meminta dukungan dan doa semua pihak agar masalah yang dihadapi Pemerintah Puncak cepat berlalu.
"Kita bisa keluar dari ketertinggalan, keterisolasian, kemahalan, jika kondisi di Puncak aman dan kondusif, Ini yang saya minta untuk semua yang berkepentingan di Puncak, "tuturnya.
Ia berharap semua pihak untuk saling menghargai satu sama lainnya, demi kemajuan yang diimpikan selama ini.
“Kalau tidak ada kontak dan semua saling mengharga untuk pembangunan dari segara sisi, maka kita bisa bersaing dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Sebelumnya, KKB Papua membakar sekolah, puskesmas dan merusak 3 jalan di Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua Minggu (2/5/2021).
Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua ini dibenarkan oleh Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, di Timika, Selasa (4/5/2021).
"Memang benar ada pembakaran yang dilakukan oleh KKB di Kampung Mayuberi," kata Irjen Mathius D Fakhiri.
Peristiwa tersebut diketahui pada Senin (3/5/2021), pukul 11.30 WIT, setelah saksi berinisial JE mengatakan, telah terjadi pembakaran puskesmas pada Minggu pukul 22.30 WIT.
Dari keterangan saksi, pada saat berada di Kampung Uloni melihat kumpulan asap hitam tebal yang berasal dari Kampung Mayuber pukul 23.00 WIT.
Kemudian, JE kembali mendapat telepon bahwa Gedung SD Mayuberi telah di bakar juga oleh KKB Papua.
JE langsung melaporkan kasus itu ke Polres Puncak.
Ia juga menyampaikan, ada tiga titik yaitu Jalan Kimak, Jalan Tagaloa dan Jalan Wuloni Pintu Angin yang dirusak oleh KKB Papua.
Menurut informasi, jalan tersebut digali dengan kedalaman 25-40 sentimeter.
Perusakan tersebut menurut JE kemungkinan bertepatan dengan waktu pembakaran gedung puskesmas dan Gedung SD Mayuberi.
Selain itu, ada banyak simpatisan KKB yang membantu pembakaran gedung dan perusakan fasilitas jalan yang dibagi dalam beberapa kelompok.
Saat kelompok pertama melakukan pembakaran puskesmas dan dilanjutkan membakar SD Mayuberi, kelompok lain bertugas merusak tiga titik Jalan Mayuberi, Jalan Kimak, Jalan Wuloni dan kelompok yang bersenjata berada di pinggir jalan mengamankan simpatisan yang bekerja merusak fasilitas umum tersebut.
Khusus bangunan SD Mayubri, sambung Kapolda, ada lima ruangan yang dibakar KKB Papua.
Sedangkan gedung puskesmas sudah tidak digunakan lagi karena sudah ada bangunan baru.
Fakhiri menyebut, pembakaran dilakukan KKB Papua karena gedung puskesmas pernah dijadikan pos komando taktis (kotis) personel keamanan.
"Itu karena gedung puskesmas lama pernah kami jadikan pos kotis, sehingga mereka tidak mau ada pos keamanan lagi di lokasi itu," kata dia.
Pembakaran lima ruang sekolah, sambung Fakhiri, sangat disayangkan karena wilayah tersebut sangat membutuhkan peningkatan sumber daya manusia.
2. Ikut Berduka saat warganya jadi korban
Warga sipil di Kabupaten Puncak pernah menjadi keberingasan KKB Papua.
KKB Papua telah membunuh seorang tukang bangunan, keluarga kepala desa dan membakar fasilitas Bandara Aminggaru di Distrik Ilaga.
Menanggapi hal itu, Bupati Puncak Willem Wandik meminta Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dapat terbuka kepada pemerintah untuk menyelesaikan konflik yang selama ini terjadi di Papua.
Wandik sangat menyesal dan berduka atas konflik bersenjata yang selama ini terjadi hingga merenggut nyawa korban sipil maupun aparat TNI-Polri.
“Nyawa orang itu tidak bisa diambil oleh siapa pun. Itu hanya Tuhan yang punya hak,” kata Wandik di Timika, Sabtu (5/6/2021).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Minta KKB Terbuka Kepada Pemerintah, Bupati Puncak: Jangan Buat Kami Bingung'
Menurut Wandik, apabila kelompok bersenjata mempunyai keluh kesah dan harapan-harapan khusus kepada pemerintah, maka mereka diharapkan menyampaikan secara terbuka.
Karena, menurut dia, sangat disayangkan apabila Kabupaten Puncak yang kini sedang gencar melakukan pembangunan di segala bidang, tapi pada akhirnya dirusak dan dibakar.
Termasuk upaya pemerintah mendatangkan tenaga untuk bekerja membangun infrastruktur, tapi pada akhirnya harus menjadi korban.
“Kami harap saudara-saudara kami itu ungkapkan, jangan membuat kami jadi bingung,” ujar Wandik.
Wandik mengaku belum ada komunikasi yang terjalin antara kelompok bersenjata dengan TNI-Polri dan pemerintah.
Karenanya, Wandik mengajak para pihak untuk segera membangun komunikasi yang baik demi pemulihan Kabupaten Puncak.
Sebab jika situasi tidak kondusif seperti saat ini, menurutnya, Kabupaten Puncak akan tetap mengalami kemunduran.
“Kabupaten Puncak akan mengalami kemunduran jika begini terus terjadi," pungkas Wandik.
Sebelumnya, KKB Papua telah membunuh seorang tukang bangunan, keluarga kepala desa dan membakar fasilitas Bandara Aminggaru di Distrik Ilaga.
KKB Papua juga membakar rumah warga di hari yang sama.(*)