Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
TERBARU KASUS SUBANG, Muncul Petisi Pengusutan Pencucian Uang di Yayasan Yoris, Singgung Hidup Mewah
Berikut kasus Subang terbaru, muncul petisi untuk mendorong pengusutan dugaan pencucian uang di Yayasan Bina Prestasi Nasional yang diketuai Yoris.
SURYA.co.id | SUBANG - Berikut kasus Subang terbaru, muncul petisi untuk mendorong pengusutan dugaan pencucian uang di Yayasan Bina Prestasi Nasional yang diketuai oleh Yoris Raja Amanullah.
Isi petisi tersebut di antaranya menyinggung kehidupan mewah ditunjukkan oleh keluarga Yosef Hidayah yang menjadi pengurus yayasan.
Seperti dketahui, di yayasan tersebut, Yoris menjabat sebagai ketua dengan gaji Rp 12 juta, korban pembunuhan ibu dan anak di Subang, yakni Tuti Suharini sebagai bendahara digaji Rp 10 juta dan Amalia Mustika Ratu sebagai sekretaris digaji Rp 10 juta.
Sedangkan Yosef merupakan pendiri yayasan. Dalam petisi tersebut, memunculkan dua pendiri lainnya. Mereka diduga dari kalangan birokrat di Pemkab Subang.
Berikut secuil isi petisi yang muncul dan hingga Kamis (3/2/2022) telah ditandatangani sebanyak 1.578 kali dan target dinaikkan menjadi 2.500 tanda tangan.
"Usut Kasus Pencucian Uang di Yayasan Bina Prestasi Nasional Yang Bisa Menjadi Pintuk Masuk Untuk Pengungkapan Kasus Pembunuhan Ibu Tuti Suhartini Dan Anaknya Amalia Mustika Ratu Di Subang Jawa-Barat.
Tanggal 18 Agustus 2021 telah terjadi peristiwa yang menggemparkan, Yaitu pembunuhan yang menewaskan 2 orang wanita di Jalan Cagak, Subang.
Ke 2 wanita yang memiliki hubungan ibu dan anak tersebut bernama Tuti Suhartini (ibu) dan Amalia Mustika Ratu (anak).
Ke 2 jenazah ditemukan di dalam bagasi mobil alphard yang dikuasai oleh korban. Almarhumah Tuti memiliki 2 anak. Disamping Amalia (korban tewas), Putra nya (sekarang menjadi saksi kasus pembunuhan) bernama Youris Raja Amalullah. Suami korban bernama Yosep Hidayah (saksi).
Akan tetapi hingga petisi ini dibuat, penyelidikan yang dilakukan oleh Polres Subang dan Polda JABAR belum juga menemukan titik terang. Belum ada tersangka.
Ke 2 almarhumah, Putra Almarhumah Tuti dan suaminya Yosef, bertahun-tahun berkecimpung dalam 1 yayasan yang mereka dirikan. Nama yayasan tersebut “Yayasan Bina Prestasi Nasional”, yang bergerak di bidang pendidikan.
Yang menjadi keprihatinan kami, Ternyata Youris dan keluarganya adalah pendiri sekaligus merangkap pembina dan pengurus yayasan. Mereka memperoleh imbalan besar dari pemasukan yayasan. Sedangkan Undang-undang yang ada melarang pendiri, pembina, pengawas, dan pengurus suatu yayasan menerima imbalan dari yayasan yang mereka dirikan.
Youris selaku pengurus (ketua umum yayasan) di berbagai media massa nasional mengaku dengan tegas dia menerima gaji Rp 12 juta per bulan. Amalia Mustika Ratu (korban yang adalah adik kandung Youris) menerima gaji Rp 10 juta per bulan, dengan posisi sekertaris yayasan. Korban Tuti Suhartini yang adalah ibu kandung Youris, menerima gaji Rp 10 juta per bulan sebagai imbalan untuk posisi bendàhara.
Pengakuan gaji ini mungkin saja jauh lebih kecil dibanding aslinya.
Isi petisi selengkapnya bisa dilihat di sini
Hingga berita ini diunggah belum ada pernyataan resmi dari kubu mereka.
