Berita Lamongan

Keripik Kulit Ikan Patin khas Lamongan Ikut Pameran UMKM di Jakarta; Bupati Sudah Rasakan Gurihnya

keripik kulit ikan patin ternyata sudah meraih banyak peminat. Bahkan sudah menembus sebagian pasar tanah air dan luar negeri.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi berkunjung ke rumah produksi camilan keripik kulit ikan patin di Desa Waruwetan, Kecamatan Pucuk, Selasa (23/11/2021). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Seperti siap menyaingi popularitas kerupuk rambak yang terlebih dahulu lahir, kerupuk dari olahan kulit ikan patin khas Lamongan, perlu pembinaan lebih jauh agar semakin berkembang. Ini setelah keripik kulit ikan patin karya pelaku UMKM Lamongan, mendapat kesempatan dinikmati semua orang Indonesia pada pameran UMKM di Jakarta, Kamis (25/11/2021).

Diproduksi di usaha rumahan milik pasutri Achmad Zanuar dan Elinda Eka Nurcahya, warga Desa Waruwetan, Kecamatan Pucuk Lamongan, keripik kulit ikan patin ternyata sudah meraih banyak peminat. Bahkan sudah menembus sebagian pasar tanah air dan luar negeri.

Camilan ini akan terbang ke Jakarta mengikuti pameran UMKM yang diselenggarakan PT Harapan Bangsa Kita oleh Kaesang Pangarep dan akan dihadiri oleh Presiden Jokowi. Sebelumnya produk ini menarik minat Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin saat berkunjung ke Surabaya.

Menurut Elinda, produksi keripik kulit ikan patin dengan merek dagang “Nyonya Patin” ini terpilih bersama lima produk UMKM lainnya, dan menjadi satu-satunya yang berasal dari Jawa Timur.

“Nyonya Patin ini masuk dalam top 25 produk UMKM yang diselenggarakan oleh salah satu marketplace dan sekarang terpilih mengikuti pameran tersebut,” ungkap Elinda.

Elinda menyebutkan bahwa Nyonya Patin berdiri sejak tahun 2018 dan awalnya hanya dijual di sekitar tempat tinggalnya saja. Namun saat ini sudah berkembang dan memiliki konsumen di hampir seluruh wilayah di Indonesia bahkan menjangkau pasar internasional seperti Srilangka, Turki, Singapura bahkan Arab Saudi.

“Melalui teman-teman saya yang banyak tersebar di luar negeri, awalnya hanya pesan. Lalu banyak peminatnya sampai sekarang, " ungkap Elinda.

Bahkan pelanggan di Arab Saudi sudah order kedua kalinya tetapi masih tertunda akibat pandemi Covid-19. "Meskipun tidak banyak, Alhamdulillah sekarang juga melayani pesanan dari Belanda, " katanya.

Selama proses produksi keripik kulit ikan patin ini, Elinda juga memberdayakan para tetangga serta masyarakat lokal sebagai tenaga kerja produk rumahan tersebut. Elinda menambahkan, pemasarannya telah tergabung dengan marketplace untuk memudahkan keterjangkauan konsumen.

Ide membuat keripik kulit ikan patin itu muncul ketika suaminya, Zanuar, bekerja di salah satu perusahaan penyedia jasa pengiriman ikan. Di pabrik tempat pengiriman, Zanuar melihat ikan-ikan yang disetor di pabrik hanya diambil dagingnya saja, sementara kulitnya dikupas dan dipisahkan.

Dari situlah akhirnya muncul ide untuk mengolah kulit ikan patin supaya mempunyai nilai ekonomis. Zanuar kemudian pulang sambil membawa kulit ikan patin sebagai hadiah ulang tahun untuk istrinya. Kemudian kulit ikan patin itu diproses dan dijual, ternyata laku keras.

Sejauh ini proses produksi keripik kulit ikan patin tidak menemui kendala. Karena selain bahan bakunya cukup melimpah, proses pengolahannya juga cukup mudah. “Proses pembuatannya cukup sederhana, kulit ikan patin dicuci berulang kali sampai benar-benar bersih, kemudian dibumbui hingga merata, lalu digoreng,” terang Elinda.

Keripik kulit ikan patin Nyonya Patin tersedia dalam tiga varian rasa, yaitu rasa original, sapi panggang dan rasa telur asin dengan harga terjangkau. Untuk varian original dan sapi panggang, dibanderol Rp 25.000, dan varian telur asin Rp 40.000 dalam kemasan 160 gram.

Selasa (23/11/2021) lalu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi juga berkunjung ke rumah juragan keripik kulit patin ini. Dan Yuhronur mengungkapkan, bahwa produk unik khas Lamongan itu bisa menjadi motivasi bagi para pelaku UMKM lainnya di Lamongan.

"Alhamdulillah produk Lamongan bisa diterima di luar daerah bahkan sampai mancanegara. Ini bukti bahwa UMKM kita bisa bangkit di saat pandemi," ungkap Yuhronur yang mencicipi keripik itu lebih renyah namun gurih, dibandingkan kerupuk rambak dari kulit sapi.

Setelah melihat potensi usaha keripik kulit ikan itu, Yuhronur menyerahkan kepada Disperindag dan Dinas Koperasi, agar dikembangkan. Disperindag dan Dinas Koperasi akan melakukan pembinaan lebih lanjut, baik dari sisi produksi, pengemasan maupun pemasaran untuk membangkitkan UMKM di Lamongan. "Ini langkah nyata membangkitkan kembali geliat perekonomian di Lamongan," pungkasnya. ***

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved