Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Akhirnya Danu Curhat Kondisinya Dicecar Penyidik Kasus Subang, Syok dan Trauma, Pantas Berubah-ubah?
Nama saksi Muhammad Ramdanu alias Danu terus menjadi sorotan dan dicurigai terlibat dalam kasus yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu
SURYA.CO.ID, SUBANG - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat sudah berjalan lima bulan, namun polisi belum juga mengungkap dalang dan pelakunya.
Nama saksi Muhammad Ramdanu alias Danu terus menjadi sorotan dan kerap dicurigai terlibat dalam kasus yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Terbaru, Danu dicurigai Kepala Desa Jalancagak Indra Zainal Alim yang tak lain masih kerabatnya.
Sebelumnya, Danu juga disudutkan kuasa hukum Yoris Raja Amanullah dan Yosef Hidayah, Rohman Hidayat karena kerap memberikan keterangan berubah-ubah di depan penyidik.
Tak banyak yang tahu bagaimana perasaan Danu saat memberikan keterangan di depan penyidik sehingga kerap berubah-ubah.
Baca juga: TERBARU KASUS SUBANG, Giliran Kades Jalancagak Curigai Danu, Tahu Mayat di Alphard Sebelum Inafis?
Dalam channel youtube Monogram Production , Danu akhirnya membeber prasaannya bolak-balik dipanggil polisi.
"Kalau sudah masuk (ruang penyidikan), subhanallah, tegang," katanya.
Danu pun mengakui pengalaman pertama dalam hidupnya itu sangat luar biasa.
"Itu luar biasa. Parah. Sumpah," akunya.
Dari belasan kali pemeriksaan, Danu mengaku paling lama diperiksa enam hingga sembilan jam.
Itu pun belum termasuk waktu tunggu yang tidak sebentar.
Pengalaman penyelidikan ini, diakui Danu jauh lebih menegangkan dibandingkan dipanggil guru BP (bimbingan konseling) ketika sekolah.
"Jadi, namanya juga baru pastilah syok, trauma. campur aduk," ungkapnya.
Meski merasa tekanannya sangat besar, Danu mengaku harus menguatkan mentalnya.
"Kuat-kuatin aja lah," ujarnya.
Kini, setelah lima bulan kasus pembunuhan ini berjalan, Danu mengaku masih belum tenang.
Bahkan, tidur pun dia tidak seperti sebelum kasus ini terjadi.
Untuk mengobati ketegangannya itu, hanya dilakukan dengan bermain game atau bermain dengan teman-temannya di warnet, tak jauh dari rumahnya.
Warnet ini sangat berjasa karena membuat dia bisa mengetik.
Disinggung hubungannya dengan Yoris, diakui Danu, sejak berpisah kuasa hukum dia sudah hilang kontak dengannya.
Meski begitu, hubungannnya selama ini tidak ada masalah.
"Komunikasi udah enggak. Tapi biasa-biasa aja," kata Danu yang mengaku belum menghubungi Yoris lebih dahulu setelah pecah kongsi.
Danu berharap, kasus ini cepat selesai dan tidak berlarut-larut sehingga dia bisa mewujudkan keinginnannya untuk kerja ke luar Subang.
"Kerja apa aja, yang penting halal.
Semoga cepet terungkap, ya kasihan almarhumah. Bibi sama Amel mungkin dia ingin keadilan," katanya.
Sebelumnya, kuasa hukum Danu, Ahmad Taufan Soedirjo beralasan keterangan yang berubah-ubah dalam penyelidikan itu adalah hal wajar.
Bahkan, menurut Taufan tidak hanya Danu yang melakukan itu.
"Kita juga pernah jadi kuasa hukum Yoris. Emangnya Yoris tidak berubah? ada yang berubah," kata Taufan.
Menurutnya, keterangan saksi yang berubah-ubah itu juga kerap terjadi pada kasus-kasus sebelumnya yang dia tangani.
Karena itu, dia justru tergelitik jika ada saksi yang memberikan keterangan berubah-ubah dicurigai sebagai pelaku.
Taufan justru curiga pihak Rohman yang seorang-olah faham benar terkait BAP karena harusnya itu bersifat rahasia.
"Malah saya curiga, ada apa ini antara penyidik dan pengacara Pak Yoris/Yosef, sepertinya kok tahu banget dalamnya BAP. BAP itu rahasia," katanya.
Rohman lalu memberikan pesan ke kubu Yosef agar tidak memberikan statemen yang menuduh atau memojokkan pihak lain.
"Masyarakat kita udah pinter.
Kita bukan kapasitis menuduh, kita urus klien kita masing-masing, Investiagasi, pastikan klien kita tidak bersalah.
Yang patut menduga-duga, mencurigai itu biarlah polisi.
Polisi sudah tingkat internasional," katanya.
Terkait statemen Rohman yang menyebut Yoris mendengar Danu menudih Yosef dan Mimin sebagai pelaku kasus ini, Taufan memastikan statemen itu tidak berdasar.
