Biodata TB Hasanuddin Purnawirawan yang Ikut Telusuri Kericuhan Anak Jenderal dan Ibu Arteria Dahlan
TB Hasanuddin ikut turun tangan terkait kericuhan antara ibu Arteria Dahlan dan seorang perempuan yang mengaku anak jenderal TNI. Ini biodatanya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.CO.ID, JAKARTA - Simak profil dan biodata TB Hasanuddin, purnawirawan yang ikut turun tangan terkait kericuhan antara ibu Arteria Dahlan dan seorang perempuan yang mengaku anak jenderal TNI bintang 3.
Diketahui, kasus video viral perseteruan ibu Arteria Dahlan dengan perempuan yang mengaku anak Jenderal TNI bintang 3 di Bandara Soekarno Hatta, masih menjadi sorotan.
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengungkapkan pihaknya telah melakukan penelusuran terkait kericuhan tersebut.
Salah satu informasi yang diperoleh Hasanuddin, ternyata yang terlibat kericuhan bukan hanya si perempuan, tetapi juga seorang pria yang diduga anggota TNI yang disebut-sebut berpangkat Brigjen.
Lantas, seperti apa sosok TB Hasanuddin?
Baca juga: Perempuan Anak Jenderal TNI Ngaku Kenal Megawati, PDIP Sarankan Arteria Dahlan Pilih Jalan Damai
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Tubagus Hasanuddin lahir di Majalengka, Jawa Barat, pada 8 September 1952 dan lebih dikenal dengan nama TB Hasanuddin.
Seperti dilansir dari Tribunnewswiki dalam artikel 'TB Hasanuddin'
Ia merupakan tokoh militer Indonesia yang sempat menduduki berbagai posisi di TNI.
Setelah memasuki masa purna tugas atau pensiun, TB Hasanuddin memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai PDI Perjuangan.
Beberapa waktu yang lalu, TB Hasanuddin juga maju sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2018.
Kini, TB Hasanuddin terpilih sebagai Anggota DPR RI periode 2019-2024.
TB Hasanuddin adalah lulusan AKABRI 1974.
Setahun kemudian, ditugaskan di Batalyon Kodam Siliwangi hingga tahun 1983.
TB Hasanuddin juga pernah dipercaya sebagai Instruktur AKABRI Magelang selama dua tahun.
Setelah itu, dipindah untuk bertugas di Kodam I Aceh hingga tahun 1989.
Karier militer TB Hasanuddin kian melejit.
TB Hasanuddin mengajar di SESKOAD Bandung serta menjadi Komandan Sektor Pasukan Perdamaian PBB di Irak pada tahun 1992 selama dua tahun.
Setelah melakukan tugas tersebut, TB Hasanuddin kembali ke Indonesia dan berdinas di Kostrad dan Kodam Jaya.
Karier militernya belum berhenti.
TB Hasanuddin pernah menjadi ajudan Wakil Presiden Try Sutrisno dan Presiden BJ Habibie.
Selanjutnya, TB Hasanuddin menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono hingga tahun 2005.
TB Hasanuddin pensiun dari TNI dengan pangkat Mayor Jenderal.
Setelah pensiun, TB Hasanuddin memasuki dunia politik.
Pada pemilihan legislatif 2009, TB Hasanuddin berhasil melenggang ke Senayan.
Pada periode berikutnya, TB Hasanuddin kembali terpilih sebagai anggota DPR RI.
Bahkan sempat mengisi posisi sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI.
Namun kemudian mengundurkan diri dari DPR RI karena mengikuti kontestasi Pilkada Jawa Barat 2018.
Kala itu, posisi TB Hasanuddin digantikan oleh anggota Fraksi PDIP, Bambang Wuryanto.
TB Hasanuddin maju dalam Pilkada Jawa Barat 2018 sebagai Calon Gubernur Jawa Barat didampingi oleh Anton Charliyan.
Namun, keduanya gagal terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
Pasangan tersebut hanya memperoleh 12,62% suara.
Gagal memperebutkan kursi Jabar 1, TB Hasanuddin kembali mencalonkan diri sebagai calon legislatif.
TB Hasanuddin kembali mendapatkan kursi di Senayan setelah memperoleh 104.332 suara mewakili Daerah Pemilihan Jawa Barat IX dari Fraksi PDI Perjuangan.
