Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

UPDATE KASUS SUBANG, Baru Terungkap Perintah Yoris ke Danu di Hari Pembunuhan, Ini Detik-detiknya

Fakta baru terungkap dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. Kini terungkap perintah lain Yoris ke Danu saat kejadian.

Editor: Musahadah
kolase youtube heri susanto/yoris and family
Yoris Raja Amanullah perintahkan Danu di hari pembunuhan dan sehari setelahnya. Ayah Danu membeber semuanya. 

SURYA.CO.ID - Fakta baru terungkap dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat. 

Kali ini mengenai perintah saksi Yoris Raja Amanullah terhadap Muhammad Ramdanu alias Danu untuk memantau tempat kejadian perkara (TKP), lokasi Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu dihabisi. 

Kalau sebelumnya hanya terungkap bahwa perintah Yoris ke Danu diberikan sehari setelah kejadian pembunuhan itu atau tanggal 19 Agustus 2021. 

Kali ini terungkap bahwa di hari pembunuhan itu tanggal 18 Agustus 2021, Yoris sudah memberi perintah ke Danu. 

Hal itu diungkapkan Surono, ayah Danu saat berbincang di channel youtube Fredy Sudaryanto Sport, yang diunggah Minggu (6/2/2022).

Baca juga: UPDATE KASUS SUBANG, Jawaban Yoris Saat Disinggung Soal Yayasan, Berikut Prediksi Kubu Danu

Surono menceritakan detik-detik dia menerima kabar duka yang menimpa ipar atau adik istrinya, Tuti Suhartini dan keponakan, Amalia Mustika Ratu

Diceritakan, saat mendapat kabar itu dia tengah merantau bekerja di sebuah proyek di Majalangka. 

"Siang-siang bekerja, saya dapat info dari ponakan istri. "Wak, wak di rumah si Amel bi Inung ada perampokan," katanya. 

Surono pun bertanya balik mengenai kabar Tuti dan Amalia. 

Dan saat itu dia mendapat kabar Tuti dan Amel sudah meninggal dunia. 

Kabar itu langsung membuatnya tidak tenang, bahkan tidak enak makan.

Dia berusaha menelpon Danu, namun tidak tersambung. "Dia (Danu) mungkin gak bawa HP," kata Surono.

Karena itu, ketika waktu istirahat, dia pamit ke bosnya untuk pulang ke Subang. 

Surono berangkat dari Majalengka pukul 12.30 WIB dan tiba di rumahnya pukul 17.00 WIB. 

Saat itu dia langsung menuju rumahnya untuk menaruh pakaian dari proyek. 

Namun, saat tiba ternyata rumahnya sudah terkunci. 

Dia kembali menelpon Danu untuk meminta kunci. Saat itu Danu berada di TKP pembunuhan. 

Setelah menyerahkan kunci, Danu pamit lagi ke Surono untuk ke TKP kembali.   

"Katanya ditugasi sama A' Yoris ke sana (TKP) lagi," terang Surono. 

Setelah Danu balik ke TKP, Surono lalu ke rumah Lilis, kakak korban karena semua keluarga berkumpul di sana. 

Keesokan hari (19/8/2021) setelah jenazah dua almarhumah diotopsi lalu dibawa ke rumah Lilis untuk dimakamkan. 

Proses pemakaman dimulai sekitar pukul 09.00. 

Saat itu Danu tidak  bisa hadir karena harus menjalankan tugas Yoris lagi untuk memantau TKP. 

Danu mulai memantau sekitar lokasi pukul 07.00 WIB sehingga ketika jenazah dibawa ke pemakaman dia tidak menyertainya. 

Baru, setelah dia mendengar jenazah sudah di pemakaman dia buru-buru menyusul ke pemakaman. 

"Saya sempat lihat terakhir-terakhir," aku Danu. 

Setelah di pemakaman, Danu kembali ke TKP untuk memantau lokasi sesuai tugas dari Yoris.

Saat itu lah dia melihat seseorang yang awalnya dia kira sebagai polisi masuk ke TKP. 

Dia pun memotret oknum yang akhirnya diketahui seorang petugas bantuan polisi (banpol) itu untuk diserahkan ke Yoris. 

Setelah itu Danu diajak oknum banpol itu masuk ke TKP dan menguras bak mandi tempat jenazah Tuti dan Amel dimandikan pelaku. 

Terkait hal ini, Surono berharap pelaku dan dalang kasus ini segera terungkap. 

"Kami berdoa supaya cepat terungkap, jadi bebas buat kami," katanya. 

Diakui Surono, saat ini pihaknya khawatir jika harus bepergian jauh karena takut ada panggilan pemeriksaan lagi.

Surono mengaku sudah empat kali dimintai keterangan polisi sebagai saksi.

Dan selama penyelidikan kasus ini, dia terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya sebagai pekerja di proyek di Majalengka.

Saat ini, dia mengandalkan ada orang yang mau memanfaatkan jasanya seperti memperbaiki alat-alat elektronik hingga mengelas. 

"Karena kita gak merasa bersalah. Apa yang saya tahu saya sampaikan. Ya, nyantai saja," katanya.

Lihat video selengkapnya 

Kondisi keluarga Danu sesungguhnya

Yono, ayah Danu mengaku perubahan besar anaknya setelah kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Yono, ayah Danu mengaku perubahan besar anaknya setelah kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. (youtube Yahya Mohammed)

Di bagian lain, Surono membeber kondisi keluarga sebenarnya dalam tayangan Youtube Heri Susanto, Rabu (26/1/2022).