"Kami pada saat itu jadi kuasa hukum mereka. Gak pernah mereka diperiksa satu ruangan," katanya.
Agar masalah ini segera tuntas, Taufan berencana membuat sebuah kronologis lengkap versi mereka.
Kronologi ini nantinya akan dikirimkan ke Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Jabar Suntana.
"Kita sama-sama sampaikan kronmologis versi kita.
Nanti kita kirimkan ke Presiden Jokowi, Kapolri dan Kapolda.
Ini kronologis dan asumsi dugaan kami, untuk bisa menjadi tambahan petunjuk bagi kepolisian," katanya.
"Kita gak usah bercuap-cuap di media," katanya.
Dicurigai Kades Jalancagak

Terbaru, Kepala Desa Jalancagak Indra Zainal Alim, membuat video yang seolah memojokkan saksi Muhammad Ramdanu alias Danu.
Indra Zainal Alim melalui akun youtube Indra Zainal Chanel kembali mengulik pengakuan Danu tentang kejadian pembunuhan itu, lalu menuliskan asumsinya dalam video tersebut.
Di antaranya terkait pengakuan Danu ketika pagi-pagi Yosef datang ke rumahnya untuk mengabarkan bahwa Tuti dan Amel diculik.
Saat itu, Danu segera bangun dari tidurnya dan langsung menuju ke TKP.
Di rumah TKP Danu melihat sudah ada Yosef Hidayah dan warga.
Danu juga mengaku sempat masuk ke dalam rumah untuk melihat area kamar hingga pintu belakang.
Dia juga sempat melihat rumah acak-acakan dan darah di TKP.
Setelah itu dia ke luar diikuti Yosef.
Selesai menceritakan hal itu, Danu lalu mengaku mendengar perkataan warga bahwa jenazah ada di bagasi.
Hal ini lah yang disoroti Indra Zainal.
"Keterangan yang lain hanya kaki, tapi keterangan Danu jenazah," tulis Indra di videonya.
Setelah itu Danu lalu melihat Yosef melongok ke mobil dan Danu meyakini kalau Yosef melihat Amel dan Tuti di dalam mobil.
Ini lagi-lagi menjadi catatan Indra.
"Dari cepatnya danu datang, masuk keluar TKP sudahkah tim Inafis datang?"
Sampai Danu meyakini jenazah Amel dan bu Tuti di bagasi, sedangkan keterangan warga dan pak yosef hanya terlihat kaki," tulis Indra lagi.
Keterangan lain Danu yang membuat Indra curiga adalah saat Danu mengaku menangis di pinggir jalan dan menyampaikan sesuatu ke Wahyu, kepala sekolah di yayasan Yosef.
Saat itu, Danu mengatakan ke Wahyu kalau Amel dan Tuti sudah meninggal di bagasi.
"Danu tidak melihat tapi sudah tahu ibu Tut dan Amel di bagasi,"
"Sudah ada kah tim inafis sekitaran jam ini sampai danu sudah tau ada ibu dan amel di bagasi," tulis Indra lagi.
Memperkuat kecurigaannya tentang Danu, Indra lalu mengunggah kembali video pengakuannya di sebuah channel youtube.
Di video itu, Indra menyebutkan bahwa dia diberitahu ketua RT tentang kejadian itu pada pukul 07/30 WIB.
Saat itu, informasinya masih perampokan, bukan pembunuhan.
Lalu, jam 07.45 dia mendatangi TKP dan dia melihat sudah banyak orang, sudah ada kepolisian sektor Jalan Cagak.
Saat itu lah dia ditanya oleh polisi tentang kaki yang terlihat dari dalam mobil.
"Nah, kebetulan pada waktu itu, saya melihat dan masuk minta izin ke daerah TKP, saya datang. Saya didatangi oleh seorang anggota polisi dan bertanyab pak kades, hafal gak itu kaki siapa.
Pada waktu saya bilang, itu kaki wak tuti. Saya hafal betul," katanya.
Pengakuan Indra ini ingin memperkuat bahwa sebelum tim Inafis datang, tidak ada yang tahu kalau ada dua jenazah di dalam mobil Alphard.
Itu artinya, dia mencurigai keterangan Danu yang mengaku sudah tahu ada jenazah Tuti dan Amel di dalam mobil Alphard sebelum tim Inafis datang.
Unggahan Indra ini pun langsung mendapat banyak reakssi.
Ada yang mendukung langkah Kades ikut membantu mengungkap kasus ini, namun tidak sedikit yang justru membully karena keterpihakan Indra pada salah satu pihak di kasus ini.
Hingga berita diunggah, belum ada tanggapan dari kuasa hukum Danu terkait kecurigaan Indra tersebut. (tribun jabar/berbagai sumber)
Ikuti berita selengkapnya terkait pembunuhan ibu dan anak di Subang >>>