Riwayat jabatan:
- Batalyon Kodam Siliwangi (1975-1983)
- Instruktur AKABRI Magelang (1983-1985)
- Kodam I Aceh (1985-1989)
- Dosen SESKOAD Bandung (1989-1992)
- Komandan Sektor Pasukan Perdamaian PBB di Irak (1992-1993)
- Bertugas di Kostrad (1993-1994)
- Bertugas di Kodam Jaya (1994-1996)
- Ajudan Wapres Try Sutrisno (1996)
- Ajudan Presiden BJ Habibie (1998-1999)
- Kastaf Garnisun Jakarta (1999-2001)
- Sekretaris Militer Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004)
- Sekretaris Militer Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2005)
- Staf Mabes TNI AD (2005-2009)
- Wakil Ketua Komisi I DPR RI (2009-2014)
- Anggota Komisi I DPR RI (2014-2018)
Penghargaan:
- Satya Lencana Kesetiaan 24 Tahun
- Satya Lencana Dwidya Sista
- Satya Lencana Wira Karya
- Satya Lencana Penugasan PBB
- Santi Dharma Garuda XI
- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
- Bintang Yudha Dharma Nararya.
Ikut telusuri kericuhan perempuan anak jenderal TNI dan ibu Arteria Dahlan
Terbaru, anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengungkapkan pihaknya telah melakukan penelusuran terkait kericuhan antara anggota DPR RI Arteria Dahlan dan ibunya dengan seorang perempuan yang mengaku keluarga pejabat TNI.
Menurut Hasanuddin, dari informasi yang diperoleh ternyata yang terlibat kericuhan bukan hanya perempuan itu, tetapi juga seorang pria yang diduga anggota TNI yang disebut-sebut berpangkat Brigjen.
"Dari informasi yang kami dapat, ternyata perempuan itu bersama pria berpangkat Brigjen. Terkait hubungan keduanya masih kami telusuri," kata Hasanuddin saat dikonfirmasi, Senin (22/11/2021).
Hasanuddin mengatakan, mobil militer dengan nomor 75194-03 yang digunakan perempuan dan pria tersebut adalah kendaraan dinas milik Kodam Jayakarta.
"Kendaraan tersebut digunakan oleh Brigjen TNI yang kini telah pindah tugas ke BIN. Saat ini kasusnya sedang diinvestigasi oleh pejabat berwenang dalam hal ini Polisi Militer," kata Hasanuddin.
Hasanuddin mengatakan, awal kejadian adalah kericuhan saat turun dari pesawat.
Arteria Dahlan yang saat itu bersama ibunya sempat dimaki perempuan yang mengaku keluarga jenderal TNI.
"Dari kasus diatas saya berharap tidak berkepanjangan dan dapat diselesaikan secara kekeluargaan," katanya.
Arteria Dahlan membeberkan peristiwa yang menimpa diri dan keluarganya saat dimaki perempuan yang mengaku anak jenderal.
Diketahui, peristiwa tersebut viral setelah Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, memposting hal tersebut dalam Instagram.
"Pada saat itu kan yang posting Pak Roni (Ahmad Sahroni) tanpa sepengetahuan saya," kata Arteria di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/11/2021).
Dia sendiri menyebut bahwa tak ingin konfliknya viral, terlebih TNI baru saja melantik Panglima TNI yang baru dan TNI AD memiliki KSAD yang baru.
"Saya sangat menghormati Pak Panglima, adiknya itu mantan Kapolres, sudah kaya adik saya itu Pak Birawa. Kami menghormati juga Pak Jenderal Dudung," katanya.
Lebih lanjut, Arteria merasa perempuan yang memaki ibunya tersebut menunjukkan arogansi secara berlebihan.
Meski demikian, Arteria tidak mempersoalkannya. "Waktu dulu saya kan mahasiswa saya dikejar-kejar tentara untuk memperjuangkan yang seperti ini, arogansi-arogansi yang berlebihanlah, itu ajaa kita nggak punya apa-apa. Saya nggak punya uang, kekuasaan, dan jaringan. Yang seperti ini saya koreksi," katanya.
Di sisi lain, Arteria menekankan tidak bermaksud melawan TNI hanya karena perselisihan dengan perempuan tersebut.
Dia hanya tidak ingin ada kekuasaan yang disalahgunakan.
"Ini saya tak mau melawan TNI. Kami ingin yang bersangkutan kalau ada kekeliruan ngaku aja udah, ngaku salah, jalani proses, jangan sibuk mempertontonkan dia orang yang berkuasa gitu lah. Saya bukan orang berkuasa, saya orang biasa. Kebetulan aja saya jadi anggota DPR," katanya.
Sebelumnya, insiden tersebut dibagikan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni dalam akun instagramnya, Minggu (21/11/2021).
Sahroni membagikan unggahan video yang menyebut ibunda Arteria yang tengah dimaki oleh seorang wanita.
"Sahabat saya Arteria Dahlan @arteriadahlan baru kejadian di bandara seperti terlihat di video. Dan si perempuan memaki-maki orang tua sahabat saya, bagaimana menurut kalian?? Pantas kah wanita yang di video seperti itu kepada seorang Ibu kita?" tulis Sahroni.
Sahroni juga menyebut, wanita yang memaki ibunda Arteria Dahlan ini menggunakan mobil dinas TNI berwarna hijau.