Di bagian lain, justru Yoris kini tengah asyik refreshing setelah kasus yang menguras emosinyaberjalan lima bulan.
Di akun youtube Yoris and Family terbaru, kakak Amalia Mustika Ratu ini tampak asik bermain mobil remote control yang dibelinya dari sebuah toko mainan.
Yoris juga menunjukkan koleksi mobil remote control miliknya.
Di unggahan sebelumnya, Yoris juga memamerkan kebersamaan keluarganya saat berlibur di sejumlah lokasi wisata.
Selama ini, Yoris memang jarang mereaksi kabar terkait kasus pembunuhan ibu dan adiknya.
Terakhir, dua minggu lalu Yoris tampil bersama ayah dan kerabatnya yang juga Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal Alim.
Saat itu Yoris sempat ditanya harapannya terakit kasus yang menimpa ibu dan adiknya.
Dia meminta doa masyarakat agar kasus ini segera terungkap.
Komitmen Kapolda Jabar
Kapolda Jabar Irjen Suntana kembali menegaskan komitmennya untuk menuntaskan pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Hingga hari ini, pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu pada Rabu (18/8/2021) atau sudah hari ke-170 ini belum terungkap.
Seperti diketahui, sejak merilis sketsa terduga pembunuh di Subang tersebut, hingga saat ini penyidik Polda Jabar belum merilis kelanjutan kasus tersebut.
Bahkan, penyidik Polda Jabar juga tidak memanggil saksi-saksi lagi untuk dimintai keterangan. Sekadar diketahui, penyidik telah memeriksa 69 saksi.
“Untuk kejadian di Subang mohon doanya, target saya awal tahun ini, penyidik sedang mengumpulkan fakta-faktanya."
"Mohon kesabarannya, saya berkomitmen terhadap kasus ini," ujarnya, 29 Januari 2021.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jabar Kombes Pol Yani Sudarto mengatakan, polisi sudah mengambil langkah-langkah penyidikan.
Langkah-langkah tersebut adalah olah tempat kejadian perkara (TKP) sebanyak 5 kali, dua kali autopsi, dan memeriksa 69 orang saksi.
"Saksi 69 yang sudah diperiksa, 15 di antaranya dari keluarga, 11 saksi yang saat itu melintas di TKP, 32 saksi untuk menentukan alibi, sedangkan 11 saksi lain tidak berhubungan dengan peristiwa tapi diambil keterangannya," ujar Yani di Mapolda Jabar, 29 November 2021.
Yani menyampaikan, polisi juga sudah memeriksa tujuh saksi ahli.
Pihaknya juga melakukan analisis terhadap closed circuit television (CCTV) di puluhan titik lokasi.
"Analisis IT termasuk analisis terhadap CCTV yang kurang lebih ada 40-50 titik sepanjang 50 Km," bebernya.
Polisi juga sudah mendapat sketsa wajah terduga pelaku.
Sketsa tersebut merupakan hasil analisis tim Inafis Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
"Kami sudah melakukan langkah memeriksa saksi potensial dengan mendapatkan sketsa wajah dari terduga yang potensial dalam kasus tersebut," ujarnya.
Petunjuk yang ditemukan polisi
Berdasarkan catatan Kompas.com, pihak kepolisian telah menemukan sederet petunjuk.
Petunjuk-petunjuk itu, yakni bercak darah di kamar korban dan mobil tempat dua korban ditemukan, jejak kaki, serta sidik jari.
Polisi juga menemukan papan penggilasan dengan bercak darah yang disembunyikan di rak barang bekas, pisau, dan pakaian korban.
Dari rekaman kamera CCTV ditemukan petunjuk bahwa pembunuhan ibu dan anak tersebut berkaitan dengan mobil Avanza putih dan sebuah sepeda motor.
Berdasarkan hasil penyelidikan, diduga kuat pelaku memiliki akses keluar masuk rumah.
Hal ini terlihat dari tidak ditemukannya kerusakan di pintu rumah korban.
Dugaan perampokan pun telah gugur, lantaran tidak ditemukan barang berharga yang hilang, kecuali ponsel Amalia.