Kampung Miliarder Tuban
FAKTA KAMPUNG MILIARDER Desa Sumurgeneng Tuban: Jadi OKB Setahun, Harta Tinggal 50 Juta & Menyesal
Berikut fakta Kampung Miliarder di Desa Sumurgeneng Tuban, setelah lahannya dibeli oleh Pertamina dan Rosneft Rusia.
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Berikut fakta Kampung Miliarder di Desa Sumurgeneng Tuban, setelah lahannya dibeli oleh Pertamina dan Rosneft Rusia.
Diberitakan sebelumnya, pada 2021 lalu sebuah video viral di media sosial yang menunjukkan kondisi Desa Sumurgenung, Tuban, yang mana warganya mendadak menjadi miliarder dan memborong ratusan mobil.
Setelah setahun menikmati kekayaan hasil dari menjual lahan, kini warga di Desa Sumurgenung, Tuban, justru mengaku sangat menyesal.
Dirangkum dari laporan reporter SURYA.co.id di lapangan, berikut beberapa fakta selengkapnya.
1. Warga menyesal
Kisah warga Kampung Miliarder di Kecamatan Jenu, belum selesai.
Setelah mendapat ganti rugi penjualan lahan untuk proyek kilang minyak pertamina grass root refinery (GRR) di kecamatan setempat, kini kabar tak mengenakkan datang.
Hal itu diketahui saat unjuk rasa warga enam desa di ring perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia, Senin (24/1/2022), di antaranya Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.
Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.
Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak lagi memiliki penghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, iapun terpaksa harus menjual sapi ternaknya.
"Sudah tak jual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ujarnya di sela-sela aksi demo.
Hal lain juga disampaikan Mugi (60), warga kampung miliarder lainnya.
Seusai menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah tersebut, kini ia kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen.
Jika biasanya bisa mendapat Rp 40 juta saat panen, sekarang sudah tak lagi mendapat hasil tersebut.