Dalam tayangan itu, Surono membeberkan kondisi keluarganya yang sesungguhnya setelah adanya kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang itu.

Surono mengatakan kondisi keluarganya dalam keadaan sehat, tapi ia mengungkap kondisi istrinya kurang baik-baik saja.

Ia mengatakan belakangan sejak Tuti meninggal dalam kasus Subang, istrinya sakit-sakitan.

Uwa Ida, ibu Danu itu sedang berjuang untuk bisa sembuh seperti dulu.

“Alhamdulillah sehat, walaupun ada sedikit perasaan yang kurang enak, tapi dia semangat buat sembuh,” ujar Surono.

Surono tak menampik kondisi ibu Danu sejak kematian Tuti seringkali menjadi lemas karena pikiran.

“Iya ada sedikit sakit. Ya dari pertama kejadian itu sampai sekarang bawaannya lemas.”

“Mungkin kepikiran, ditinggal adiknya dan keponakannya,” ujar Surono.

Surono menjelaskan, kondisi kakak Tuti itu juga menurun karena juga mengkhawatirkan anaknya, Danu.

Danu menjadi saksi kasus Subang yang kerap kali tertuduh sebagai pelaku.

Karena hal itu, menurut Surono, pikiran istrinya itu berpengaruh pada kesehatannya.

Kemudian, Surono yang bertemu dengan Youtuber Heri Susanto itu mengatakan pihaknya berterima kasih.

Ia berterima kasih lantaran telah mendampingi Danu, anak satu-satunya sejak kasus Subang mencuat.

Bahkan sejak dekat dengan Heri Susanto, diketahui Danu kerap tinggal di rumah Youtuber tersebut.

Heri Susanto mengaku juga khawatir terhadap orang tua Danu.

Namun ia menjelaskan membiarkan Danu tinggal di tempatnya untuk memberikan rasa aman dan nyaman.

Terlebih, menurut Heri, jika ada kebutuhan pemeriksaan lainnya, pihaknya siap membantu Danu.

Heri mengaku dia mendampingi Danu karena juga mendapat amanat dari kuasa hukumnya untuk membimbing pemuda 22 tahun tersebut.

Namun, sebagai etika, pihaknya meminta izin kepada orangtua Danu untuk bertanya bila ada keberatan.

Menanggapi hal itu, Surono mengatakan justru dirinya khawatir jika Danu terus berada di rumah.

“Justru kalau di rumah saya khawatir, di rumah dia enggak ada teman, sedangkan dia mau main.”

“Kalau mau ke warnet nanti takut kenapa-kenapa,” ujar Surono.

Kemudian, ayah Danu itu mengaku justru berterima kasih kepada Heri dan tim lainnya yang telah membantu anak sematawayangnya itu.

Surono mengaku bersyukur karena di tempat Heri, Danu bisa mendapatkan banyak ilmu, terawasi hingga mendapat uang jajan.

Ia mengaku di rumah, dia hanya bisa mengingatkan Danu soal ibadah atau makan saja.

Sementara di tempat Youtuber tersebut, Surono merasa Danu mendapatkan rasa aman.

Surono juga menyinggung banyak perubahan yang dialami anaknya itu hingga bisa membuat Youtube sendiri.

Demikian Surono bersyukur karena kini anaknya itu bergaul dengan orang yang berilmu.

Pengacara Curiga Ada Misi "Tukar Kepala"

Kuasa hukum Yoris dan Danu, Achmad Taufan saat memberikan keterangan kepada wartawan di rumah kediaman Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Desa Jalancagak, Kabupaten Subang, Rabu (20/10/2021). Foto kanan: sosok oknum Banpol yang masih misteri.
Kuasa hukum Yoris dan Danu, Achmad Taufan saat memberikan keterangan kepada wartawan di rumah kediaman Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Desa Jalancagak, Kabupaten Subang, Rabu (20/10/2021). Foto kanan: sosok oknum Banpol yang masih misteri. (Kolase Tribun Jabar/Dwiky Maulana/Danu)

Pengacara Muhammad Ramdanu alias Danu, mencurigai adanya misi "tukar kepala" hingga membuat kliennya kerap menjadi sorotan.

"Tukar kepala" merupakan misi mengganti pelaku sebenarnya dengan orang lain.

Misi ini diyakini oleh Achmad Taufan, sejak kliennya menjadi sorotan.

Sejak awal, Taufan ikut mencermati kondisi TKP saat kejadian, yakni kondisi rumah tidak ada yang rusak serta tidak ada satu pun barang yang hilang kecuali tiga ponsel Amalia.

Dia menduga, ada pihak yang memudahkan pelaku melakukan aksinya tersebut.

"Pembunuhan dilakukan jam 11-12 (malam) dan yang dahulu adalah Ibu Tuti. Ini sudah hilang asumsi tentang asmara."

"Ini pasti ada motif lain yang harus ditelusuri polisi. Kalau motif ketemu, akan relatif mudah," katanya.

Taufan menduga ada kepentingan besar di balik pembunuhan ini karena mengorbankan seseorang sebagai pelakunya.

"Bukan hanya sakit hati semata. Tapi ini dendam atau kepentingan besar yang sifatnya global."

"Saya yakin posisi Danu jauh dari motif-motif itu," katanya.

Menurut Taufan, pembunuhan ini sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya, sudah dipelajari dan sudah diarahkan.

Namun, dia yakin pembunuhan ini akan segera terungkap karena tidak ada kejahatan yang sempurna.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved